Categories: Voice Of America

Aktivis Protes Industri Bahan Bakar Fosil di KTT Iklim COP28

Jaber menegaskan bahwa industri bahan bakar fosil harus diikutsertakan dalam KTT. Ia menegaskan bahwa perusahaan minyak dan gas harus menjadi bagian dari diskusi untuk mengatasi perubahan iklim.

Aktivis masyarakat adat Thomas Joseph dari California mengatakan ia khawatir bahwa industri bahan bakar fosil “memimpin negosiasi” menuju hasil “bisnis seperti biasa”.

Sementara itu, aktivis Filipina, Jainno Congon, 24, mengatakan teknologi penangkap karbon yang dianjurkan beberapa orang adalah “gangguan berbahaya” dan “solusi palsu” untuk mengatasi perubahan iklim.*

Sementara itu, sebuah kelompok lingkungan mengajukan gugatan ke organisasi internasional, menuduh lembaga kredit ekspor Amerika masih menginvestasikan dana pembayar pajak ke dalam proyek bahan bakar fosil di luar negeri meskipun pemerintah berjanji akan mengakhiri investasi tersebut.

Gugatan yang diajukan Friends of the Earth ke Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) itu menuduh pembiayaan proyek besar minyak dan gas di luar negeri oleh Bank Ekspor-Impor (EXIM) melanggar janji pemerintahan Biden untuk menghentikan pendanaan publik internasional untuk bahan bakar fosil.

Dikatakan bahwa EXIM belum mengambil tindakan substantif untuk mengurangi portofolio proyek dan transaksi emisi gas rumah kaca, dan tidak mengungkap seluruh cakupan emisi yang akan timbul sebagai dampaknya.

EXIM dalam pernyataan kepada Reuters mengatakan pihaknya berupaya menyelaraskan dengan agenda iklim pemerintah sambil mematuhi aturan yang melarang diskriminasi hanya berdasarkan industri, sektor, atau bisnis. “Setiap perubahan terhadap Piagam EXIM harus disahkan melalui tindakan Kongres,” kata pernyataan itu.

Presiden EXIM Reta Jo Lewis mengunjungi Dubai minggu ini sebagai bagian dari delegasi Amerika ke KTT iklim COP28, di mana Amerika mendukung pengurangan bahan bakar fosil secara bertahap.

Friends of the Earth mengatakan bahwa dari 2017 hingga 2021, EXIM mendanai proyek bahan bakar fosil $5,78 miliar sementara hanya $120 juta untuk energi bersih. Kelompok lingkungan itu mengatakan bahwa EXIM juga sedang mempertimbangkan proyek-proyek bahan bakar fosil baru, termasuk kilang besar minyak di Indonesia, kilang minyak di Bahama, turbin gas di Irak, dan pembelian gas alam cair oleh raksasa perdagangan komoditas Trafigura.

“Bank itu berulang kali tidak memikul tanggung jawabnya atas dampak dukungannya terhadap bahan bakar fosil terhadap masyarakat dan memperburuk perubahan iklim,” kata Kate DeAngelis, manajer program keuangan internasional senior Friends of the Earth. Kelompok tersebut mengatakan OECD memiliki kekuatan untuk memaksakan proses mediasi jika gugatan itu didukung.

OECD tidak segera membalas permintaan komentar dari Reuters./VOA

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BP Batam Evaluasi Kinerja dan Target Capaian Penerimaan, Pendapatan dan Belanja Badan Usaha Tahun 2024

BATAM - Direktorat Peningkatan Kinerja dan Manajemen Risiko BP Batam mengadakan rapat kerja Rencana Strategis…

1 hari ago

BEI, Catat Perusahaan Baru Terbanyak di ASEAN

Jakarta - Sebagai tempat berlangsungnya transaksi perdagangan efek di pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI)…

1 hari ago

BP Batam Dukung Sinergi Pengelolaan dan Penataan Kewenangan Kepelabuhanan di KPBPB Batam

BATAM - Batam, 19 September 2024 – Dalam rangka mendukung pelaksanaan monitoring dan evaluasi kebijakan…

1 hari ago

AFJ Gelar Festival Mini Suarakan Kesejahteraan Ayam Petelur

YOGYAKARTA - Animal Friends Jogja (AFJ) kembali menghadirkan AFJ F.A.I.R #2 (Farmed Animals Initiative Response)…

1 hari ago

NextHub Global Summit 2024: Kolaborasi Kemenkominfo dan Nexticorn Foundation Dorong Ekosistem Startup Nasional

Kementerian Kominfo dan Nexticorn Foundation akan menyelenggarakan NextHub Global Summit 2024 di Bali, 23-25 September,…

1 hari ago

Direktur PT Inti Hosmed jadi Tersangka Kasus Penipuan Rp9,6 Miliar

SLEMAN - Kepolisian Resor Kota(Polresta) Sleman, Yogyakarta menetapkan Direktur PT Inti Hosmed selaku pengembang kawasan…

1 hari ago

This website uses cookies.