Amazon akan PHK Lebih dari 18.000 Karyawan

Kepala Eksekutif raksasa e-commerce Amerika Serikat (AS) Amazon, Andy Jassy, pada Rabu (4/1) mengatakan perusahaan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap lebih dari 18.000 karyawan. Perampingan tersebut dilakukan sebagai bagian dari rencana korporasi yang telah diungkapkan sebelumnya.

Keputusan PHK, yang akan dilakukan mulai 18 Januari, sebagian besar akan berdampak pada organisasi e-commerce dan sumber daya manusia perusahaan, kata Jassy dalam sebuah catatan.

PHK itu mencapai 6 persen dari sekitar 300.000 orang tenaga kerja korporat Amazon dan mewakili perubahan cepat bagi pengecer yang baru-baru ini menaikkan batas gaji dasarnya untuk bersaing lebih agresif demi mendapatkan pegawai berbakat.

Logo perusahaan ‘amazon’ terlihat di fasad gedung perusahaan di Schoenefeld dekat Berlin, Jerman, Jumat, 18 Maret 2022. (Foto: AP/Michael Sohn)

Amazon memiliki lebih dari 1,5 juta pekerja termasuk staf gudang, menjadikannya perusahaan swasta terbesar kedua di AS setelah Walmart Inc.

Jassy mengatakan dalam catatannya bahwa perencanaan tahunan “menjadi lebih sulit mengingat ekonomi yang tidak menentu dan kami telah merekrut dengan cepat selama beberapa tahun terakhir.”

Amazon telah bersiap untuk menghadapi kemungkinan pertumbuhan yang melambat karena inflasi yang melonjak. Hal tersebut mendorong bisnis dan konsumen untuk menekan pengeluaran dan lebih lanjut, harga saham Amazon telah terkoresksi setengahnya dalam setahun terakhir.

Perusahaan mulai melakukan perampingan dari divisi perangkatnya pada November 2022. Seorang sumber mengatakan kepada Reuters bahwa saat itu Amazon menargetkan untuk mem-PHK sekitar 10.000 karyawan.

Industri teknologi kehilangan lebih dari 150.000 pekerja pada tahun 2022, menurut situs pelacakan Layoffs.fyi, sebuah jumlah yang terus bertambah. Salesforce Inc mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya berencana untuk memberhentikan sekitar 10 persen staf, yang berjumlah hampir 8.000 pada 31 Oktober.

Catatan Jassy tersebut mengikuti laporan di Wall Street Journal bahwa pengurangan itu akan mempengaruhi lebih dari 17.000 pekerjaan. Dia mengatakan Amazon memilih untuk mengungkapkan berita tersebut sebelum memberi tahu staf yang terkena dampak karena adanya kebocoran.

Amazon masih harus mengajukan pemberitahuan hukum tertentu tentang PHK massal, dan berencana untuk membayar pesangon.

“Amazon telah melewati ekonomi yang tidak pasti dan sulit di masa lalu, dan kami akan terus melakukannya,” kata Jessy./VOA

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Future Makers 2025: BINUS Bandung Tampilkan Semangat Creative Technology untuk Masa Depan

Bandung, 28 Oktober 2025 — Rangkaian kegiatan Future Makers 2025 yang diselenggarakan oleh BINUS University…

3 jam ago

Jaksa Cabut Banding Kasus TPPU Judi Online W88, Ini Kilas Balik Kasusnya

BATAM - Jaksa Penuntut Umum(JPU) Kejaksaan Negeri Batam telah mencabut perkara banding kasus tindak pidana…

4 jam ago

Misbakhun Dorong Skema Likuiditas dan Insentif Pajak untuk Sukseskan Program 3 Juta Rumah Prabowo

Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengusulkan penguatan skema likuiditas dan insentif fiskal bagi…

4 jam ago

Sidang Tuntutan Kasus Mini Lab Narkoba 2 Kali Tunda, Tuntutan Belum Siap Hingga Data SIPP PN Batam Sempat Gangguan

BATAM - Sidang Kasus Clandestine Mini Lab (Laboratorium Mini Rahasia) narkotika di Apartemen Kawasan Harbour…

6 jam ago

pixiv × hololive Indonesia Gelar “hololive Indonesia Art Battle!

Perusahaan pixiv Inc. yang kantor pusatnya berada di Shibuya, Tokyo dengan Yasuhiro Niwa sebagai CEO,…

7 jam ago

Resmi Hadir di Jakarta, Yumindo Gorden & Interior Memperkenalkan Standar Baru

JAKARTA, 4 Nopember 2025 – Yumindo Gorden & Interior, penyedia solusi penutup jendela terkemuka, hari…

10 jam ago

This website uses cookies.