Ketika ditanya kenapa akhirnya ASEAN memberi lampu hijau kepada Timor Leste, Farhana menjelaskan, itu terjadi karena lamaran untuk menjadi anggota ASEAN sudah diajukan Timor Leste sejak tahun 2011, dan Timor Leste menunjukkan keseriusan untuk memenuhi standar dan kriteria menjadi anggota ASEAN.
Arfin Sudirman, Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran menjelaskan keputusan ASEAN untuk menerima lamaran Timor Leste sebetulnya juga ditujukan untuk mencegah negara kecil itu menjadi lebih akrab dengan Australia. Apalagi, katanya, dari sisi geografis, Timor Leste bagian dari Asia Tenggara.
Namun, dia mengakui ada sisi pesimistis dengan bergabungnya Timor Leste ke dalam ASEAN.
“Yang pesimisnya itu seperti ketertinggalan Timor Leste dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara secara ekonomi, kualitas sumber daya manusia, kemudian infrastruktur, teknologi, ini sangat jauh sekali. Itu yang harus dikejar oleh mereka,” ujar Arfin.
Ia mempertanyakan apakah secara institusional Timor Leste sanggup mengejar semua ketertinggalan tersebut. Sandungan lainnya adalah Timor Leste pernah bersikap abstain menanggapi kudeta militer di Myanmar pada 1 Februari tahun lalu.
Kalau Timor Leste bergabung, Arfin mengatakan dampaknya bagi ASEAN adalah negara-negara anggota lainnya harus banyak memberikan pembinaan dan pendampingan khusus.
Dia menambahkan Timor Leste sangat tertarik bergabung dengan ASEAN karena dapat menikmati akses pasar yang lebih besar, bukan hanya dengan negara-negara ASEAN tapi juga dengan negara-negara mitra wicara ASEAN.
Timor Leste merdeka dari Indonesia melalui referendum yang diawasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1999. Tiga tahun kemudian, PBB mengakui Timor Leste dan menjadikannya sebagai negara demokrasi termuda di Asia.
Negara yang sekarang berpenduduk sekitar 1,3 juta orang tersebut mengajukan diri untuk menjadi anggota ASEAN sejak 2011. Waktu itu, Indonesia dan Malaysia mendukung tapi Singapura dan Laos menolak dengan alasan ada kesenjangan yang tinggi antara Timor Leste dengan negara-negara ASEAN lainnya dalam konteks ekonomi dan infrastruktur, sehingga dikhawatirkan tidak bisa mengejar ketertinggalan./VOA
Page: 1 2
Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…
BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…
Jakarta, 19 November 2024 - Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), pertumbuhan transaksi…
Indonesia Blockchain Week (IBW) 2024 sukses diselenggarakan pada 19 November 2024 di The Ritz-Carlton Pacific…
Jakarta, 20 November 2024 - BINUS UNIVERSITY, sebagai Perguruan Tinggi Indonesia berkelas dunia mengucapkan terima…
BATAM - Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam, H. Muhammad Rudi mengajak seluruh elemen…
This website uses cookies.