Wisatawan menyaksikan ombak tinggi di Pantai Parangtritis Yogyakarta, 19 Mei 2007. (Foto: REUTERS/Dwi Oblo)
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMGK) menyampaikan peringatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan lebat hingga sangat lebat di sebagian wilayah Indonesia. Tinggi gelombang empat hingga enam meter berpotensi terjadi secara merata di semua perairan di Indonesia.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Jumat (30/12), mengimbau masyarakat untuk waspada dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi hingga 4 Januari 2023. Hujan lebat hingga sangat lebat disertai kilat/petir dan angin kencang diperkirakan akan melanda sebagian besar wilayah di Tanah Air.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan cuaca di Indonesia dalam sepekan ke depan dipengaruhi oleh masih aktifnya monsun Asia, masih teridentifikasinya seruak dingin dan arus lintas ekuator meskipun melemah, dan hadirnya pola tekanan rendah bekas siklon tropis Ellie di Australia.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati (tengah) dalam jumpa pers di kantornya. (VOA/Fathiyah)
Selain itu, kata Dwikorita, tinggi gelombang laut di atas enam meter juga berpeluang terjadi di perairan Laut Natuna Utara, sedangkan tinggi gelombang empat hingga enam meter hampir merata di semua perairan Nusantara, di antaranya perairan Selatan Jawa Timur, Selat Makassar bagian selatan, laut Flores, Samudra selatan Bali, Laut Banda dan Laut Arafuru.
“Banjir rob juga masih akan terjadi di pesisir utara Jakarta (pada) tanggal 3 hingga 10 Januari, pesisir Banten tanggal 30 Desember sampai 5 Januari, pesisir Jawa Barat tanggal 30 Desember sampai 4 Januari,” jelas Dwikorita dalam konferensi pers secara daring.
Penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca
Deputi Bidang Penanganan Darurat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayor Jenderal TNI Fajar Setiawan, menjelaskan pihaknya juga mengimbau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di daerah, khususnya di Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Balim untuk siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah.
“Ini sudah terjadi, beberapa waktu yang lewat kami keliling Sulsel (Sulawesi Selatan-red), terjadi di sana banjir yang cukup masif diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi dengan beberapa titik longsor dan juga memakan korban jiwa meninggal dunia, mudah-mudahan tidak terjadi di daerah lain,” kata Mayjend Fajar Setiawan.
Banjir terjadi pada Selasa, 4 Februari 2020 di Kecamatan Tugu, Kota Semarang. (Foto: BPBD Kota Semarang)
BNPB juga memberikan fasilitas untuk mendukung penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN).
Page: 1 2
Dunia kuliner terus berkembang dan kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang terampil di bidang…
KAI Properti, anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (Persero), kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun…
Maraknya praktik jual-beli akun dan penyalahgunaan data pribadi di dunia digital menimbulkan kekhawatiran baru di…
Yuk ke CFD fX Sudirman 15 Juni! Ikuti event #HelloEnglish1 dari English 1 ada games…
BATAM - Ketua Kelompok Diskusi Anti 86(Kodat86), Tain Komari angkat bicara soal penanganan kasus dugaan…
Jakarta, 13 Juni 2025 – PT PP (Persero) Tbk (“PTPP”) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan…
This website uses cookies.