Categories: Lingga

Di Balik Yayasan Jumat Pagi, Ada Sosok Ir. Novrizal dan Relawan yang Tak Pernah Lelah

LINGGA – Dari langkah kecil yang dilakukan dengan tulus, sebuah gerakan sosial bernama Jumat Pagi berhasil tumbuh menjadi yayasan resmi yang konsisten menebar kebaikan sejak 2017.

Berawal dari kebiasaan berbagi di hari Jumat, kini gerakan ini menjelma menjadi wadah kolektif yang menjangkau masyarakat luas tanpa pamrih—semua digerakkan oleh hati dan niat baik.

Awalnya, Jumat Pagi hanya terdiri dari segelintir relawan yang rutin memberikan bantuan kepada warga yang sedang sakit atau hidup dalam keterbatasan. Tak ada seremoni, tak ada sorotan publik—semuanya dilakukan sederhana namun konsisten.

“Awalnya Jumat Pagi ini hanyalah komunitas kecil,” ujar Wendy Febrian, Sekretaris Yayasan Jumat Pagi, usai menyerahkan bantuan sembako kepada warga yang membutuhkan di Sekretariat Warung Rakyat, Sabtu (29/3/2025).

Tiga tahun pertama, gerakan ini berjalan tanpa nama besar atau struktur resmi. Tapi semangat gotong royong yang terus hidup di antara para relawan membuat gerakan ini bertahan. Hingga akhirnya di tahun 2020, dorongan dari Ir. Novrizal membawa angin segar: komunitas ini resmi berbadan hukum sebagai Yayasan Jumat Pagi.

“Baru pada tahun 2020, Bang Nov menggagas agar komunitas ini dijadikan yayasan. Di situlah awal formalnya,” kata Wendy.

Meski sudah hampir delapan tahun berjalan, Yayasan Jumat Pagi baru mulai membuka struktur organisasinya ke publik di tahun 2025. Bukan untuk pamer, tapi demi transparansi dan mengajak lebih banyak orang ikut bergerak bersama.

“Alhamdulillah sudah jalan lebih kurang delapan tahun. Tapi baru di tahun 2025 ini kami mempublikasikan siapa saja yang terlibat dalam Jumat Pagi,” jelas Wendy.

Gerakan ini punya satu prinsip unik: “selalu nol di hari Jumat.” Artinya, setiap donasi yang masuk langsung disalurkan habis di hari yang sama. Tak ada sisa, tak ada tabungan.

“Kita gak nyimpan. Setiap Jumat yang terkumpul langsung disalurkan. Hari itu juga. Makanya kita bilang khas-nya Jumat Pagi itu selalu setiap Jumat,” ungkap Wendy.

Bentuk bantuan pun fleksibel. Bisa sembako, makanan, atau uang tunai. Semua disesuaikan dengan kondisi lapangan. Seperti di bulan Ramadan, puluhan paket sembako dibagikan langsung oleh tim Jumat Pagi, termasuk oleh Ir. Novrizal, yang kini menjabat sebagai Wakil Bupati Lingga sekaligus Pembina Yayasan.

“Di struktur ada Pak Wabup, Pak Kadis PU, dan kawan-kawan relawan di Warung Rakyat. Pak Wabup (Ir. Novrizal) sosok yang selalu ada dibelakang Jumat Pagi. Alhamdulillah yang hingga hari ini selalu konsisten memberikan dukungan dan support,” tutur Wendy.

Berikut ini susunan pengurus Yayasan Jumat Pagi:

Pembina: Ir. Novrizal
Ketua: Yusdiandri
Sekretaris: Wendy Febrian
Bendahara: Edi Yanto
Anggota: Rival, Herza, Ferdhi Firdaus, Thamrin, Yuanda Dimansyah
Sekretariat yayasan ini berlokasi di Warung Rakyat, tempat yang kini menjadi titik kumpul sekaligus pusat operasional distribusi bantuan.

Menurut Wendy, meski lokasi ini sudah lama digunakan, baru dua tahun terakhir masyarakat mulai mengenalnya sebagai “markas” Jumat Pagi.

“Kita sebenarnya udah ada di situ dari lama, tapi baru dua tahun belakangan ini orang mulai tahu sekretariat Jumat Pagi,” ungkapnya.

Langkah membuka struktur pengurus juga dimaksudkan untuk menggugah kepercayaan publik, agar makin banyak donatur yang tergerak untuk menitipkan sebagian rezekinya melalui Jumat Pagi.

“Siapa saja dan berapa saja nominal boleh menitipkan rezekinya di Jumat Pagi, dan kita pastikan yang dititipkan sampai pada orang-orang yang lebih membutuhkan,” tambah Wendy.

Tidak seperti organisasi besar yang bergantung pada CSR perusahaan, Jumat Pagi hidup dari kekuatan donasi individu. Sistemnya gotong royong, partisipatif, dan terbuka. Semua orang bisa berkontribusi—baik sebagai donatur, relawan, atau sekadar menjadi jembatan informasi.

“Memberi itu nggak perlu tunggu kaya atau nunggu lebih dulu. DaKini, Yayasan Jumat Pagi semakin mantap menapaki langkahnya. Bukan dengan janji besar, tapi dengan aksi nyata dan konsistensi yang terus dijaga.

“Kami tidak menjanjikan perubahan besar dalam semalam. Tapi kami percaya, langkah kecil yang dilakukan terus-menerus akan membawa dampak nyata,” tutup Wendy. (Rs/Ca.

Jurnalis - SWARAKEPRI

Recent Posts

TechnoScape 2025: Event Teknologi Terbesar BNCC Kembali Hadir!

BNCC akan menggelar TechnoScape 2025, acara teknologi tahunan bertema “Future Forward: Exploring the Digital Horizon”.…

7 jam ago

KAI Salurkan Rp8,1 Miliar untuk Pemberdayaan Masyarakat: Dorong Keberlanjutan dan Kesejahteraan Lewat TJSL

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat melalui…

10 jam ago

Bitcoin di Jalur Menuju Harga Rp1,73 Miliar, Pengaruh Sentimen Positif dari AS

Harga Bitcoin (BTC) akhirnya kembali menembus level psikologis $103.000 untuk pertama kalinya sejak Februari 2025,…

12 jam ago

Kripto Tawarkan Potensi Ekonomi Lebih Besar dan Legal Dibanding Judi Online

Di tengah sorotan terhadap perputaran dana judi online (judol), industri aset kripto justru menunjukkan geliat…

12 jam ago

Dukung Industri Game Indonesia: BINUS UNIVERSITY melalui Jakarta GameFest Jadi Pelopor Festival Game di Kancah Universitas

Industri teknologi dan game terus menunjukkan pertumbuhan pesat baik di tingkat global maupun nasional. Sebagai…

12 jam ago

Dukung Mobilitas Santri dan Pengurus Pondok Pesantren, KAI Daop 8 dan Yayasan Bumi Shalawat Progresif Sidoarjo Tandatangani Kerjasama

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya berkomitmen untuk turut berkontribusi dalam memajukan pendidikan…

13 jam ago

This website uses cookies.