Categories: BATAM

Dinsos Batam Razia Gepeng Lampu Merah, 8 Orang Terjaring

BATAM – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Batam menggelar razia Gepeng (gelandangan dan pengemis) di sejumlah titik lampu merah. Razia ini merupakan kegiatan rutin yang di gelar oleh Dinsos.

Koordinator penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS), Yena mengatakan razia kali ini fokus untuk menertibkan para orangtua yang membawa anaknya saat berjualan disekitar lampu merah.

“Sebenarnya kegiatan kita kali ini untuk keliling melihat anak-anak yang banyak turun di jalanan. Poksi kita khusus memang dilampu-lampu merah, di mana orangtuanya itu berdagang seperti jualan koran atau yang minta-minta itu bareng dengan anak-anak kecilnya seperti itu,” ujarnya kepada swarakepri.com ketika dijumpai di bilangan lampu merah Nagoya, Batam, Selasa (18/2/2020) sore.

Disinggung apakah ada perlawanan dari para Gepeng saat razia, Yena menyebut tidak ada. Menurutnya para gepeng langsung melarikan diri ketika melihat kehadiran Dinsos.

“Kalau perlawanan sih tidak ada, tetapi mereka itu kalau melihat kita (Dinsos) langsung melarikan diri,” lanjutnya.

Yena menuturkan bahwa, asesmen yang dilakukan Dinsos biasanya tidak menggunakan kendaraan (Kendaraan Dinas) ketika Razia. Melainkan menggunakan motor untuk memantau lokasi yang mulai ramai Gepeng untuk segera diamankan.

“Kita tetap rutin (razia). Setiap hari asesmen kita itu tidak membawa Mobil. Tetapi anggota kita berputar-putar dengan Motor mereka melihat kondisi di mana yang sudah harus kita amankan,” tuturnya.

Dari razia kali ini, total ada sekitar 8 orang Gepeng yang terjaring dan di bawa ke UPT Nilam Suri Dinsos.

“Kita akan bawa ke UPT Nilam Suri. Di sana nantinya akan ada pembinaan terlebih dahulu,” ungkapnya.

Kata dia, para Gepeng yang terjaring dalam kegiatan kali merupakan orang yang sering terjaring oleh Dinsos.

“Sudah sering terjadi sudah bolak-balik juga orangnya kita jaring. Apalagi yang barusan kita jaring di kawasan Martabak Har ini. Dalam tahun 2020 mungkin ini sudah yang ketiga kalinya bagi ibu ini,” bebernya.

Menurut Yena, faktor ekonomi menjadi alasan utama kenapa mereka berulang kali terjaring razia Dinsos.

“Alasannya ya ekonomi. Cuman kita kan sewajarnya hanya memberi saran boleh berjualan tapi janganlah bawa anak. Yang kita tidak inginkan itu kan ada anaknya, apalagi ibu itu (Gepeng yang terjaring) sedang hamil,” ujarnya.

Rute razia Gepeng tersebut di mulai dari lampu merah Batuaji ke Panbil setelah itu Kepri Mall, Sei Panas, Batam Center dan berakhir di Nagoya.

Shafix

Sholihul Abidin - SWARAKEPRI

Recent Posts

BINUS @Bekasi Bukan Sekadar Kampus, Tapi Solusi Masa Depan SDM Indonesia

Indonesia tengah menghadapi tekanan ekonomi yang kompleks dan multidimensi. Ketidakstabilan global yang dipicu oleh ketegangan…

1 hari ago

Solo Terintegrasi, Stasiun dan Terminal Terhubung, Efisienkan Perjalanan Masyarakat Pada Saat Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi para pelanggan,…

2 hari ago

MAXY Academy Buka Sesi Konsultasi Gratis untuk Bantu Anak Muda Temukan Jalur Karier Digital

Jakarta, Kompas – Di tengah meningkatnya minat generasi muda untuk berkarier di dunia digital, masih…

3 hari ago

KA Bandara di Yogyakarta Catat Ketepatan Waktu 99,8% Selama Masa Angkutan Lebaran 2025

Yogyakarta — KA Bandara area Yogyakarta mencatat ketepatan waktu keberangkatan (on-time performance/OTP) yang sangat tinggi…

3 hari ago

Bitcoin Stabil di $84.000, Sentimen Pasar Masih Dibatasi Kekhawatiran Perang Dagang

Harga Bitcoin tercatat stabil pada level $84.447 pada Senin pagi (14/4), di tengah sentimen pasar…

3 hari ago

Mahasiswa Fashion Program BINUS UNIVERSITY Lakukan Immersion Trip ke Pekalongan: Mendalami Budaya, Menghidupkan Warisan dalam Karya

Dalam era globalisasi dan perkembangan industri fashion yang semakin dinamis, kebutuhan akan desainer yang tidak…

3 hari ago

This website uses cookies.