Categories: NASIONAL

Dukung Ketahanan Pangan dan Energi, Kementerian BUMN Bentuk PT Sinergi Gula Nusantara

Revitalisasi Industri Gula Nasional yang dilakukan oleh PT SGN ini termasuk melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi on farm maupun off farm sehingga diharapkan mampu mewujudkan swasembada gula konsumsi nasional tahun 2028, dan gula konsumsi industri tahun 2030.

Sebagai informasi, pada tahun 2021 produksi gula kristal putih (GKP) Nasional adalah sebanyak 2,35 juta ton dengan kebutuhan konsumsi gula nasional sebesar 3,12 juta ton. Dengan demikian, sisa kebutuhan gula nasional terpaksa harus dipenuhi melalui impor sebesar 1,04 juta ton setara GKP.

Untuk itu, pembentukan PT SGN merupakan solusi untuk percepatan swasembada gula konsumsi, peningkatan kesejahteraan petani tebu, juga menjaga stok gula konsumsi untuk stabilisasi harga. Selain upaya untuk kedaulatan pangan, PT SGN juga diproyeksikan untuk mewujudkan kedaulatan energi melalui Bioethanol berbasis tanaman tebu yang memberi kontribusi nyata terhadap Biofuel sebagai energi baru terbarukan (EBT).

“Kita harus memastikan juga agar PT SGN ini bisa memproduksi bioethanol agar ke depan ini bisa menjadi solusi untuk menyelesaikan permasalahan impor BBM. Sebagai laporan, kita juga sudah melakukan benchmarking dengan negara tetangga Brasil, dimana mereka telah berhasil mendorong turunan gula menjadi bioethanol, kalau negara lain bisa kenapa Indonesia tidak bisa,” lanjut Erick.

Sejalan dengan peningkatan produktivitas gula yang dilakukan PT SGN nantinya, produksi bioethanol berbasis tebu yang memberikan kontribusi nyata pada biofuel diharapkan dapat turut meningkat. “Kita targetkan untuk bisa menghasilkan 1,2 juta kiloliter minyak mentah (di tahun 2030). Karena itu, kehadiran Pertamina untuk menjadi off taker menjadi penting supaya bisa dipastikan bahwa apa yang menjadi kebutuhan petani dan gula nasional berkesinambungan dengan kebutuhan energi nasional dengan mencampur bioethanol ke BBM dan menciptakan BBM ramah lingkungan seperti yang kita saksikan di Brasil,” tandasnya.

Hal ini menjadi penting untuk substitusi kebutuhan impor minyak mentah dan digunakan untuk bauran energi kendaraan yang ramah lingkungan. Dengan demikian, negara akan memiliki alternatif energi untuk mengurangi beban ketergantungan impor BBM. Untuk mendukung hal tersebut, PTPN bersinergi dengan Pertamina untuk pilot project pengembangan biofuel.

Page: 1 2 3

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

WSBP Catatkan Pertumbuhan Pendapatan 31,58% Sepanjang 2024

Jakarta, Maret 2025. PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan…

5 hari ago

Model Bersertifikasi Kolaborasi Hisense × Devialet Dirilis, Mengawali Era Baru Efek Suara Imersif

Setelah kolaborasi antara Hisense dan merek audio kelas atas Devialet, model-model bersertifikat dirilis satu demi…

6 hari ago

Cendrawasih Baking Fest Bagikan Tren Bisnis Kuliner yang Makin Cuan di 2025

Industri kuliner di Indonesia terus berkembang dengan pesat. Cap Cendrawasih, perusahaan produsen bahan makanan asal…

6 hari ago

Sampoerna Berkomitmen Mendukung Pertumbuhan Ekonomi melalui Ekspansi Ekspor Produk Tembakau Inovatif

PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melaksanakan pelepasan ekspor dan ekspansi produk tembakau inovatif bebas asap…

6 hari ago

Menghadapi Tantangan Pasca-Lebaran: Strategi Moladin untuk Pertumbuhan UMKM

Setelah periode puncak penjualan selama Ramadan dan Lebaran, banyak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)…

6 hari ago

Tips Menikmati Bubur Ayam Jakarta 46 dengan Topping Terbaik

Bubur Ayam Jakarta 46 tidak hanya lezat, tetapi juga bisa dinikmati dengan berbagai cara sesuai…

6 hari ago

This website uses cookies.