Secara spasial struktur ekonomi, kelompok provinsi di Pulau Jawa masih mendominasi dengan 57,17 persen, kata Edy. Pulau lainnya yang turut menyumbang, yaitu Sumatera 21,82 persen dan Kalimantan 9 persen.
Pertumbuhan positif juga dialami sejumlah mitra dagang Indonesia pada kuartal I-2023 antara lain Tiongkok 4,5 persen, India 4,41 persen, dan Malaysia 5,1 persen.
PDB Indonesia di Bawah Kinerja Ideal
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,03 persen secara tahunan masih di bawah kinerja ideal. Ia beralasan konsumsi rumah tangga belum memberikan sumbangan yang maksimal terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), meskipun pemerintah telah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Dengan adanya pencabutan PPKM seharusnya konsumsi rumah tangga sebagai komponen penyumbang PDB terbesar tumbuh di atas level 5 persen, namun hanya mampu tumbuh 4,54 persen,” ujar Bhima kepada VOA, Jumat (5/5/2023).
“Artinya, ada penghambat utama masyarakat mengeluarkan uang untuk belanja salah satunya karena tingginya inflasi pada kuartal I 2023, dibarengi dengan kenaikan suku bunga pinjaman hingga ketidakpastian situasi ekonomi global,” ujar Bhima kepada VOA, Jumat (5/5/2023).
Bhima menambahkan kinerja ekspor melambat sebesar -5,4 persen dibanding kuartal IV 2022 perlu diwaspadai karena berpengaruh pada motor pertumbuhan sepanjang 2023. Ditambah lagi, seluruh pelaku usaha dan pemerintah harus mengantisipasi koreksi tajam harga komoditas ekspor pada tahun ini.
“Kita perlu switch ke penguatan pasar domestik dan meningkatkan porsi ekspor manufaktur ke negara-negara alternatif,” tambahnya.
Bhima memperkirakan tantangan ekonomi pada kuartal-II khususnya setelah Lebaran akan semakin kompleks. Sebab, konsumsi rumah tangga bisa lebih rendah pada periode berikutnya karena indikator inflasi inti pada April 2023, yakni 2,83 persen secara tahunan lebih rendah dari Maret sebesar 2,94 persen. Inflasi inti menunjukkan dorongan sisi permintaan yang melemah.
“Selain itu setelah lebaran adalah low-season sehingga daya dorong konsumsi sebaiknya dibangkitkan dengan mempercepat serapan belanja pemerintah, mengendalikan inflasi sisi pasokan terutama transportasi dan pangan, hingga menurunkan kembali pajak-pajak yang hambat pemulihan ekonomi,” ujarnya.
Bhima menilai tanpa upaya yang luar biasa dari pemerintah maka ekonomi akan kehilangan tenaga untuk dapat mencapai target pertumbuhan 5,3 persen pada 2023. CELIOS memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berkisar 4,9-5 persen secara tahunan./VOA
Page: 1 2
Dalam rangka memperingati Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional setiap tanggal 12 Januari-12 Februari,…
Jakarta, 14 Januari 2025 – RevComm, perusahaan teknologi dengan produk unggulannya, MiiTel, berhasil meraih Innovation…
Yentonius Jerriel Ho adalah contoh nyata bahwa kesuksesan dapat diraih dengan keberanian, dedikasi, dan visi…
Memasuki tahun 2025, dunia kripto kembali memanas dengan berbagai inovasi dan tren baru yang menjanjikan…
Jakarta, 15 Januari 2025 - BINUS University akan kembali berpartisipasi pada acara Indonesia International Education…
Jakarta, 16 Januari 2025 — Awal baru, semangat baru, dan tujuan baru! EVOS dan Pop…
This website uses cookies.