Ridha Wirakusumah, CEO, INA mengatakan, kemitraan yang terjalin dengan GDS lebih dari sekadar aliansi strategis—kemitraan ini mencerminkan potensi digital Indonesia yang dinamis.
“Kami mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dan mengambil langkah penting untuk mengembangkan infrastruktur digital. Penduduk Indonesia yang berusia muda dan melek internet turut membuktikan kesiapan dan potensi digital Indonesia. Laju penetrasi internet yang signifikan, didukung berbagai jenis platform digital, menghadirkan peluang masif bagi kita. Menyadari pentingnya pembangunan pusat data lokal, kolaborasi dengan GDS tidak hanya memperluas skala infrastruktur digital, namun juga mendukung data onshoring dan meningkatkan konektivitas data,”jelasnya.
Kiprah Indonesia menuju masa depan digital diliputi dengan kesenjangan antara pesatnya tingkat permintaan digital, tecermin dari kenaikan arus data seluler tahunan sebesar 40-50% [1], serta infrastruktur data yang kurang memadai.
Penyedia layanan pusat data terkemuka, seperti GDS, memahami potensi pasar Indonesia. Apalagi, pertumbuhan pusat data di Indonesia memiliki sentimen positif, didukung tingkat kebutuhan atas arus data yang lebih baik dan cepat. Hal ini terlihat jelas dari kalangan perusahaan yang beralih menggunakan penyedia pihak ketiga, serta pesatnya kebutuhan infrastruktur.
Menyadari kesenjangan yang terjadi di sektor digital, INA aktif mempermudah pergerakan arus investasi asing di seluruh Indonesia. INA juga mengambil pendekatan terarah untuk memperkuat daya saing Batam yang berpotensi menangkap tingkat permintaan yang berlebih dari Singapura.
Strategi Singapura-Johor-Batam GDS sangat sesuai
dengan pendekatan INA. Lewat strategi ini, GDS akan mewujudkan konektivitas berlatensi rendah pada pusat data yang saling terkoneksi di Indonesia, Singapura, dan Malaysia.
Maka, hal tersebut akan menciptakan solusi layanan pusat data holistis yang melayani portofolio klien GDS, baik klien lokal dan internasional. GDS pun siap mengandalkan keahlian teknis yang luar biasa, serta membangun rekam jejak layanan demi memperkuat daya saing Batam sebagai sentra pusat data di Indonesia.
Kemitraan ini merupakan investasi signifikan ketiga INA di sektor digital, salah satu dari empat sektor prioritasnya. INA, satu-satunya sovereign fund Indonesia, dilansir pada 2020 dengan dana $5 miliar dari pemerintah.
Sebelumnya, INA berpartisipasi dalam pencatatan saham perdana (IPO) Mitratel, serta pemegang saham signifikan pada perusahaan pengelola menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara. Lebih lagi, berkolaborasi dengan mitra-mitranya seperti BlackRock, Allianz Global Investors, dan Orion Capital Asia, INA menyalurkan pendanaan bagi Traveloka, platform pariwisata terkemuka di Asia Tenggara. Langkah strategis ini mencerminkan komitmen besar INA untuk menggerakkan transformasi digital Indonesia.
GDS dan INA akan bekerja sama mengembangkan fasilitas pusat data terbaik di seluruh Indonesia, mengatasi kebutuhan konsumsi digital yang terus berkembang, serta meningkatkan sektor infrastruktur digital di Indonesia dan wilayah lain./GDS
Page: 1 2
Jakarta, 19 November 2024 - Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), pertumbuhan transaksi…
Indonesia Blockchain Week (IBW) 2024 sukses diselenggarakan pada 19 November 2024 di The Ritz-Carlton Pacific…
Jakarta, 20 November 2024 - BINUS UNIVERSITY, sebagai Perguruan Tinggi Indonesia berkelas dunia mengucapkan terima…
BATAM - Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam, H. Muhammad Rudi mengajak seluruh elemen…
Dogecoin (DOGE), koin meme paling populer, saat ini diperdagangkan di bawah $1. Namun, sejumlah analis…
SIP trunk adalah sebuah inovasi dan solusi bagi bisnis yang membutuhkan peneleponan dengan frekuensi yang…
This website uses cookies.