JAKARTA – Pemerintah Indonesia pada hari Minggu (26/5) menyampaikan dukungan atas keputusan Mahkamah Internasional PBB yang pada Jumat lalu (24/5) memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah, di selatan Gaza.
Kementerian Luar Negeri Indonesia lewat X menyatakan “mendukung keputusan Mahkamah Internasional yang menginstruksikan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di Rafah, dan menjamin akses yang terbuka ke Jalur Gaza bagi komisi pencari fakta atau Lembaga investigasi lain untuk menyelidiki genosida yang dilakukan oleh Israel.”
Lebih jauh Kemlu RI “mendesak Israel untuk segera mematuhi langkah-langkah yang diperintahkan oleh Mahkamah Internasional tanpa reservasi, dan menggarisbawahi pentingnya peran Dewan Keamanan PBB dalam memastikan implementasinya.”
Meskipun mengeluarkan perintah penghentian operasi militer di Rafah, pengadilan tinggi PBB itu tidak memerintahkan gencatan senjata penuh.
Israel tidak mematuhi perintah tersebut, terbukti dengan serangan udara ke ke tenda-tenda pengungsi di kota Rafah Minggu sore, yang menewaskan sedikitnya 22 orang.
Seorang juru bicara Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (Palestinian Red Crescent Society) mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan besar akan meningkat karena upaya pencarian dan penyelamatan terus berlanjut di lingkungan Tal al-Sultan, Rafah, sekitar dua kilometer (1,2 mil) barat laut dari pusat kota.
Organisasi itu menggarisbawahi lokasi tersebut telah ditetapkan oleh Israel sendiri sebagai “area kemanusiaan” dan kawasan itu tidak termasuk dalam wilayah yang diperintahkan militer Israel untuk dievakuasi awal bulan ini.
Serangan udara itu dilaporkan terjadi beberapa jam setelah Hamas menembakkan serangkaian roket dari Gaza yang memicu sirene serangan udara hingga ke Tel Aviv untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir, dalam sebuah pertunjukan ketahanan lebih dari tujuh bulan setelah serangan udara, laut, dan darat besar-besaran yang dilancarkan Israel.
Tidak ada laporan langsung mengenai korban jiwa dalam serangan roket jarak jauh pertama dari Gaza sejak Januari itu. Sayap militer Hamas mengaku bertanggung jawab. Militer Israel mengatakan delapan proyektil menyeberang ke Israel setelah diluncurkan dari Rafah dan “sejumlah” berhasil dicegat, dan peluncurnya dihancurkan./VOA
PT BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) kembali mencatatkan prestasi membanggakan di tingkat regional. Dalam ajang Alpha…
REA menjalankan program SHINES untuk mendukung lebih dari 600 petani swadaya di Kutai, Kalimantan Timur,…
PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau ANTAM memperoleh apresiasi dari Indonesia Commodity & Derivatives Exchange…
Pada Pameran Keamanan Siber Pertahanan Internasional "CYDES 2025", perusahaan keamanan siber Qi An Xin untuk pertama…
"Enak ya, kalau nanti bisa pensiun muda dan tetap hidup nyaman dari hasil kontrakan." Kalimat…
SBI Group, konglomerat keuangan besar di Jepang, baru saja meluncurkan program inovatif yang memungkinkan pemegang…
This website uses cookies.