Industri Perhotelan dan Pariwisata Bali pasca G20

“Saya melihat yang paling diutamakan adalah kita benar-benar harus mengatur financial planning ya, kita harus punya dana cadangan yang tidak terduga ya. Contingency plan-nya mungkin ya, di mana apabila terjadi sesuatu, kita masih punya pegangan, cadangan, yang masih bisa membuat company kita sustain, ” kata Agung.

Menurutnya, banyak sekali perusahaan yang mungkin tidak mengalokasikan dana secara baik sehingga akhirnya mereka menutup perusahaannya, dan tidak merawat. Atau ada juga yang sewaktu kondisi kembali, mereka tidak bisa membuka kembali dengan baik karena property yang ditinggalkan sudah cukup rusak, dan biaya untuk mengembalikan lagi property yang rusak tersebut juga tidak ada dananya.

Sektor pariwisata Bali mulai kembali pulih pasca pandemi COVID-19. (Foto: Courtesy/Kemanparekraf)

“Kedua, kita harus tetap commit terhadap apa yang kita lakukan, memang kondisi istimewa seperti pandemi ini tidak ada yang bisa mengantisipasi. Commitment tersebut saya artikan bahwa, kita punya karyawan, kita punya kewajiban kepada mereka, jangan sampai sewaktu keadaan baik itu kita memetik sendiri, tapi sewaktu keadaan susah, kita tinggalkan mereka begitu saja,” tukas Agung.

Di samping itu, Agung juga menambahkan perencanaan strategis untuk menjadikan diversifikasi usaha dimana menurutnya “jangan menempatkan semua bisnis dalam satu basket”. Jadi apabila kejadian pandemi ini terulang, ia dapat memilah kira-kira sektor apa yang bisa bertahan, karena ia yakin tidak semua sektor akan terdampak, contohnya sektor pangan (restoran) dan ritel swalayan. Komang Astawa juga menyetujui hal itu.

“Kitapun bisa me-review produk-produk yang ada, khususnya di sektor pariwisata dimana peran dari market domestik itu sangat dan patut diandalkan kedepannya. Terlebih-lebih untuk produk juga kita harus siap untuk diversifikasi sehingga kita bisa lebih memberikan suatu variasi produk bagi tamu-tamu yang berkunjung ke Bali, baik itu domestik maupun internasional,” katanya.

Pasalnya, kata Komang Astawa, customer behavior selama dua setengah tahun ini jauh berubah dari zaman sebelum pandemi. Sehingga mereka harus tetap bisa memantau tren dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan tamu, khususnya sektor food and beverage yang jauh berubah dari trend sebelumnya.

“Dengan adanya perkembangan teknologi (seperti pemesanan online) sehingga tamu-tamu lebih merasa nyaman. Kita juga tidak bisa melupakan para ‘digital nomad’ yang berperan lumayan banyak, karena begitu trend-nya sekarang anak-anak muda, mereka bisa menikmati hari-harinya sambal mereka bekerja,” jelas Komang Astawa.

Sementara bagi Wayan Winawan, pengalamannya sepanjang pandemi membuka matanya untuk lebih memperkuat usahanya dalam segi manajemen krisis.

“Kita diajarkan oleh pandemi untuk menyiapkan crisis management yang lebih baik, menyiapkan reserve finance untuk mem-back-up hotel operation dengan lebih baik. Sebelumnya kita hanya menyiapkan reserve funds itu hanya untuk bagaimana hotel tersebut dapat berjalan tanpa ada tamu selama enam bulan, tetapi ternyata tidak cukup,” ujar Wayan.

“Kita harus menyiapkan reserve funds yang lebih panjang, sehingga jika ada krisis kembali di masa mendatang, kita akan lebih kuat secara operasional,” katanya.

Juga, lanjut Wayan, bagaimana mereka dapat mempersiapkan hotel operation plan dengan menambahkan prinsip-prinsip bagaimana hotel operation itu lebih ramah lingkungan.

“Bagaimana hotel operation itu bisa memberi support lokal lebih baik, menggunakan prinsip prinsip sustainability ke hotel operation kita untuk tourism yang berkelanjutan,” pungkasnya./VOA

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BRI-MI Raih Penghargaan sebagai The Most Popular Brand of the Year 2024

BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) kembali menorehkan prestasi. Kali ini, BRI-MI diganjar penghargaan yang diberikan oleh…

11 jam ago

BP Batam – Kemenhub Gelar Sosialisasi Penyusunan SKP

BATAM - Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Biro Sumber Daya Manusia (SDM) bersama Kementerian…

1 hari ago

BP Batam Evaluasi Kinerja dan Target Capaian Penerimaan, Pendapatan dan Belanja Badan Usaha Tahun 2024

BATAM - Direktorat Peningkatan Kinerja dan Manajemen Risiko BP Batam mengadakan rapat kerja Rencana Strategis…

1 hari ago

BEI, Catat Perusahaan Baru Terbanyak di ASEAN

Jakarta - Sebagai tempat berlangsungnya transaksi perdagangan efek di pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI)…

1 hari ago

BP Batam Dukung Sinergi Pengelolaan dan Penataan Kewenangan Kepelabuhanan di KPBPB Batam

BATAM - Batam, 19 September 2024 – Dalam rangka mendukung pelaksanaan monitoring dan evaluasi kebijakan…

1 hari ago

AFJ Gelar Festival Mini Suarakan Kesejahteraan Ayam Petelur

YOGYAKARTA - Animal Friends Jogja (AFJ) kembali menghadirkan AFJ F.A.I.R #2 (Farmed Animals Initiative Response)…

1 hari ago

This website uses cookies.