JAKARTA-Muncul isu Indonesia akan segera menormalisasi dan membangun hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini diutarakan oleh sumber diplomatik Israel sebagaimana dikutip Times of Israel dari Channel 12 pada Minggu (13/12/2020) kemarin.
Namun juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah mengatakan pihak Indonesia tidak pernah berhubungan dengan salah satu negara di Timur Tengah tersebut.
“Ada dua hal yang bisa disampaikan disini. Satu, Kemlu tidak pernah berhubungan dengan Israel. Kedua, dalam menjalankan Politik Luar Negeri, Kemlu terhadap Palestina konsisten sesuai amanah konstitusi,” kata Teuku melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia pada Senin (14/12/2020).
Lalu bagaimana sebenarnya hubungan antara Indonesia dan Israel selama ini?
Selama ini, Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal yang resmi. Namun, kedua negara sempat bekerja sama dalam hubungan perdagangan, pariwisata, dan keamanan.
Indonesia dikabarkan sempat membeli senjata dari Israel pada 1970-an dan 1980-an. Tentara Indonesia juga sempat berlatih di Israel. Pada 1993, Perdana Menteri Yitzhak Rabin bahkan sempat bertemu dengan presiden Indonesia Soeharto yang menjabat saat itu di Jakarta.
Hubungan militer dan intelijen pun dibuka lewat jalur tidak resmi. Pejabat militer Indonesia dan Israel diyakini merintis negosiasi transfer alutsista militer dan intelijen kelompok teroris Komunis global pada tahun 1971.
Setahun kemudian, tepatnya pada November 1972, militer Indonesia membeli sejumlah radar kontra baterai untuk akurasi artileri dari BUMN Israel, Israel Military Industries. Pada tahun-tahun selanjutnya, militer Indonesia bolak-balik dikirim ke Israel untuk belajar dan berlatih bersama pasukan mereka.
Dilaporkan The Times Of Israel, pada tahun 2012, Indonesia sempat sepakat menaikkan status hubungannya dengan Israel dan membuka konsulat di Kota Ramallah yang dipimpin seorang diplomat sederajat duta besar.
Diplomat tersebut juga bertugas secara tidak resmi sebagai perwakilan Indonesia saat membina hubungan dengan Israel. Namun, karena permasalahan politik di kedua negara, perjanjian ini tidak pernah terwujud dan sampai sekarang tidak ada perwakilan Indonesia di Israel atau Otoritas Palestina.
Meskipun begitu, beberapa tahun sebelumnya, pada 2005, pemerintah Indonesia sempat mengatakan bahwa hubungan diplomatik penuh dengan Israel hanya akan terwujud apabila perdamaian sudah tercapai antara Israel dan Palestina.
Tahun 2016, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendukung normalisasi hubungan dengan Indonesia. Ia melihat “banyak kesempatan kerja sama bilateral” dan mengatakan bahwa alasan yang menghambat hubungan ini sudah tidak relevan lagi.
Tetapi syarat dari Indonesia mengenai kemerdekaan Palestina belum juga terwujud, maka RI menyatakan menolak normalisasi antara kedua negara.
Meski begitu, sebelum tahun 2018, warga negara Indonesia masih dapat bepergian ke Israel. WNI yang ingin berziarah ke Israel bisa mendapatkan visa wisata untuk perjalanan kelompok melalui agen perjalanan. Namun sejak 9 Juni 2018, Israel melarang pemegang paspor Indonesia memasuki negara tersebut.
Sumber: CNBC Indonesia
PT Bambang Djaja, pabrik trafo terkemuka di Indonesia, dengan bangga memperkenalkan trafo kering sebagai solusi…
LINGGA – Menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari mendatang, suasana malam…
Pendiri CLAV Digital, Andrea Wiwandhana, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kebakaran yang baru-baru ini…
Swarga Suites Bali Besrawa resmi memulai tahap awal proyek perluasannya melalui upacara groundbreaking yang menjadi…
Jakarta, 16 Januari 2025 - Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah berhasil menembus angka psikologis…
Casa Domaine akan menghadirkan 2 Show Unit Premium Luxury pada awal Tahun 2025 ini. Kedua…
This website uses cookies.