Categories: Voice Of America

Investigasi RSF: Serangan Mematikan terhadap Jurnalis di Lebanon ‘Ditargetkan’

VOA – Seorang jurnalis kantor berita Reuters yang tewas terbunuh di Lebanon selatan dua minggu lalu dan sejumlah wartawan lainnya yang terluka dalam insiden yang sama, memang menjadi sasaran, demikian hasil investigasi kelompok Reporters Without Borders (RSF) yang dirilis pada Minggu (29/10).

Dalam serangan yang terjadi di desa Alma al-Shaab, Lebanon Selatan, pada 13 Oktober itu, jurnalis video Issam Abdallah tewas. Sedangkan enam jurnalis lainnya, termasuk dua jurnalis dari kantor berita AFP. Satu dari dua jurnalis AFP menderita luka parah.

“Temuan awal dari investigasi menunjukkan bahwa jurnalis bukan korban tambahan dari serangan tersebut,” lapor RSF.

“Salah satu kendaraan mereka, bertanda ‘pers’, menjadi sasaran. Juga jelas bahwa kelompok yang ditempatkan di sebelahnya adalah jurnalis,” kata RSF.

Para jurnalis yakin mereka terkena tembakan dari sisi perbatasan Israel.

Temuan awal RSF tidak secara eksplisit menyalahkan pasukan Israel, tetapi menyatakan bahwa berdasar analisis balistik, tembakan datang dari timur, arah perbatasan Israel.

Penyelidikan RSF menetapkan bahwa dua serangan dengan selang 37 hingga 38 detik menghantam tepat di mana tujuh jurnalis berada selama lebih dari satu jam.

Serangan pertama menewaskan Abdallah, sementara serangan kedua, yang lebih kuat, membakar kendaraan yang digunakan Al-Jazeera, dan melukai beberapa jurnalis.

“Dua serangan di tempat yang sama dalam waktu singkat (lebih dari 30 detik), dari arah yang sama, jelas menunjukkan sasaran yang tepat,” kata laporan itu.

“Tidak mungkin para jurnalis disangka sebagai kombatan, terutama karena mereka tidak bersembunyi; agar bisa mendapat pandangan yang jelas, mereka telah berada di tempat terbuka selama lebih dari satu jam, di puncak bukit,” kata laporan itu.

Rompi antipeluru para jurnalis dan kendaraan di dekatnya diberi tanda “pers.”

Menurut dua jurnalis yang diwawancarai RSF, satu helikopter Israel terbang di atas lokasi kejadian beberapa detik sebelum serangan. RSF mengatakan pihaknya terus melanjutkan penyelidikan.

Pihak berwenang Lebanon menuduh Israel berada di balik serangan tersebut. Tentara Israel mengatakan pihaknya sedang menyelidiki serangan fatal tersebut.

AFP sedang melakukan penyelidikan sendiri atas serangan itu dan menuntut Israel dan Lebanon agar melakukan penyelidikan mendalam.

Reuters juga meminta Israel untuk melakukan penyelidikan cepat dan komprehensif.

Perbatasan Israel-Lebanon telah diguncang kekerasan sejak kelompok Islam Palestina, Hamas, menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dalam serangannya di Israel pada 7 Oktober. Serangan itu memantik pemboman balasan di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 8.000 orang, umumnya warga sipil, menurut laporan Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza./VOA

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Presiden Direktur Sampoerna di Harvard Business School: Kolaborasi Global untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), Ivan Cahyadi, memaparkan strategi keberhasilan perusahaan untuk tetap…

2 menit ago

Fungsi Surfaktan pada Sabun Pencuci Piring

Surfaktan dalam pencuci piring berperan penting dalam mengangkat kotoran, meningkatkan daya larut noda, serta menjaga…

5 jam ago

WSBP Raih 2 Penghargaan pada Anugerah BUMN 2025

PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) kembali mencatatkan prestasi dengan meraih penghargaan pada…

6 jam ago

Rayakan Halal Bihalal dengan Gaya di Relish Bistro – Fraser Residence Menteng Jakarta

Musim perayaan telah tiba! Tidak ada cara yang lebih sempurna untuk merayakan Halal Bihalal selain…

6 jam ago

7 Pilihan Bisnis Online yang Bisa Membawa Cuan Bagi Pemula di Tahun 2025

Jakarta, 21 Maret 2025 - Memulai bisnis online kini semakin mudah, bahkan bagi pemula tanpa…

7 jam ago

48% Keterlambatan Tumbuh Kembang Anak Terdeteksi Terlambat: Bee Genius Development Center Hadir di Alam Sutera

Tangerang Selatan, 21 Maret 2025 – Studi terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan: 48% kasus keterlambatan perkembangan…

9 jam ago

This website uses cookies.