Categories: KESEHATAN

Jangan Khawatir! Flu Babi Afrika Tak Menular ke Manusia

JAKARTA – Wabah flu babi Afrika tengah menjangkiti babi ternak di Indonesia. Namun, tak perlu khawatir karena flu babi Afrika ini tak menular ke manusia.

Flu babi Afrika dikenal juga dengan African Swine Fever (ASF) yaitu penyakit yang menyerang babi. Penyakit ini disebabkan virus DNA dari keluarga Asfarviridae.

Penularan virus ini dapat terjadi dari babi hidup, babi mati, babi ternak, babi liar, dan produk babi lainnya. Penularan juga bisa melalui pakan yang terkontaminasi karena tingginya ketahanan lingkungan.

Flu babi Afrika ini tidak menular ke manusia. Hingga saat ini belum terdapat kasus flu babi Afrika yang menyerang manusia.

“Flu babi Afrika bukan risiko kesehatan bagi manusia,” tulis pernyataan resmi dari World Organisation for Animal Health.

Pada babi, flu ini dapat menyebabkan gejala dan tanda-tanda klinis hingga mematikan. Gejala juga dapat beragam tergantung dari jenis atau spesies babi dan keganasan virus.

Pada tingkat akut, flu babi Afrika ditandai dengan gejala berupa lemah, lesu, moody, dan kehilangan nafsu makan, perdarahan di kulit (kemerahan kulit pada telinga, perut, dan kaki), keguguran, muntah, diare, dan kematian dalam waktu 6-20 hari. Tingkat kematian pada tahap ini mencapai 100 persen.

Pada tingkat sub-akut dan kronis umumnya disebabkan oleh virus dengan keganasan yang rendah. Muncul gejala pada babi yang lebih lemah dibanding tahap akut. Angka kematian juga lebih rendah berkisar 30-70 persen.

Hingga saat ini belum terdapat vaksin yang meredam flu babi Afrika.

Akibat dari flu babi Afrika ini tidak hanya berdampak pada babi, tapi juga menyebabkan kerugian produksi dan ekonomi.

Sejumlah negara sudah terjangkit flu babi Afrika seperti Kamboja, China, Vietnam, Korea Selatan, Korea Utara, Laos, Myanmar, dan Filipina.

Di Indonesia, flu babi Afrika yang diperkirakan menyerang 27 ribu ternak babi di Sumatra Utara sudah dimusnahkan. Menurut Dinas Kesehatan Hewan Medan, sampai saat ini sekitar 1.000 sampai 2.000 ternak babi diperkirakan meninggal setiap hari akibat flu babi Afrika.

Fadjar Sumpung Tjatur Rasa, pejabat di Departemen Pertanian Indonesia mengatakan pada AFP bahwa tes laboratorium telah mencatat bukti demam babi Afrika di 16 kabupaten dan kota di Sumatra Utara.

“Itu belum pernah terjadi di Indonesia sebelumnya,” katanya.

Badan Pangan dan Pertanian PBB mengatakan pihaknya bekerjasama dengan pemerintah mengenai pencegahan, namun wabah di Indonesia memiliki tantangan yang unik.

Beda dengan di China, babi diternakkan, dipelihara, dan diproses dalam kondisi seperti pabrik. Namun di Indonesia sebagian besar babi dipelihara di kebun belakang atau di peternakan kecil dan dijual di pasar. Kondisi ini menyebabkan virus bisa lebih mudah menyebar.

Sumber: CNN Indonesia.com

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Relish Moves! – Serunya Berolahraga di Tengah Kota Jakarta Bersama Relish Bistro

Relish Bistro, destinasi kuliner yang terletak strategis di Fraser Residence Menteng, Jakarta Pusat, kini menghadirkan…

2 jam ago

Peran Trafo Kering dalam Pengurangan Risiko Kebakaran di Bangunan

PT Bambang Djaja (B&D Transformer) menghadirkan Trafo Kering sebagai solusi aman untuk mengurangi risiko kebakaran…

2 jam ago

Luar Biasa! 9 Tahun Komitmen LindungiHutan Bersama Komunitas Penjaga Alam

Tahun ini menandai sembilan tahun perjalanan LindungiHutan dalam menggandeng masyarakat pesisir Tambakrejo, Kota Semarang, untuk…

2 jam ago

TechnoScape 2025: Event Teknologi Terbesar BNCC Kembali Hadir!

BNCC akan menggelar TechnoScape 2025, acara teknologi tahunan bertema “Future Forward: Exploring the Digital Horizon”.…

11 jam ago

KAI Salurkan Rp8,1 Miliar untuk Pemberdayaan Masyarakat: Dorong Keberlanjutan dan Kesejahteraan Lewat TJSL

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat melalui…

14 jam ago

Bitcoin di Jalur Menuju Harga Rp1,73 Miliar, Pengaruh Sentimen Positif dari AS

Harga Bitcoin (BTC) akhirnya kembali menembus level psikologis $103.000 untuk pertama kalinya sejak Februari 2025,…

15 jam ago

This website uses cookies.