Categories: Voice Of America

Kehadiran AS dan China yang Lebih Kuat Picu Lebih Banyak Insiden Militer di Indo-Pasifik

Jet tempur Korea Selatan bergegas disiagakan setelah pesawat militer China dan Rusia memasuki zona pertahanan udaranya di selatan dan timur Semenanjung Korea. Peristiwa itu terjadi setelah insiden antara pasukan AS dan China di Selat Taiwan dan Laut China Selatan.

VOA — Setidaknya ada dua insiden pertemuan jarak dekat antara kapal dan pesawat China dan Amerika dalam waktu kurang dari dua minggu, termasuk pada hari Minggu ketika kapal perang China melintas dalam jarak dekat di depan kapal perusak AS di Selat Taiwan.

Insiden itu bertepatan dengan latihan angkatan laut trilateral di Laut Cina Selatan antara penjaga pantai AS, Jepang, dan Filipina. Insiden tersebut dikutip oleh pemerintahan Biden sebagai contoh meningkatnya agresi militer Beijing.

Juru bicara Kemlu China, Wang Wenbin

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin mengatakan, “AS melakukan provokasi terlebih dahulu, dan pihak China hanya menanggapi dengan menangani insiden tersebut sesuai dengan hukum dan peraturan yang relevan.”

Pertemuan antara kapal China dan negara lain, seperti Filipina, telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan aktivitas militer Beijing di wilayah tersebut.

AS juga mengadopsi pendekatan yang lebih kuat dengan meningkatkan latihan bersama sekutu di wilayah tersebut. Beijing menganggap latihan ini sebagai provokasi dan menyebabkan lebih banyak insiden yang dengan mudah bisa meningkat menjadi konflik.

Zuri Linetsky, peneliti di Eurasia Group Foundation, via zoom mengatakan, “Itu bagian dari norma baru dan mengganggu, terutama mengingat fakta terbatasnya komunikasi antara pejabat pertahanan tingkat tinggi di Amerika dan China.”

Gedung Putih menyangkal bersalah, dan mengatakan sedang mencoba untuk berbicara dengan Beijing.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan, “Kita sedang giat mengupayakan ini dan presiden yakin bahwa kita akan bisa kembali ke semangat Bali (tempat terakhir Biden dan Xi bertemu) antara RRC (Republik Rakyat China) dan Amerika.”

Pada Dialog tahunan Shangri-la di Singapura minggu lalu, Beijing menolak permintaan Washington untuk pertemuan langsung antara Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan mitranya dari China, Li Shangfu, karena pemerintah AS belum mencabut sanksi terhadap Li.

Para pejabat juga sedang berupaya untuk menjadwal ulang kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing yang dibatalkan Washington setelah menembak jatuh balon mata-mata China pada bulan Januari./VOA

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Karuna Kreativ Transformasi Restoran F&B dari Sepi Menjadi Penuh Waiting List

Jakarta, 18-Nov-2025– Karuna Kreativ, agensi media sosial pertama di Indonesia yang khusus melayani industri F&B, berhasil membawa…

1 jam ago

Cloud DevFest Bandung 6 Desember 2025: Tingkatkan Persaingan Kerja dengan Cloud dan AI

Siap hadapi badai persaingan AI? Kunci sukses tech talent Indonesia ada di CLOUD DevFest Bandung…

5 jam ago

Siswa Sekolah Rakyat Bandung Barat Sampaikan Apresiasi kepada Presiden Prabowo atas Renovasi Kementerian PU

Suasana semangat belajar yang baru kini dirasakan oleh para peserta didik di Sekolah Rakyat Menengah…

5 jam ago

KAI Daop 1 Jakarta Gelar “Edutrain Anak Indonesia Hebat” Bersama Ditjen PAUD Dikdasmen

Dalam rangka mendukung edukasi keselamatan transportasi serta mengenalkan dunia perkeretaapian sejak usia dini, PT Kereta…

5 jam ago

5 Tantangan Besar di Balik Bisnis Sewa Motor di Indonesia

Di tengah meningkatnya kebutuhan mobilitas di berbagai kota, layanan sewa motor terus menjadi pilihan utama…

6 jam ago

Ruas Gempol Pasuruan Jembatani Mobiltas Wisata & Industri Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur Yang Berkelanjutan

PT Jasamarga Gempol Pasuruan (PT JGP) Sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang mengelola Jalan…

6 jam ago

This website uses cookies.