Categories: NASIONAL

Komunitas Parmalim Berdoa untuk Kedamaian Indonesia

TOBASA – Seruan Kebhinekaan di Indonesia terus menggema. Tidak hanya di kota Jakarta, Medan maupun provinsi lainnya, kecintaan atas perdamaian Indonesia juga didoakan ratusan Parmalim, sebuah komunitas yang tidak memiliki agama di Desa Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Sumatera Utara (Sumut).

Penganut Parmalim tersebut berdoa di dalam gedung yang dijadikan tempat sakral, persisnya di depan foto yang dianggap sebagai Raja Mulia, murid setia Sisingamangaraja I sampai XII. Prosesi ritual doa ini berlangsung khidmad, dan dengan menggunakan Bahasa Batak. Doa bersama dari komunitas Parmalim itu dipimpin Sabar Simanjuntak sebagai pimpinan.

“Kami sangat prihatin melihat kondisi bangsa ini yang berada di ambang perpecahan. Apalagi, konflik itu karena ditengarai persoalan agama. Kami mendoakan agar bangsa ini hidup dengan rukun, damai dan kembali bersatu dengan menolak perpecahan,” ujar Sabar Simanjutak seusai melaksanakan doa bersama dengan ratusan warga di Desa Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti, akhir pekan lalu.

Simanjuntak menambahkan, warga Parmalin meminta pemimpin bangsa ini untuk segera menuntaskan segala persoalan tersebut. Jangan biarkan bangsa ini terpecah – belah hanya karena konflik yang berbau suku, agama, ras, dan antargolongan. Seluruh persoalan itu dapat diselesaikan melalui penegakan hukum. Semua ini harus segera diakhiri.

“Kami memang berada dari sebuah pelosok desa terpencil, tapi sebagai anak bangsa, kami berharap dengan apa yang kami sampaikan ini, bisa menjadi penyemangat seluruh rakyat yaitu, Persatuan Indonesia. Kami tidak menginginkan bangsa ini terpecah – belah hanya karena persoalan konflik agama maupun lainnya. Oleh karena itu, pemerintah harus bijaksana,” sebutnya.

Berdasarkan data, komunitas Parmalin yang Bertuhankan Debata Mulajadi Nabolon, saat ini berjumlah 1.334 kepala keluarga. Jumlah itu meliputii 5.555 jiwa yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Dalam melakukan ritual, komunitas ini memajangkan patung tiga ekor ayam berwarna putih, hitam, dan merah. Ada makna dari tiga warna ayam tertentu tersebut.

Ayam putih melambangkan kesucian atau halimun, hitam sebagai lambang kerajaan tua atau simbol bumi maupun alam semesta dan ayam merah melambangkan kekuatan atau berkuasa penuh yaitu Tuhan yang disembah.

 
BERITA SATU

Roni Rumahorbo

Recent Posts

Sidang Gugatan PTPN IV, Ahli Sebut Klaim Rp140 Miliar Terhadap Masyarakat Tidak Berdasar

RIAU - Sidang gugatan dan klaim PTPN IV regional III sebesar Rp140 Miliar terhadap Koperasi…

21 jam ago

Di Balik Yayasan Jumat Pagi, Ada Sosok Ir. Novrizal dan Relawan yang Tak Pernah Lelah

LINGGA – Dari langkah kecil yang dilakukan dengan tulus, sebuah gerakan sosial bernama Jumat Pagi…

2 hari ago

Umumkan Idul Fitri 31 Maret 2025, Ketua MUI Siak Hulu Juga Sampaikan Hal Penting ini

RIAU - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Siak Hulu H. Azmi Tamin Aminullah resmi…

2 hari ago

Kerugian Negara Kasus Korupsi Revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar Masih Dihitung

BATAM - Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kepri, Kombes Silvestre Simamora mengatakan kerugian negara…

4 hari ago

PT. RBM Bangun Gedung Fakultas Kedokteran PTN Pertama di Kepri

KEPRI - PT. Rancang Bangun Mandiri (PT. RBM) resmi menjadi kontraktor pelaksana pembangunan Gedung Fakultas…

4 hari ago

WSBP Catatkan Pertumbuhan Pendapatan 31,58% Sepanjang 2024

Jakarta, Maret 2025. PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan…

4 hari ago

This website uses cookies.