KSSK Sebut Sistem Keuangan Indonesia Stabil

Stabilnya Konsumsi Dalam Negeri dan Belanja Pemerintah Jadi Kekuatan Ekonomi Indonesia

Pengamat ekonomi di Universitas Brawijaya Prof. Chandra Prananda mengakui kekuatan perekonomian Indonesia ada pada konsumsi dalam negeri dan belanja pemerintah. Itu sebabnya pemerintah sangat menjaga level inflasi jangan sampai melebihi target yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Selain itu, Chandra menilai pemerintah sangat ulet mencari investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan sejauh ini cukup banyak investor yang tertarik dan ini mengindikasikan bahwa Indonesia masih dipandang menarik di mata investor.

Meski demikian Chandra menggarisbawahi jika ingin menggapai Indonesia emas di tahun 2045 atau ingin menjadi negara maju kelak, maka struktur perekonomian yang mengandalkan konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah harus diubah. Apabila tidak, maka Indonesia akan terjebak sebagai negara berkembang saja.

“Sebenarnya kalau kita lihat masa depan kita, kita bicara 2045 misalkan, di situ dikatakan income per kapita kita diharapkan USD23,000 per kapita tahun 2045, kemudian kita menjadi kekuatan ekonomi nomor empat dunia. Itu bisa dicapai syaratnya, pertumbuhan ekonomi tahunan harus enam persen, bukan lima. Kalau kita ingin enam persen, kita harus bertransformasi ekonomi. Sektor industri kita saat ini terus menurun sharenya kepada PDB nasional. Industri harus bangkit,” ungkap Chandra.

Saat ini, sektor industri Indonesia terhadap PDB nasional masih di bawah 30 persen. Menurutnya, jika perekonomian Indonesia ingin tumbuh di atas lima persen maka setidaknya sektor Industri harus mencapai 30 persen dari total PDB. “Kalau kita perhatikan ekonomi yang berbasis konsumsi itu tidak bisa ada lompatan, ya akan gitu-gitu saja,” tambahnya.

Selain itu, katanya, negara dengan struktur perekonomian seperti itu selalu memberikan subsidi, seperti halnya Indonesia yang memberikan subsidi BBM. Namun sayangnya subsidi tersebut seringkali tidak tepat sasaran. Maka dari itu, Chandra menekankan, pemerintah harus mulai mengubah struktur perekonomian nasional dengan meningkat sektor industri.

“Kalau sektor industri sudah mulai bangkit di atas 30 persen dari PDB, itu saya yakin berubah ekonomi kita. Kalau sudah ada pergeseran itu berarti kita sudah masuk masyarakat industri, berarti masalah pengupahan sudah bagus,” pungkasnya./VOA

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Harga Minyak WTI Naik Tipis, Didukung Ketegangan Geopolitik dan Permintaan Tiongkok

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…

13 jam ago

Ini Dia Pilihan 10 Aplikasi Musik Online Terbaik di 2024

Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…

13 jam ago

Usai Cuti, Kepala BP Batam Dengarkan Laporan Kinerja dari Wakil Kepala BP Batam

BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…

14 jam ago

Tokocrypto dan OCBC Luncurkan Kartu Global Debit Spesial

Jakarta, 19 November 2024 - Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), pertumbuhan transaksi…

14 jam ago

Indonesia Blockchain Week 2024: Sukses Gaet Lebih dari 1.700 Peserta

Indonesia Blockchain Week (IBW) 2024 sukses diselenggarakan pada 19 November 2024 di The Ritz-Carlton Pacific…

14 jam ago

BINUS University Jadi Universitas Terbaik Nomor 2 di ASEAN

Jakarta, 20 November 2024 - BINUS UNIVERSITY, sebagai Perguruan Tinggi Indonesia berkelas dunia mengucapkan terima…

15 jam ago

This website uses cookies.