Ratusan warga Afghanistan belajar di perguruan tinggi dan universitas di India dengan beasiswa yang diberikan oleh pemerintah India untuk memajukan pendidikan di Afghanistan.
Ketakutan di kalangan mahasiswa, seperti Saeeda Dilyabi itu, diperdalam oleh gambaran orang-orang Afghanistan yang mencoba melarikan diri dari negara itu. Dia juga khawatir bahwa latar belakang militer keluarganya akan menjadikannya target dan tidak percaya dengan pernyataan Taliban bahwa tidak akan ada pembalasan.
“Salah satu saudara laki-laki saya dibunuh oleh Taliban pada 2016 dalam ledakan bom saat dia bertugas dan salah satu adik laki-laki saya yang juga di militer melarikan diri karena pernyataan yang kami dapatkan dari Taliban. Jadi sangat berisiko,” papar Saeeda Dilyabi.
Sebagian mahasiswa merasa masa depan mereka telah direnggut. Ali Nazar Nabizada adalah mahasiswa pascasarjana yang bercita-cita untuk bergabung dengan pemerintah di Kabul. Sekarang dia ingin menetap di India.
“Saya tidak ingin kembali ke sana karena Anda tahu bahwa Taliban tidak akan menerima pengetahuan saya,” kata Ali Nazar Nabizada.
Ia mengatakan hal itu memilukan.
“Saya telah kehilangan segalanya. Saya memiliki negara yang indah yang sekarang dikuasai oleh sekelompok teroris yang dikenal di seluruh dunia. Dari hati, saya hancur sekarang, saya benar-benar hancur,” tambahnya.
Jakarta, 19 November 2024 - Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), pertumbuhan transaksi…
Indonesia Blockchain Week (IBW) 2024 sukses diselenggarakan pada 19 November 2024 di The Ritz-Carlton Pacific…
Jakarta, 20 November 2024 - BINUS UNIVERSITY, sebagai Perguruan Tinggi Indonesia berkelas dunia mengucapkan terima…
BATAM - Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam, H. Muhammad Rudi mengajak seluruh elemen…
Dogecoin (DOGE), koin meme paling populer, saat ini diperdagangkan di bawah $1. Namun, sejumlah analis…
SIP trunk adalah sebuah inovasi dan solusi bagi bisnis yang membutuhkan peneleponan dengan frekuensi yang…
This website uses cookies.