Categories: DUNIA

Meksiko Dinobatkan Sebagai Negara Paling Berbahaya Bagi Jurnalis

JAKARTA-Meksiko dinobatkan sebagai negara paling berbahaya bagi jurnalis di seluruh dunia.

Hal ini didasarkan pada jumlah kematian jurnalis di Meksiko yang mencapai hampir sepertiga dari semua yang tewas tahun ini.

Menurut Committee to Protect Journalists (CPJ), pada tahun lalu, sembilan jurnalis tewas di negara itu dan tiga pembunuhan terjadi pada November saja. Setidaknya 120 orang tewas di Meksiko sejak tahun 2000 dan banyak kematian masih belum terpecahkan.

Angka-angka baru ini membuat Meksiko lebih berbahaya bagi jurnalis daripada zona perang.

Perwakilan CPJ di Meksiko, Jan-Albert Hootsen, mengatakan Meksiko menghadapi “krisis multi-segi” untuk kebebasan pers. Hootsen menambahkan situasi semakin memburuk selama beberapa tahun terakhir.

Hootsen mengatakan, di Meksiko, kelompok kriminal sering bekerja sama dengan pihak berwenang setempat. Artinya, jurnalis “tidak bisa menemukan bantuan dari pihak berwenang yang seharusnya melindungi mereka”. Hal ini pada gilirannya memicu dan mendorong lebih banyak serangan terhadap jurnalis.

Dikutip Yahoo News, mereka yang paling sering diserang tampaknya adalah jurnalis yang menyelidiki hubungan antara pejabat korup dan kejahatan terorganisir.

Seperti diketahui, Meksiko, Afghanistan, dan Filipina memiliki jumlah pembunuhan pembalasan tertinggi.

Terpilihnya Presiden Andrés Manuel López Obrador pada 2018 membawa harapan jika situasi akan membaik, terutama ketika Presiden berjanji akan menangani kekerasan terhadap jurnalis.

Namun sejak itu, Presiden secara terbuka menyatakan permusuhan terhadap media baik di Meksiko maupun di luar negeri, yang semakin melanggengkan masalah tersebut.

Ini termasuk mengkritik secara terbuka The New York Times pada Oktober lalu ketika López Obrador mengecam surat kabar itu karena dianggap idak memiliki profesionalisme dan kurang etika.

Perlindungan pemerintah untuk jurnalis di Meksiko juga telah dikurangi dan dana untuk penyelidikan telah dipangkas.

Afghanistan juga merupakan salah satu negara yang lebih berbahaya bagi wartawan dengan konflik bersenjata dan kekerasan geng yang merupakan ancaman bagi kebebasan pers. Pada Senin (21/12) seorang jurnalis Afghanistan ditembak dan dibunuh di kota Ghazni di timur. Ini menjadi pembunuhan kelima tahun ini.

Di seluruh dunia setidaknya 30 jurnalis terbunuh pada tahun 2020 menurut CPJ. Dari jumlah tersebut, 21 menjadi sasaran pembalasan atas pelaporan mereka, meskipun jumlahnya bisa jauh lebih tinggi karena 15 kematian masih dalam penyelidikan.

Sumber: Okezone.com

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

PT Dua Samudera Perkasa Sukses Selenggarakan Diklat Mooring Unmooring dengan Port Academy

PT Dua Samudera Perkasa dengan bangga menggelar Diklat Mooring Unmooring bersertifikasi BNSP bekerja sama dengan…

2 jam ago

Maxy Academy Hadirkan Pelatihan “Digital Marketing 101” untuk Persiapkan Ahli Pemasaran Digital Masa Depan

Maxy Academy mengumumkan pelatihan terbaru bertajuk "Digital Marketing 101: Sosial Media Marketing (Daring)", yang dirancang…

3 jam ago

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

8 jam ago

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

9 jam ago

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

10 jam ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

16 jam ago

This website uses cookies.