Pernah nggak si, lagi mau scale up bisnis, ibarat mobil yang terus gas, tapi tetap di gigi satu?
Begitu juga banyak pengusaha di luar sana yang merasa stuck, padahal sudah berusaha sekuat tenaga.
Tapi, apa rahasianya BARDI Smart Home bisa melesat dari garasi kecil hingga menembus 4 juta pengguna dan 70 produk (SKU) dalam beberapa tahun?
Di sinilah rahasianya.
Ryan M Tallulah, founder BARDI smart home, tidak sekadar menjual smart devices. Dia menjual kenyamanan, kemudahan, dan efisiensi.
Saat kebanyakan produk rumah pintar di pasaran masih memerlukan teknisi untuk instalasi, BARDI memilih jalur DIY (Do It Yourself). Mereka menawarkan solusi yang langsung bisa diimplementasikan oleh konsumen, tanpa ribet.
Ini bukan hanya produk, ini adalah solusi untuk masalah sehari-hari. Dan itulah mengapa produk mereka begitu cepat diterima di pasaran.
Untuk Anda yang ingin menaikkan omzet dan scale up bisnis, tanyakan ini pada diri Anda:
Apakah bisnis Anda hanya menawarkan produk, atau benar-benar menjadi solusi yang memecahkan masalah konsumen?
Ketika BARDI pertama kali muncul, banyak orang di Indonesia bahkan tidak tahu apa itu smart home. Tapi, bukannya mengikuti tren pasar, BARDI justru memimpin edukasi pasar.
Mereka menciptakan konten yang mengedukasi masyarakat tentang manfaat rumah pintar—smart lighting, security system, hingga kontrol dari smartphone.
Mereka membuat konsumen menyadari bahwa kebutuhan akan teknologi ini nyata dan mendesak.
Ini adalah pelajaran besar bagi Anda yang sedang dalma proses scale up. Alih-alih menunggu pasar memahami produk Anda, kenapa tidak menciptakan kebutuhan itu?
Edukasi adalah kunci.
Seperti kata pepatah, “Produk yang bagus tidak akan pernah terjual jika orang tidak tahu mereka membutuhkannya.”
Kesalahan banyak bisnis adalah ingin langsung lompat besar. BARDI tidak begitu. Mereka memulai dari produk kecil, yaitu smart bulb, dan membangun dari sana.
Dari satu produk, mereka memperluas portofolio hingga mencakup lebih dari 70 SKU di Agustus 2024. Mereka juga memulai dari pasar lokal, menguasainya, sebelum berekspansi ke pasar internasional.
Bisnis itu seperti lari maraton, bukan sprint.
Seperti Ryan yang memulai dari lampu pintar hingga sekarang menyediakan berbagai produk, Anda juga harus bijak dalam memilih langkah.
Fokus dulu pada satu hal yang Anda kuasai sebelum memperluas cakupan bisnis Anda.
Bayangkan bisnis seperti merakit LEGO.
Anda tidak bisa langsung membangun gedung pencakar langit dari satu kotak kecil. Anda mulai dari bawah, satu batu bata, lalu dua, lalu tiga, hingga jadi menara.
Setiap langkah, setiap ekspansi, harus dipikirkan dengan matang dan presisi. Jika Anda terlalu cepat atau salah perhitungan, menara itu bisa runtuh kapan saja.
Begitu juga dengan bisnis. Mulai dari yang kecil, kuatkan pondasi, baru kemudian ekspansi.
Sebagai pengusaha, CEO, atau marketer, penting bagi kita untuk selalu belajar dari mereka yang sudah terbukti sukses.
Di Sekolah CEO, Ryan M. Tallulah berbagi strategi dan mindset yang diterapkannya di BARDI—cara melihat peluang, scale up, memanfaatkan teknologi, hingga menaikkan omzet secara signifikan.
Ini kesempatan untuk memahami cara scale up bisnis dengan langkah-langkah praktis yang bisa langsung diterapkan pada perusahaan Anda.
Join di Sekolah CEO, hubungi Reny di:
wa.me/6281392077733
email: renybisnishack@gmail.com
Jakarta, 23 November 2024 – Lintasarta secara resmi meluncurkan inisiatif AI Merdeka. Gerakan ini memperkuat…
Banyak praktisi marketing yang bimbang mengenai strategi yang tepat untuk jenis bisnis B2B (business-to-business) di…
Jakarta, November 2024 – INKOP TKBM kembali bekerja sama dengan Port Academy untuk menyelenggarakan Diklat…
Mengapa Anda Tidak Boleh Lewatkan Acara Ini? Ini adalah kesempatan pertama di Indonesia untuk memiliki TCG One…
Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…
This website uses cookies.