Categories: KEPRI

Peringati Hari Dharma Samudera ke-60, RSAL dr. MDTS Gelar Upacara Bendera

KEPRI – Dalam rangka memperingati hari Dharma Samudera ke-60 Tahun 2022, Rumah Sakit TNI Angkatan Laut (RSAL) dr. Midiyato Suratani menggelar upacara peringatan Hari Dharma Samudera, yang diadakan di Lapangan Apel Rumkital, Kepri, Sabtu pagi (15/1/2022).

Bertindak selaku Irup dalam giat kali ini adalah Karumkital dr. Midiyato Suratani Kolonel Laut (K) dr. Edwin M. Kamil, Sp.B.,FiCS.,FinaCS dengan Komandan Upacara Mayor Laut (K) Guno Wardoyo, S.Kep.,Ns yang sehari-harinya menjabat sebagai Kepala Bagian Keperawatan di RSAL setempat, yang dihadiri oleh para pejabat utama dan para peserta dari personil RSAL dr. Midiyato Suratani.

Kegiatan upacara diawali dengan pengibaran bendera Sang Merah Putih, kemudian mengheningkan cipta, dilanjutkan dengan pembacaan sejarah pertempuran laut, pembacaan amanat Kasal oleh Irup dan diakhiri dengan Andhika Bhayangkari. Meskipun dalam pelaksanaannya dilakukan secara sederhana, namun tetap tidak mengurangi esensi dari makna tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut.

Dalam amanatnya, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono yang dibacakan oleh Karumkit selaku Irup menyampaikan bahwa melihat letak geografis NKRI yang strategis yang merupakan anugerah Tuhan YME, terlebih lengkap dengan sumber daya alam yang melimpah, baik di darat di laut maupun di bawah dasar laut, menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki arti penting bagi bangsa-bangsa di dunia.

Sehingga tidaklah mengherankan apabila sejak dahulu kala, berbagai bangsa di dunia berusaha untuk dapat memegang kendali, bahkan menguasai wilayah Nusantara. Praktik-praktik kolonialisme yang diikuti dengan gerakan ekspansi bangsa lain membuat bangsa Indonesia harus mengalami masa-masa perjuangan merebut kemerdekaan. Bahkan perjuangan tersebut tidak lantas berhenti setelah proklamasi.

Kasal menegaskan, perjuangan seperti yang dilaksanakan oleh Kapten Markadi dengan perahu cadik, tidak gentar melawan patroli Belanda di Selat Bali untuk mencegah penjajah berkuasa kembali.

Kemudian Letnan Samadikun yang menantang korvet dan destroyer Belanda di Teluk Cirebon, demi mempertahankan kedaulatan negara yang telah merdeka. Kapten Harjanto, diatas perahu layar bertempur dan gugur menghadapi dua kapal patroli Belanda di Laut Sapudi, kemudian Mayor John Lie, Si Hantu Selat Malaka dengan menggunakan Kapal Cepat The Outlaw menantang maut, mengambil resiko terbunuh patroli Belanda demi mengisi Kas Negara dan mendapatkan senjata.

Komodor Yos Sudarso, Kapten Tjiptadi, Kapten Wiratno, Kapten Memet Sastrawirya, menjadi martir kembalinya Papua ke pangkuan Ibu Pertiwi. Sersan KKO Usman dan Kopral KKO Harun yang tersenyum bahagia meski gugur di tiang gantungan Singapura, menjadi syuhada untuk negara dan Prajurit KRI Nanggala, tabah dalam patroli selamanya, gugur saat menjalankan tugas negara serta masih banyak yang lainnya, yang tercatat maupun tidak tercatat. Semua itu memberi tauladan dan mengajarkan kepada kita makna dari sifat kepahlawanan. Sifat dari mereka, yang tidak pernah takut, karena membela kebenaran, yang berani menderita untuk cita-cita mulia, yang rela berkorban jiwa raga demi bangsa dan negara, yang pantang menyerah karena keyakinan kepada sang pencipta.

Melalui Momentum peringatan Hari Dharma Samudera kali ini, Kasal berharap agar kiranya dapat memacu kita untuk menghayati, meresapi dan meneladani nilai-nilai patriotisme, heroisme serta kepemimpinan yang telah diwariskan oleh para pejuang-pejuang samudera dalam pengabdiannya kepada bangsa dan negara tercinta. Meskipun tantangan yang kita hadapi hari ini tidak persis sama dengan masa yang lalu, namun prinsip dan nilai-nilai kepahlawanan tidak akan pernah berubah. Apapun tantangan yang kita hadapi sekarang dan yang akan datang, kapanpun tugas negara memanggil, akan kita pertaruhkan jiwa dan raga di bawah panji Merah Putih.

Kembali ia mengingatkan, Selaras dengan semangat “Jalesveva Jayamahe”, justru di laut kita jaya, Kasal berharap agar setiap peringatan Hari Dharma Samudera dapat menginspirasi bangsa Indonesia untuk terus membangun dan membangkitkan kembali kejayaan sebagai bangsa pelaut, bangsa yang irama nafasnya seiring dengan irama gelombang samudera.

Saat dikonfirmasi oleh awak media, disela selesainya kegiatan, Karumkital dr. Midiyato Suratani Kolonel Laut (K) dr. Edwin M. Kamil, Sp.B menerangkan bahwa upacara yang diselenggarakan setiap tahunnya ini, pada hakikatnya merupakan media dalam memberikan pewarisan nilai-nilai kejuangan yang harus dilestarikan, agar terus terjaga semangat dan jiwa tempur prajurit dalam menegakkan kedaulatan NKRI. Pertempuran Laut Arafuru yang terjadi pada tanggal 15 Januari 1962 lalu, merupakan peristiwa heroik dalam sejarah Angkatan Laut yang ditunjukkan pelaut-pelaut kita dibawah kepemimpinan Komodor Yos Sudarso. Sebagai prajurit laut, ia menunjukkan keteladanan dan inspirasi kepemimpinan dalam melaksanakan tugas yang diemban, sifat rela berkorban dan ikhlas dalam bekerja merupakan nilai-nilai luhur yang ditunjukkan dalam peristiwa tersebut.

Lebih lanjut Karumkit menjelaskan, sementara pertempuran yang kita hadapi saat ini dalam mewujudkan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI tidak banyak berubah hanya karakter pertempuran yang berbeda dari segala tantangan menyangkut batas laut teritorial yang menjadi pekerjaan rumah Pemerintah dan khususnya TNI AL. Oleh sebab itu, nilai-nilai kejuangan Komodor Yos Sudarso wajib diwarisi seluruh prajurit TNI AL, agar tetap tegar dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai tantangan. Di era Revolusi sekarang, dengan perkembangan teknologi dan pengaruh era globalisasi, akan semakin kompleks prajurit TNI AL dituntut untuk lebih adaptif, produktif, berinovasi tinggi dan kompetitif dalam meningkatkan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas yang selalu berpedoman pada Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Trisila TNI Angkatan Laut.

Pesan Karumkit, melalui peringatan hari Dharma Samudera ini diharapkan dapat dijadikan refleksi diri untuk dapat meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan YME, meneladani nilai dan semangat kejuangan yaitu sikap ksatria, rela berkorban dan pantang menyerah, pupuk jiwa patriotisme dan jati diri prajurit matra laut.

Menanggapi bagaimana untuk dapat berkontribusi didalamnya? Karumkit menjaskan, salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan, latihan dan pendidikan guna menopang profesionalisme tugas yang semakin kompleks dan sarat akan teknologi.

Usai dilaksanakannya upacara peringatan hari Dharma Samudera, personil RSAL dr. Midiyato Suratani bersama Karumkit melaksanakan foto parodi dalam bentuk paruh lembing. Seluruh rangkaian kegiatan selesai dengan tetap menerapkan protokol kesehatan./MJA/FIP/Pen RSAL dr. MDTS

Redaksi

Recent Posts

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

1 jam ago

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

2 jam ago

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

3 jam ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

10 jam ago

Uji Kompetensi Bahasa Inggris, 32 Tim Peserta Ikuti Yos Sudarso Debating Championship 2024

BATAM - Yos Sudarso Debating Championship 2024 mulai digelar hari ini, Sabtu (21/09/2024). Kepala Sekolah…

10 jam ago

Gugatan HNSI Batam terhadap Kapal MT Arman 114 Diputus N.O

BATAM – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Batam menjatuhkan putusan Niet Ontvankelijke Verklraad(N.O) atas gugatan Perbuatan…

10 jam ago

This website uses cookies.