BATAM – Sekelompok orang diduga preman lakukan perusakan Pondok Pesantren Al Madaniah di Perumahan Anggrek Mas Blok F5, Batam Center pada Selasa (26/4/2022) pagi.
Peristiwa ini diduga kuat dilatar belakangi perselisihan kepemilikan bangunan antara pengasuh pesantren dengan eks Dirut Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berinisial HB.
Berdasar penjelasan pengasuh pesantren Al Madaniah, Hj Kurniasih Eko Risti, sebanyak 7 orang telah merusak gembok tempat meteran air serta mengambil meterannya. Peristiwa itu terjadi ketika dirinya sedang tidak berada di pesantren.
“Tadi pagi saya ke luar karena ada perlu. Tiba-tiba mereka datang dan merusak gembok gardu meteran air dan mengambil meterannya. Pengurus pondok yang ngasih tahu. Sebenarnya sempat dihalangi, namun pengurus ini hanya sendirian dan perempuan jadi tidak sanggup menghadapi mereka yang kurang lebih berjumlah 7 orang,” jelas dia.
Ia pun berencana melakukan konfirmasi ke pihak pengelola air Batam apakah pencabutan meteran tersebut ada berita acara. Pasalnya menurut dia ketika meteran tersebut diambil tidak ada berita acara maupun surat tugas yang mereka tunjukkan.
Hj Kurniasih mengaku bahwa pengambilan meteran air di Pesantren Al Madaniah kali ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya meteran air ini sudah pernah dilepas pada Jum’at (22/4/2022) oleh pihak yang mengaku dari SPAM ditemani beberapa orang.
“Meteran air ini kami perbaiki Sabtu (23/4/2022) setelah sekitar 5 hari sebelumnya hendak disegel namun kami halangi ketika hendak dicopot,” terangnya.
Tak hanya meteran air saja yang diputus namun orang-orang ini juga memutus meteran listrik serta memagari halaman depan pesantren. Atas pelepasan meteran air dan listrik itu, kini Pesantren Al Madaniah tidak memiliki penerangan dan tidak memiliki akses air.
Dugaan keterlibatan HB muncul lantaran pengasuh pesantren membeberkan bahwa setiap pengambilan meteran, petugas maupun orang-orang tersebut selalu dikawal pengacara berinisial IR. Dari penjelasannya, IR mengaku sebagai penasihat hukum HB.
“Mereka ke sini seringkali ditemani IR ataupun menyebut diperintah langsung oleh HB. Hanya saja setiap ditanyakan surat kuasanya, IR tak mau menunjukkan,” papar dia.
Bukan hanya perusakan saja, pengasuh pesantren ini juga mengaku pernah beberapa kali diusir oleh IR maupun HB. Namun ia tetap memilih bertahan di pesantren yang ia anggap masih miliknya itu.
Menurut Hj Kurniasih, saat ini HB mengklaim atas kepemilikan rumah dan bangunan pesantrennya lantaran pernah meminjamkan dana talangan untuk pelunasan sisa hutang dua sertifikat rumah (termasuk pesantren) yang telah jatuh tempo di bank beberapa tahun lalu.
“Sekarang dia mengklaim kepemilikan rumah ini. Padahal nilai jual dua rumah itu terlalu tinggi untuk dana yang dipinjamkan oleh HB. Terakhir komunikasi, HB mengajak untuk menempuh jalur hukum atas masalah ini. Sekarang malah begini cara dia menekan kami,” imbuhnya menyesali.
Hingga berita ini diturunkan, HB masih belum menjawab permintaan konfirmasi yang dilakukan oleh swarakepri.com atas peristiwa perusakan tersebut sejak siang tadi, Selasa (25/4/2022)./Abidin
Celebrate New Year’s Eve 2024 at Café del Mar Bali with an electrifying lineup featuring…
WSBP mengajak 25 siswi SMA Negeri 1 Kalijati untuk untuk memahami pentingnya kesempatan berkarir perempuan…
URALA Indonesia, Digital PR Agency di Indonesia, berkomitmen untuk selalu menghadirkan lingkungan kerja yang baik,…
Surabaya, 19 November 2024 – Tim Wirausaha Merdeka (WMK) UNESA memperkenalkan Ur’Ball, inovasi bakso berbahan…
Scati, pemimpin global dalam solusi keamanan inovatif, dengan bangga mengumumkan penunjukan MLV Teknologi sebagai distributor…
Ibu memiliki peran sentral dalam menjaga kesehatan keluarga, terutama dalam memilih camilan yang dikonsumsi sehari-hari.…
This website uses cookies.
View Comments