MADRID – Sebuah tragedi mengerikan terjadi di Madrid, Spanyol, ketika seorang pria nekat bunuh diri. Pria yang hanya diidentifikasi bernama Vladimir itu melompat dari lantai empat rumah sakit La Paz, Madrid sambil menggendong anaknya yang berusia satu tahun.
Sebelum melompat pria tersebut berteriak kepada istrinya bahwa dia akan membayar perbuatannya. Vladimir dan bayinya dinyatakan tewas pada pukul 08.30, Jumat (3/2/2017) lalu.
Tim paramedis sempat berupaya menyelamatkan nyawa Vladimir dan bayinya tetapi upaya mereka gagal dan keduanya dinyatakan meninggal dunia.
Istri Vladimir, yang tak disebutkan namanya dan berasal dari Cile itu kini dirawat karena menderita syok.
Pasangan ini dikabarkan tengah dalam proses perceraian dan anak perempuan mereka, yang lahir prematur, seharusnya sudah diizinkan pulang setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit.
Di dalam ruang perawatan anak itulah pria berusia 27 tahun itu terlibat pertengkaran dengan istrinya. Perawat yang mendengar kegaduhan itu langsung menuju ke kamar perawatan untuk melakukan pemeriksaan.
Namun, saat perawat itu tiba di kamar perawatan, Vladimir sudah melompat bersama anak balitanya itu. Sejauh ini belum diketahui pemicu pertengkaran tersebut.
Sejumlah laporan menyebut Vladimir pernah ditahan akibat melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Namun, tak diketahui apakah KDRT yang dilakukan Vladimir baru saja terjadi atau beberapa waktu lalu.
Sumber : KOMPAS
Inilah beberapa cara merawat kompor tanam gas agar awet, aman, dan tetap elegan. Dengan rutin…
Jakarta Timur – Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan…
PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”) sebagai subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo mempertegas komitmennya mendukung upaya global…
PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) percaya bahwa penguatan penerapan Tata Kelola, Manajemen…
Pernikahan sering kali dianggap sebagai momen paling berharga dalam hidup seseorang. Ia bukan hanya tentang…
Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…
This website uses cookies.