Categories: BATAM

Prof Syuzairi Tawarkan 2 Solusi Atasi Polemik Relokasi Warga Rempang

BATAM – Dekan Fakultas Ekonomi UMRAH, Prof Dr M Syuzairi MSi mengatakan bahwa penolakan warga terhadap rencana relokasi 16 Kampung Tua di Rempang-Galang karena menyangkut nilai-nilai sosial dan budaya.

“Masyarakat tidak mau di relokasi. Masyarakat itu sudah sepakat bahwa ini menyangkut dengan nilai-nilai sosial dan budaya yang sudah turun-temurun,” ujarnya saat bertemu warga Rempang di sekitar kediaman Ketua KERAMAT Gerisman Achmad, Rabu 6 September 2023.

Mantan Asisten Ekonomi dan Pembangunan(Ekbang) Pemko Batam ini juga mengatakan bahwa persoalan yang dihadapi warga Pulau Rempang saat ini bukan hanya berkaitan dengan warga yang tinggal di Rempang, tapi sudah menjadi isu Melayu Raya.

“Kita sudah dapat dukungan dari Zuriat dari Kesultanan, dari masyarakat kampung-kampung tua yang ada. Dan terkahir saya membaca Riau pun akan membela agar kampung tua agar tidak di relokasi,”jelasnya.

Ia menyampaikan solusi untuk menyelesaikan polemik yang ada, yakni dengan Mediasi dan jalur hukum. “Ini harus segera diselesaikan, pola yang kita lakukan itu adalah melalui mediasi, dan menempuh jalur hukum. Harus ada titik terang dari aspek hukum.

Syuzairi menegaskan bahwa SK Wali Kota Batam Nomor: KPPTS.105/HK/III Tahun 2004 Tentang Penetapan Wilayah Perkampungan Tua di Kota Batam belum dicabut.

“Kita harus uji SK ini seberapa besar kekuatannya. Dalam SK 105 juga termasuk kampung-kampung yang ada di Rempang, Galang, Bulang sampai ke pulau-pulau. Hanya persoalan saat ini kampung-kampung itu belum diukur, yang diukur baru beberapa di Batam. Artinya kekuatan tentang Kampung Tua kuat dari sisi hukum, karena SK Wali Kota itu menjadi pedoman bagi kita dalam mempertahankan kampung,”tegasnya.

Ia juga menegaskan bahwa dalam ketentuan perundang-undangan, Hak Pengelolaan Lahan(HPL) itu tidak bisa diberikan secara menyeluruh kepada satu konsorsium, namun diberikan secara parsial berdasarkan permohonan.

“Kita berharap ada win-win solution atau jalan tengah, kalau misalnya pemerintah menginginkan 16 kampung tua dipindahkan, kita minta dilakukan kajian,”ujarnya.

“Kampung-kampung yang terdampak langsung dengan kegiatan industri, itu kita minta kalau bisa digeser dan tidak terlalu jauh dari PL yang diberikan ke perusahan, dengan syarat terjamim dari aspek lingkungan dan kesempatan usaha. Kampung-kampung yang tidak terdampak kita minta itu tetap dipertahankan, pemerintah harus mendorong menjadi kampung wisata atau pilot projek untuk kampung percontohan. Yang jelas, harapan kita kampung-kampung tidak di relokasi,”terangnya.

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

View Comments

Recent Posts

TechnoScape 2025: Event Teknologi Terbesar BNCC Kembali Hadir!

BNCC akan menggelar TechnoScape 2025, acara teknologi tahunan bertema “Future Forward: Exploring the Digital Horizon”.…

7 jam ago

KAI Salurkan Rp8,1 Miliar untuk Pemberdayaan Masyarakat: Dorong Keberlanjutan dan Kesejahteraan Lewat TJSL

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat melalui…

11 jam ago

Bitcoin di Jalur Menuju Harga Rp1,73 Miliar, Pengaruh Sentimen Positif dari AS

Harga Bitcoin (BTC) akhirnya kembali menembus level psikologis $103.000 untuk pertama kalinya sejak Februari 2025,…

12 jam ago

Kripto Tawarkan Potensi Ekonomi Lebih Besar dan Legal Dibanding Judi Online

Di tengah sorotan terhadap perputaran dana judi online (judol), industri aset kripto justru menunjukkan geliat…

12 jam ago

Dukung Industri Game Indonesia: BINUS UNIVERSITY melalui Jakarta GameFest Jadi Pelopor Festival Game di Kancah Universitas

Industri teknologi dan game terus menunjukkan pertumbuhan pesat baik di tingkat global maupun nasional. Sebagai…

13 jam ago

Dukung Mobilitas Santri dan Pengurus Pondok Pesantren, KAI Daop 8 dan Yayasan Bumi Shalawat Progresif Sidoarjo Tandatangani Kerjasama

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya berkomitmen untuk turut berkontribusi dalam memajukan pendidikan…

13 jam ago

This website uses cookies.