Categories: PERISTIWA

Ratusan Perawat Batam Demo, Ini Tuntutannya

BATAM – Ratusan perawat menggelar aksi unjuk rasa di depan DPRD Kota Batam, Senin (10/2/2020), hari ini. Unjuk rasa dilakukan untuk menyampaikan aspirasi terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) 27 karyawan oleh Rumah Sakit Camatha Sahidya (RSCS) Panbil, Batam.

Pimpinan FSP Farkes SPSI Kota Batam, Anwar Gultom mengatakan, lewat aksi tersebut, serikat akan menyampaikan enam tuntutan utama, yaitu meminta 27 karyawan yang terkena PHK dipekerjakan kembali.

“Belum ada kesepakatan. Pihak RSCS menawarkan PHK 1 kali ketentuan. Sedangkan pekerja tetap ingin bekerja,” kata Anwar Gultom, Senin pagi.

Lanjut dia, pihaknya juga meminta agar seluruh rumah sakit khususnya RSCS memberikan upah yang layak kepada para perawat maupun bidan sesuai UMK Kota Batam.

Hal itu ia utarakan sebab pihak RSCS masih memberikan upah para pekerjanya lebih rendah sebagaimana yang telah ditetapkan sebesar Rp.4.130.279,- per bulan, berdasarkan Keputusan Gubernur Kepri Nomor 1047 tahun 2019.

“Kami juga meminta agar upah lembur juga segera dibayarkan pihak RSCS. Di mana selama ini para pekerja tidak menerima itu. Lalu berikan hak-hak para pekerja yang telah diperkosa manajemen RSCS,” katanya.

Selain itu, ia juga menuntut agar Jalfriman pegawai Dinas Ketenagakerjaan Kepri untuk segera ditindak. Sebab katanya, telah berbuat semena-mena dan menjadi pemicu ketegangan yang membuat 27 karyawan di-PHK sepihak.

Lalu yang terakhir yaitu, menuntut agar pihak RSCS segera memulihkan nama baik para pekerja, karena telah memajang foto dan nama para karyawan di pos satpam Rumah Sakit, juga menyebarluaskannya dalam pesan whatsapp.

“Para pekerja diperlakukan layaknya penjahat, foto dan namanya dipajang lalu dilarang masuk ke dalam kawasan rumah sakit kecuali sedang sakit,” kata dia.

Peserta aksi dijadwalkan berkumpul pukul 08.00 WIB pagi di Panbil, Batam, di mana masa akan bergerak beriringan tertib menggunakan kendaraan menuju kantor DPRD Kota Batam.

“Aksi direncanakan digelar selama dua hari, pada Selasa besok kami juga rencanakan mendatangi Kantor UPT Farmasi Sekupang,” pungkasnya.

Seperti diketahui, persoalan 27 karyawan yang di PHK ini berawal saat para pekerja mendatangi kantor HRD mempertanyakan upah yang terlambat dibayarkan oleh pihak manajemen.

Karena berkumpul, puluhan pekerja itu dituduh managemen rumah sakit telah melakukan aksi mogok kerja, sehingga diberikan SP III dan langsung di PHK hari itu juga oleh menajemen didampingi dua orang kuasa hukumnya.

Menurut Gultom, upaya pemecatan karyawan oleh Rumah Sakit Camatha Sahidya (RSCS) sudah mulai terlihat sejak lama. Alasannya, terindikasi karena pihak rumah sakit keberatan dengan adanya pekerja yang tergabung dalam serikat buruh.

(Elang)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Relish Moves! – Serunya Berolahraga di Tengah Kota Jakarta Bersama Relish Bistro

Relish Bistro, destinasi kuliner yang terletak strategis di Fraser Residence Menteng, Jakarta Pusat, kini menghadirkan…

21 menit ago

Peran Trafo Kering dalam Pengurangan Risiko Kebakaran di Bangunan

PT Bambang Djaja (B&D Transformer) menghadirkan Trafo Kering sebagai solusi aman untuk mengurangi risiko kebakaran…

26 menit ago

Luar Biasa! 9 Tahun Komitmen LindungiHutan Bersama Komunitas Penjaga Alam

Tahun ini menandai sembilan tahun perjalanan LindungiHutan dalam menggandeng masyarakat pesisir Tambakrejo, Kota Semarang, untuk…

30 menit ago

TechnoScape 2025: Event Teknologi Terbesar BNCC Kembali Hadir!

BNCC akan menggelar TechnoScape 2025, acara teknologi tahunan bertema “Future Forward: Exploring the Digital Horizon”.…

9 jam ago

KAI Salurkan Rp8,1 Miliar untuk Pemberdayaan Masyarakat: Dorong Keberlanjutan dan Kesejahteraan Lewat TJSL

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat melalui…

12 jam ago

Bitcoin di Jalur Menuju Harga Rp1,73 Miliar, Pengaruh Sentimen Positif dari AS

Harga Bitcoin (BTC) akhirnya kembali menembus level psikologis $103.000 untuk pertama kalinya sejak Februari 2025,…

13 jam ago

This website uses cookies.