Sebuah dokumen tentang penetapan kuota hasil pertanian untuk setiap rumah tangga di Desa Xiaogang, Kota Chuzhou, Provinsi Anhui, Tiongkok timur, 24 November 1978. /CFP
BEIJING – Pada 1978, Xi Jinping, kala itu berkuliah di Tsinghua University, berkunjung ke Kota Chuzhou, sebelah timur Provinsi Anhui, Tiongkok, serta melakukan riset lapangan tentang reformasi pedesaan.
Desa Xiaogang di Chuzhou dianggap sebagai tempat asal reformasi pedesaan di Tiongkok, sebab beberapa warga desa ini menggagas sistem kontrak lahan kolektif untuk masing-masing keluarga.
Ketika mengunjungi Chuzhou, Xi menulis catatan tentang pengalamannya. “Saya masih menyimpan catatan tersebut. Saya memperoleh pengalaman mengesankan, karena untuk pertama kalinya, saya belajar tentang reformasi pedesaan sejak reformasi dan kebijakan pintu terbuka diberlakukan,” ujar Xi.
Sejak itu pula, Xi Jinping berkomitmen menjalankan reformasi, kapan pun dan di mana pun dia bekerja. Pada 1991, Xi, saat itu menjabat Ketua Partai di Kota Fuzhou, Tiongkok Tenggara, mengemukakan semangat “berhenti menunda pekerjaan” dengan mengutamakan efisiensi dan hasil praktis.
Pada 2003, Xi, ketika menjabat Ketua Partai Provinsi Zhejiang, mendorong provinsi di Tiongkok Timur ini agar memanfaatkan daya saingnya dalam delapan aspek, termasuk wilayah, ekonomi pasar, dan ekologi demi mencapai pembangunan yang optimal, berimbang, serta berkelanjutan.
Jalur yang Tepat
Dalam kunjungan kerja pertamanya di luar Beijing setelah menjabat Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (CPC) pada Desember 2012, Xi Jinping meninjau Provinsi Guangdong, Tiongkok. Saat berkunjung, dia berkata, “Reformasi dan kebijakan pintu terbuka merupakan keputusan tepat. Kita harus tetap berada di jalur yang tepat ini.”
Pada November 2013, sidang pleno ketiga Komite Sentral CPC Ke-18 resmi mengeluarkan keputusan untuk menggencarkan reformasi. Targetnya, meningkatkan dan mengembangkan sistem sosialis yang memiliki karakteristik Tiongkok sekaligus memodernisasikan sistem tata kelola dan kapasitas pemerintah Tiongkok.
Satu bulan setelahnya, Tiongkok pun membentuk Central Leading Group for Comprehensively Deepening Reform yang dipimpin Xi. Untuk pertama kalinya dalam sejarah CPC, badan khusus yang menangani reformasi terbentuk pada level pusat. Selanjutnya, badan khusus ini menjadi Central Commission for Comprehensively Deepening Reform, dan Xi menjabat direktur.
Page: 1 2
Sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat hubungan kemitraan dengan dunia usaha dan memperluas layanan keuangan bagi…
JAKARTA - Perdana di Indonesia, produk Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset Syariah (KIK EBA…
Jakarta, 13–14 November 2025 – BRI Region 6/Jakarta 1 turut berpartisipasi dalam gelaran ASN Expo…
Rental motor kini menjadi salah satu sektor transportasi yang tidak kalah penting dibandingkan rental mobil…
Gelaran ALFI CONVEX 2025 pertama resmi dibuka dan berhasil menarik lebih dari 2000 pengunjung di…
Jakarta, 8 November 2025 – Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK), berkolaborasi dengan Yayasan Indonesia Setara,…
This website uses cookies.