Categories: PERISTIWA

Seorang Kakek Ditemukan Tewas Membusuk di Kebun Jati

JENEPONTO – Seorang kakek ditemukan tewas membusuk di kebun jati Dusun Karampuang, Desa Garasikang, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang gembala kerbau pada pukul 16.00 Wita Jumat, (20/1/2017) lalu.

Awalnya mayat ini ditemukan tanpa identitas hingga akhirnya aparat kepolisian setempat tiba di lokasi dan mengevakuasi korban ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Allu.

“Pengembala kerbau yang temukan karena dia cium bau busuk,” kata Daeng Naba, warga setempat, Sabtu (21/1/2017).

Saat ditemukan jasad korban sudah tidak utuh lagi dan sebagian telah menjadi tulang belulang, sehingga tidak bisa dikenali. Jasad menggunakan baju putih, celana hitam, dan membawa sarung kotak-kotak coklat putih. Di duga mayat tersebut meninggal dua pekan lalu.

Aparat kepolisian yang melakukan penyelidikan akhirnya berhasil mengungkap identitas korban dalam jangka waktu tujuh jam. Jasad korban diketahui bernama Masing Daeng Talli (65) warga Dusun Labua, Desa Jenetallasa, Kecamatan Bangkala.

Dari penyelidikan yang dipimpin Iptu Muh. Adam, Wakil Kepala Kepolisian Sektor (Wakapolsek) Bangka, terungkap bahwa korban tewas dikeroyok oleh puluhan kerabatnya sendiri.

“Motifnya karena aib dan korban sudah menjadi buron oleh keluarganya sejak puluhan tahun lalu,” kata Adam.

Polisi mengamankan tiga orang tersangka pembunuhan masin-masing LT (45) dan ST (35) warga Buttalimbua, Kelurahan Bontorannu, Kecamatan Bangkala serta SR (42) warga Dusun Labua, Desa Jenetallasa, Kecamatan Bangkala.

Pengeroyokan tersebut disebabkan, korban selama ini buron oleh kerabatnya sendiri lantaran menghamili anak kandungnya berinisial SA pada dua puluh tahun silam sejak tahun 1997.

“Setelah dilakukan penyelidikan korban dibunuh dengan cara dikeroyok berdasarkan keterangan dari salah seorang tersangka pelaku pengoroyakan berjumlah dua puluh satu orang,” kata Kapolres Jeneponto AKBP Henry Susanto saat dikonfirmasi.

“Ada pun motifnya korban dianggap melanggar adat dengan melakukan pelecehan seksual terhadap anak kandung pada tahun 1997 silam,” tambah dia.

Sementara SA sendiri dinikahi oleh kerabatnya sendiri demi menutupi aib keluarga dan saat ini menetap di Desa Tamanroya, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jenelonto.

 

 
Sumber : KOMPAS

Roni Rumahorbo

Recent Posts

BINUS @Bekasi Bukan Sekadar Kampus, Tapi Solusi Masa Depan SDM Indonesia

Indonesia tengah menghadapi tekanan ekonomi yang kompleks dan multidimensi. Ketidakstabilan global yang dipicu oleh ketegangan…

1 hari ago

Solo Terintegrasi, Stasiun dan Terminal Terhubung, Efisienkan Perjalanan Masyarakat Pada Saat Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi para pelanggan,…

2 hari ago

MAXY Academy Buka Sesi Konsultasi Gratis untuk Bantu Anak Muda Temukan Jalur Karier Digital

Jakarta, Kompas – Di tengah meningkatnya minat generasi muda untuk berkarier di dunia digital, masih…

3 hari ago

KA Bandara di Yogyakarta Catat Ketepatan Waktu 99,8% Selama Masa Angkutan Lebaran 2025

Yogyakarta — KA Bandara area Yogyakarta mencatat ketepatan waktu keberangkatan (on-time performance/OTP) yang sangat tinggi…

3 hari ago

Bitcoin Stabil di $84.000, Sentimen Pasar Masih Dibatasi Kekhawatiran Perang Dagang

Harga Bitcoin tercatat stabil pada level $84.447 pada Senin pagi (14/4), di tengah sentimen pasar…

3 hari ago

Mahasiswa Fashion Program BINUS UNIVERSITY Lakukan Immersion Trip ke Pekalongan: Mendalami Budaya, Menghidupkan Warisan dalam Karya

Dalam era globalisasi dan perkembangan industri fashion yang semakin dinamis, kebutuhan akan desainer yang tidak…

3 hari ago

This website uses cookies.