Categories: OLAHRAGA

Terlibat Judi Selama 10 Tahun, Gelandang Burnley Diskorsing 18 Bulan

LONDON – Gelandang Burnley, Joey Barton, dihukum tak boleh tampil selama 18 bulan oleh Football Association dengan tuduhan berjudi. Dia dinyatakan terbukti melakukan lebih dari 1.000 taruhan pertandingan dalam waktu 10 tahun.

FA menuduh Barton yang juga didenda 30.000 pound melakukan 1.260 taruhan dalam jangka waktu 10 tahun. Barton pun harus menerima hukuman 18 bulan tak boleh tampil menyusul sidang Komisi Peraturan Independen.

Dalam pernyataannya FA menyatakan, “Joey Barton telah dijatuhi sanksi tak boleh aktif dalam sepakbola setelah dia mengakui melakukan pelanggaran dengan tuduhan terkait perjudian.”

Barton menyatakan hukuman tak boleh tampil selama 18 bulan yang dijatuhkan FA memaksanya pensiun awal. Pemain berusia 34 tahun dijatuhi sanksi tersebut karena terlibat judi.

Barton mengakui dirinya telah melanggar aturan FA namun merasa hukuman itu terlalu berat dan tidak mempertimbangkan kecanduan judi yang dideritanya. Untuk menyatakan kecanduan judi ini Barton juga mengajukan bukti laporan medis.

“Saya sangat kecewa atas keputusan yang berat ini. Keputusan ini secara efektif telah memaksa saya pensiun lebih awal dari sepakbola,” kata Barton dalam situs resmi pribadinya.

“Saya ingin jelaskan masalahnya. Ini bukan pengaturan skor dan secara tak langsung mempertanyakan integritas saya,” kata mantan pemain Newcastle United ini.

“Saya menerima bahwa telah melanggaran aturan badan pemerintah yang mengatur pesepakbola profesional. Namun saya sangat merasakan bahwa hukuman ini lebih berat daripada yang seharusnya,” ungkapnya lagi.

“Saya sudah mengajukan bahwa saya memang kecanduan judi dan sudah mengajukan laporan medis saya kepada FA tentang masalah saya. Saya kecewa karena hal ini tidak menjadi bahan pertimbangan,” ujar eks pemain Manchester City tersebut.

“Jika FA serius ingin menangani budaya judi dalam sepakbola maka harus melihat kebijakan mereka soal perusahaan judi. Mereka punya pengaruh dalam sepakbola dan siaran olahraga daripada hanya menyalahkan pemain yang berjudi,” imbuhnya.

“Ini berarti lingkungannya tidak mudah untuk berhenti berjudi atau memperingatkan kepada insan olahraga bahwa bertaruh dalam pertindangan olahraga itu keliru. Ini seperti menyuruh pencandu alkohol untuk berhenti tapi menghabiskan sepanjang waktu di pub atau pabrik bir,” paparnya.

 

 
Editor : Roni Rumahorbo

Sumber : Sportinglife/Beritasatu.com

Roni Rumahorbo

Recent Posts

Menteri PU Tinjau Sekolah Rakyat Medan: SR Jadi Rumah Kedua Anak-Anak

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo meninjau langsung fasilitas Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 30 Medan…

52 menit ago

Neobank Padel Tournament: Ketika Olahraga dan Finansial Bertemu

Dalam beberapa tahun terakhir, padel menjadi olahraga yang makin populer di kalangan urban Indonesia. Tahun…

53 menit ago

Peran Polisi Khusus Kereta Api Menjaga Keselamatan dan Keamanan di Stasiun serta Kereta

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta menegaskan komitmennya dalam menjaga keselamatan dan…

53 menit ago

Raih Penghargaan Nasional Spesial Award ISNA 2025, Langkat Cerdas Nyata

Langkat terus menguatkan komitmennya, mengoptimalkan langkah menuju Kabupaten Smart City. Menjadi daerah terbesar kedua di…

4 jam ago

Squeeze Sundown Vol. 6 : Tropical Voyage, Merayakan 37 Tahun Perjalanan, Semangat, dan Kolaborasi

Bali, 7 November 2025 – Squeeze Sundown, signature partnership event dari Squeeze, kembali hadir dengan volume keenam bertajuk “Tropical Voyage” sebagai penutup rangkaian…

5 jam ago

KAI Logistik Raih Penghargaan “Excellence in Integrated Rail-Based Logistics Solutions” di Bisnis Indonesia Logistics Awards (BILA) 2025

PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero), kembali meraih…

11 jam ago

This website uses cookies.