Categories: Voice Of America

Terlibat Skandal, Menteri Kesehatan Inggris Mengundurkan Diri

LONDON – Menteri Kesehatan Inggris mengundurkan diri setelah dilanda skandal perilaku dalam kapasitasnya sebagai politisi di tengah pandemi, Sabtu(26/6/2021). Sejumlah politisi di Inggris pun bereaksi atas pengunduran diri Menteri Kesehatan Matt Hancock.

Kantor berita Associated Press melaporkan, anggota parlemen Partai Buruh dan Menteri Perumahan Kabinet Bayangan Inggris, Lucy Powell mengecam Boris Johnson yang dianggapnya menutup mata pada masalah integritas dan perilaku politisi dalam kehidupan publik karena tidak memecat Hancock.

“Itu adalah masalah yang sangat besar, bahkan lebih besar lagi karena kita sedang mengalami pandemi sementara kita meminta publik agar memiliki integritas dan perilaku yang harus dilakukan dalam hidup mereka”.

David Wooding, editor politik harian The Sun Minggu, sebagaimana dilaporkan AP menganggap masyarakat akan merasa getir menyaksikan rekaman video Matt Hancock yang menjalani hidupnya berbeda dari masyarakat pada umumnya di tengah pandemi.

Hancock, usia 42, adalah pejabat terbaru dari sejumlah pejabat Inggris yang dituduh melanggar aturan pembatasan yang mereka terapkan pada warga lainnya untuk mengekang penyebaran virus corona.

Matt Hancock, Sabtu, mengundurkan diri setelah melanggar aturan menjaga jarak sosial dengan seorang ajudan yang diduga berselingkuh dengannya.

Sajid Javid, kepala Departemen Keuangan Inggris dalam pemerintahan Johnson sebelum mengundurkan diri pada Februari 2020, akan menggantikan Hancock sebagai menteri kesehatan. Javid juga pernah menjabat sebagai menteri dalam negeri pada pemerintahan Perdana Menteri Theresa May.

Javid, Minggu kepada Associated Press mengatakan prioritasnya yang paling mendesak adalah mengakhiri pandemi virus corona dan mengakui jabatan terbarunya mencerminkan “tanggung jawab besar”.

“Saya merasa terhormat untuk memangku jabatan ini. Saya juga memahami tanggung jawab besar yang menyertainya dan akan melakukan segalanya untuk memastikan saya menjalankan tugas untuk rakyat di negara ini. Kita masih dalam pandemi dan saya ingin menyaksikannya berakhir sesegera mungkin,” kata Javid.

Inggris, Sabtu mencatat infeksi virus harian tertinggi sejak 5 Februari, dengan 18.270 orang dinyatakan positif. Selama seminggu terakhir, hampir 100.000 dinyatakan positif, meningkat sekitar 50% dari minggu sebelumnya.

Peningkatan kasus virus corona ini telah menimbulkan pertanyaan terkait pembatasan penutupan wilayah yang sedianya akan direncanakan akan diakhiri pada 19 Juli, tetapi Javid menolak untuk menjawab pertanyaan tentang kemungkinan penundaan./Voice Of America

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BTC Berpeluang 50% Tembus US$140K Bulan Ini, Model Historis Beri Clue

Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…

4 jam ago

Tokocrypto Resmi Perdagangkan Token ASTER yang Naik Hampir 10.000%

Platform perdagangan aset kripto No. 1 di Indonesia, Tokocrypto, resmi membuka perdagangan token Aster (ASTER)…

5 jam ago

Nikmati Kemudahan Layanan Weekend Banking di BRI KCP Pasar Tanah Abang

BRI KCP Pasar Tanah Abang kini hadir lebih dekat dengan nasabah melalui layanan Weekend Banking.…

6 jam ago

BRI Finance Jaga Optimisme Pembiayaan Alat Berat Hingga Akhir Tahun

Jakarta, 8 Oktober 2025 - PT BRI Multifinance Indonesia (“BRI Finance”), anak usaha BRI Group…

8 jam ago

Perkuat Sinergi, BRI Region 6/Jakarta 1 Gelar Laga Persahabatan Mini Soccer Bersama Kementerian PKP

Dalam semangat mempererat sinergi dan membangun kebersamaan lintas lembaga, BRI Region 6/Jakarta 1 menggelar pertandingan…

8 jam ago

Harga Emas (XAUUSD) Stabil di Atas Level $4.000 Ditopang Kekhawatiran Shutdown AS

Harga emas (XAUUSD) bertahan di atas $4.000. Pahami analisis dari HSB Investasi mengenai faktor yang…

24 jam ago

This website uses cookies.