CHINA-Kelelawar dan ular menjadi pemicu virus corona menyerang masyarakat yang tinggal di Wuhan, Provinsi Hubei, China.
Meskipun persentase virus corona hanya berkisar 34 persen untuk kasus MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) sebesar 15 persen tetapi mesti diwaspadai penyebarannya.
Menurut Peneliti Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sugiyono Saputra, kandungan zat pada daging ular dan kelelawar didominasi oleh protein.
Kendati demikian, ketika manusia mengkonsumsi daging ular dan kelelawar, potensi untuk membawa penyakit pun tinggi karena keduanya termasuk hewan liar.
“Kandungan dominan mungkin protein. Bahayanya, karena hewan tersebut liar, potensi membawa penyakitnya juga tinggi. Kita tidak tahu mereka dari mana, mangsanya apa saja,” kata Sugiyono, Jumat (24/1).
Biasanya, tubuh ular mengandung sejumlah bakteri, salah satunya adalah Salmonella. Bakteri ini dapat menyebabkan keracunan dan masalah pencernaan.
Selain bakteri, mengkonsumsi daging ular juga rentan terkena infeksi parasit seperti trichinosis, pentastomiasis, gnathostomiasis, dan sparganosis.
Saat ditanya apakah ada efek yang terlihat saat daging ular dan kelelawar masuk ke dalam tubuh manusia, Sugiyono mengatakan efeknya seperti memakan daging biasa kecuali jika daging membawa toksin atau penyakit.
“Mungkin seperti makanan lain. Di beberapa daerah seperti di Minahasa, efek khasiat mungkin juga karena sugesti. Efek signifikan lain, kalau daging tersebut ternyata membawa toksin atau penyakit seperti virus rabies atau corona, yang tentunya berbahaya bagi kesehatan,” tuturnya.
Sebelumnya, sejumlah peneliti mengatakan ular krait dan kobra dianggap menjadi sumber asli penyebaran virus corona.
Ular krait China adalah spesies ular elapid yang berbisa dan ditemukan di sebagian besar China tengah, selatan, dan Asia Tenggara.
Ular sering berburu kelelawar di alam liar. Laporan menunjukkan bahwa ular dijual di pasar makanan laut lokal di Wuhan, meningkatkan kemungkinan bahwa 2019-nCoV (kode protein) mungkin telah melompat dari spesies inang – kelelawar – menjadi ular dan kemudian ke manusia pada awal wabah koronavirus ini.
Sumber: CNN Indonesia
BNCC akan menggelar TechnoScape 2025, acara teknologi tahunan bertema “Future Forward: Exploring the Digital Horizon”.…
PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan kebermanfaatan nyata bagi masyarakat melalui…
Harga Bitcoin (BTC) akhirnya kembali menembus level psikologis $103.000 untuk pertama kalinya sejak Februari 2025,…
Di tengah sorotan terhadap perputaran dana judi online (judol), industri aset kripto justru menunjukkan geliat…
Industri teknologi dan game terus menunjukkan pertumbuhan pesat baik di tingkat global maupun nasional. Sebagai…
PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 8 Surabaya berkomitmen untuk turut berkontribusi dalam memajukan pendidikan…
This website uses cookies.