BEIJING – World Data Forum (WDF) PBB yang baru ditutup Kamis lalu di Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, mendorong tata kelola data yang lebih baik, serta kerja sama antara kalangan pemerintah guna menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
“Kini, pada abad ke-21, data menggantikan peran minyak bumi pada abad ke-20—motor penggerak pembangunan dan kemajuan,” ujar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. “Data—ketika digunakan secara bertanggung jawab—menjadi tulang punggung bagi masa depan yang berkelanjutan”.
Tiongkok turut berbagi pengalaman tentang tata kelola data di forum tersebut, serta berjanji untuk semakin berkontribusi terhadap tata kelola data dunia dengan menggelar berbagai pelatihan internasional, serta mempromosikan pembangunan UN Global Platform for Big Data China Hub.
Dalam kata sambutannya di forum ini, Presiden Tiongkok Xi Jinping berkata, Tiongkok ingin bekerja sama dengan negara lain untuk menerapkan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 lewat tata kelola data.
Tiongkok juga ingin memperluas kerja sama data internasional dalam kerangka Global Development Initiative, menurut Xi.
Transformasi digital yang bermanfaat
Pemerintah Tiongkok telah menjalankan transformasi digital dan membantu kalangan perusahaan melakukan hal serupa dengan big data.
Biro Statistik Nasional Tiongkok (NBS) juga melakukan sensus tentang populasi negara, pertanian, perekonomian, dan bidang lain. Data yang terkumpul membantu NBS mengidentifikasi masalah sosial penting, menganalisis ekonomi, serta menyajikan fakta penting untuk proses perumusan kebijakan.
Teknologi data juga sangat mempermudah industri logistik Tiongkok, membantu perusahaan memprediksi beban kerja masa depan, serta mengalokasikan personel dan peralatan bahkan sebelum dibutuhkan. Hasilnya, rantai logistik semakin optimal dan mampu mengirim berbagai barang dengan sumber daya yang sama.
Tiongkok tak hanya mengalokasikan sumber daya teknologi data di dalam negeri, namun juga memberikan bantuan teknis kepada negara lain, menurut Shaida Badiee, Managing Director dan Salah Satu Pendiri Open Data Watch, lembaga ahli data nirlaba di Amerika Serikat.
Bekerja sama demi masa depan yang lebih lestari
Masa depan dunia yang lebih lestari tak akan tercapai oleh satu negara saja. Maka, strategi Tiongkok tentang big data membutuhkan kerja sama yang baik dengan seluruh dunia.
Tiongkok telah menjadi mitra UN Statistics Division, membantu lembaga ini menggarap proyek data dan pelatihan, menurut Francesca Perucci, Assistant Director, UN Statistics Division.
Kang Yi, Kepala NBS, berkata, Tiongkok membuka statistik dan teknologi data mutakhir dengan serius bersama negara berkembang lain.
Tiongkok akan mengadakan berbagai pelatihan internasional lewat lembaga investment trust, serta terlibat dalam penelitian dan pengembangan UN Global Platform for Big Data. Dengan demikian, Tiongkok berkontribusi terhadap tata kelola data dunia, seperti disampaikan Kang Yi./CGTN
PT Bambang Djaja, pabrik trafo terkemuka di Indonesia, dengan bangga memperkenalkan trafo kering sebagai solusi…
LINGGA – Menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari mendatang, suasana malam…
Pendiri CLAV Digital, Andrea Wiwandhana, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kebakaran yang baru-baru ini…
Swarga Suites Bali Besrawa resmi memulai tahap awal proyek perluasannya melalui upacara groundbreaking yang menjadi…
Jakarta, 16 Januari 2025 - Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah berhasil menembus angka psikologis…
Casa Domaine akan menghadirkan 2 Show Unit Premium Luxury pada awal Tahun 2025 ini. Kedua…
This website uses cookies.