Categories: BATAM

Anak-Anak di Rempang Jadi Korban Gas Air Mata, KPAI Desak Pemko dan Polisi Bertanggung Jawab

Kepala Dinas Kominfo Kota Batam, Rudi Panjaitan

“Gas air mata ini terbawa angin maka sampailah gas air mata itu di sana. Kejadian ini tidak terprediksi sama sekali oleh tim terpadu pada waktu itu bahwa sampai ke sana gas air mata tersebut. Petugas juga tidak mengetahui kalau di sana (titik bentrok terjadi) terdapat sekolah yang sedang melakukan aktivitas belajar-mengajar. Hal ini bukanlah kesengajaan,” tegasnya kepada SwaraKepri , Jumat 8 September 2023 sore.

Kata dia, tindakan yang telah dilakukan pemerintah pasca insiden tersebut yakni telah melakukan pendampingan terhadap para korban yang terdampak termasuk juga dengan guru-guru yang mengajar.

“Hal ini secara simultan kita lakukan. Akibat dari dampak insiden tersebut sebanyak 10 orang murid, 1 orang guru, 1 orang petugas sudah ditangani di RSUD Embung Fatimah kemarin. Sampai hari ini kita juga tetap melakukan pendampingan,” ujarnya.

Sementara itu, pasca insiden tersebut, kata dia, Dinas Pendidikan kota Batam memutuskan untuk meliburkan terlebih dahulu kegiatan sekolah sampai situasi di Rempang bisa kembali normal.

“Sementara sekolah diliburkan oleh Dinas Pendidikan, sampai kapannya, kita masih melihat situasi terlebih dahulu,” terangnya.

Untuk itu, Rudi Panjaitan meminta agar seluruh stakeholder, masyarakat dan pihak-pihak lainnya agar bersama-sama mendinginkan terlebih dahulu situasi saat ini di pulau Rempang.

Kata dia, pemerintah kota Batam menilai ada pihak-pihak lain yang berusaha memanfaatkan situasi yang terjadi untuk mendapatkan keuntungan pribadi dalam insiden tersebut.

“Kita menduga bahwa ada pihak-pihak lain menunggangi masyarakat di sana. Dan ini sedang kita uraikan. Saat ini kita sudah siapkan posko di RSKI untuk masyarakat menyampaikan keluhannya, mari kita bersama-sama mendinginkan situasi saat ini, kepada seluruh pihak juga kita minta jangan terprovokasi dengan oknum-oknum yang punya kepentingan lain dalam memanfaatkan situasi kemarin,” tegasnya.

Apalagi, kata dia, tipikal dari masyarakat pulau Rempang-Galang bukanlah tipikal yang anarkis, karena sedari awal masyarakat di sana lebih mengedepankan dialog dalam menyelesaikan masalah.

“Ini bukan tipikal masyarakat kita di Rempang-Galang yang melakukan tindakan provokatif tersebut. Masyarakat di sana sangat menghargai hubungan antara komponen masyarakat dan pihak pemerintah dan pihak terkait lainnya,” pungkasnya/Shafix

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

View Comments

Recent Posts

Solo Terintegrasi, Stasiun dan Terminal Terhubung, Efisienkan Perjalanan Masyarakat Pada Saat Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi para pelanggan,…

3 hari ago

MAXY Academy Buka Sesi Konsultasi Gratis untuk Bantu Anak Muda Temukan Jalur Karier Digital

Jakarta, Kompas – Di tengah meningkatnya minat generasi muda untuk berkarier di dunia digital, masih…

3 hari ago

KA Bandara di Yogyakarta Catat Ketepatan Waktu 99,8% Selama Masa Angkutan Lebaran 2025

Yogyakarta — KA Bandara area Yogyakarta mencatat ketepatan waktu keberangkatan (on-time performance/OTP) yang sangat tinggi…

3 hari ago

Bitcoin Stabil di $84.000, Sentimen Pasar Masih Dibatasi Kekhawatiran Perang Dagang

Harga Bitcoin tercatat stabil pada level $84.447 pada Senin pagi (14/4), di tengah sentimen pasar…

3 hari ago

Mahasiswa Fashion Program BINUS UNIVERSITY Lakukan Immersion Trip ke Pekalongan: Mendalami Budaya, Menghidupkan Warisan dalam Karya

Dalam era globalisasi dan perkembangan industri fashion yang semakin dinamis, kebutuhan akan desainer yang tidak…

3 hari ago

Kuliner Favorit Keluarga: Bubur Ayam Jakarta 46 di Surabaya

Bubur Ayam Jakarta 46 di Surabaya jadi favorit keluarga karena menyajikan rasa autentik, topping lengkap,…

4 hari ago

This website uses cookies.