Categories: ASEAN

ASEAN Setuju Akui Timor Leste Sebagai Anggota ASEAN

JAKARTA — Timor Leste sejak lama ingin menjadi anggota ASEAN. Meski sejak tahun 2005 keinginan itu sudah diutarakan tetapi negara itu baru mengajukan keanggotaan secara formal pada 4 Maret 2011. Setelah sekian lama menunggu akhirnya para pemimpin ASEAN memberikan lampu hijau atau sepakat untuk mengakui Timor Leste sebagai anggota ASEAN ke-11.

Para pemimpin negara ASEAN (Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara) dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) ke-40 dan 41 di Ibu Kota Pnom Penh, Kamboja, Jumat (11/11) setuju untuk mengakui Timor Leste sebagai anggota ASEAN.

“Kami pada prinsipnya setuju untuk mengakui Timor Leste sebagai anggota kesebelas ASEAN,” demikian bunyi pernyataan bersama dikeluarkan para pemimpin ASEAN sehabis KTT. Proses selanjutnya untuk menjadi anggota penuh akan diajukan dalam KTT tahun depan di Jakarta.

Selama belum menjadi anggota penuh, Timor Leste diberi status sebagai negara peninjau dan membolehkan negara bekas provinsi ke-27 Indonesia itu mengikuti semua pertemuan ASEAN, termasuk KTT.

Pengamat ASEAN dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Faudzan Farhana kepada VOA, Jumat (11/11) menjelaskan selama ini memang tidak ada penolakan tegas dari ASEAN terhadap lamaran Timor Leste yang diajukan pada 2011 untuk menjadi anggota ASEAN.

Dia menambahkan ASEAN memang menerapkan empat syarat bagi negara yang ingin bergabung, yakni kedekatan geografis, disetujui semua anggota, , terikat atau tunduk pada piagam ASEAN, dan mempunyai kemampuan dan kemauan untuk memenuhi komitmen-komitmen ASEAN.

Menurut Farhana, lambatnya penerimaan permintaan Timor Leste untuk menjadi anggota karena ada negara ASEAN yang mengkhawatirkan masuknya Timor Leste akan memunculkan masalah.

“Lamanya proses Timor Leste diterima atau bergabung itu lebih beratnya di faktor pertahanan keamanan yang dimiliki oleh Timor Leste maupun isu-isu ekonomi, yang kemudian bagi negara-negara anggota ASEAN memandang jika (Timor Leste bergabung), akan menjadi masalah kita,” kata Farhana.

Dia menambahkan jika perkembangan ekonomi di Timor Leste nantinya tidak bisa mengikuti negara-negara ASEAN lainnya, maka Timor Leste dikhawatirkan akan menjadi penghambat bagi kemajuan di kawasan ASEAN. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi Timor Leste sejak merdeka lambat sekali.

Apalagi, lanjutnya, ASEAN masih disibukkan oleh krisis politik di Myanmar setelah kudeta militer terjadi di negara tersebut pada 1 Februari 2021.

Page: 1 2

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

4 menit ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

7 jam ago

Uji Kompetensi Bahasa Inggris, 32 Tim Peserta Ikuti Yos Sudarso Debating Championship 2024

BATAM - Yos Sudarso Debating Championship 2024 mulai digelar hari ini, Sabtu (21/09/2024). Kepala Sekolah…

7 jam ago

Gugatan HNSI Batam terhadap Kapal MT Arman 114 Diputus N.O

BATAM – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Batam menjatuhkan putusan Niet Ontvankelijke Verklraad(N.O) atas gugatan Perbuatan…

7 jam ago

Inovasi Pengembangan Infrastruktur, BP Batam Dianugerahi Awarding tvOne

BATAM - Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) mendapatkan Penghargaan Inovasi Pengembangan Infrastruktur dalam Malam Penganugerahan…

8 jam ago

BRI-MI Raih Penghargaan sebagai The Most Popular Brand of the Year 2024

BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) kembali menorehkan prestasi. Kali ini, BRI-MI diganjar penghargaan yang diberikan oleh…

10 jam ago

This website uses cookies.