JAKARTA – Peneliti Senior Perkumpulan Prakarsa, Setyo Budiantoro mengatakan Indonesia berada ditingakat sembilan terbesar di dunia kategori negara yang memilik aliran dana gelap(illicit financial flow).
Tidak tanggung-tanggung, rata-rata aliran dana gelap mencapai US$ 18 miliar per tahun atau sekitar Rp 200 triliun.
“Hingga Desember 2015, Indonesia berada di peringkat sembilan terbesar di dunia aliran dana gelapnya,” kata Setyo, Sabtu (20/2) di Jakarta.
Dijelaskan, aliran dana gelap bersumber dari banyak hal. Diantaranya transaksi ilegal, penghindaran pajak, bea masuk, pertambahan nilai, dan lain-lain. Termasuk transfer dana korupsi ke bank luar negeri, pencucian uang dari perdagangan barang-barang terlarang.
Secara global, menurutnya, akumulasi aliran dana gelap di Asia juga masih yang terbesar di dunia (38,8 persen). Diprediksikan, negara-negara berkembang kehilangan hingga US$ 7,8 triliun selama periode 2004-2013.
Aliran dana yang tidak sah tersebut berpengaruh langsung terhadap kondisi fiskal dan moneter dalam negeri. Selain penerimaan negara melalui pajak yang menguap, likuiditas keuangan pun dapat tersedot.
“Kondisi ini menyebabkan hilangnya sebagian modal untuk mendorong kegiatan ekonomi serta meningkatkan layanan publik,” ucap Setyo.
Sumber : beritasatu.com
JAKARTA - Pengurus Pusat Ikatan Wartawan Online (PP IWO) pada perayaan Idulfitri 1446 Hijriah memberitahukan…
RIAU - Sidang gugatan dan klaim PTPN IV regional III sebesar Rp140 Miliar terhadap Koperasi…
LINGGA – Dari langkah kecil yang dilakukan dengan tulus, sebuah gerakan sosial bernama Jumat Pagi…
RIAU - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Siak Hulu H. Azmi Tamin Aminullah resmi…
BATAM - Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kepri, Kombes Silvestre Simamora mengatakan kerugian negara…
KEPRI - PT. Rancang Bangun Mandiri (PT. RBM) resmi menjadi kontraktor pelaksana pembangunan Gedung Fakultas…
This website uses cookies.