JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memusnahkan sekitar 200 triliun lembar uang kertas yang lusuh dan tak layak setiap tahun. Itu artinya, 35-40 persen dari total 560 triliun sampai 600 triliun lembar uang yang diedarkan bank sentral setiap tahunnya.
“Standar kelusuhan uang (soil level) harus di atas 8 untuk dapat dianggap layak. Tahun lalu, sekitar 200 triliun lembar uang yang diedarkan memiliki soil level kurang dari 8. Kebanyakan uang pecahan kecil atau dibawah Rp10.000,” terang Suhaedi, Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Uang, Selasa (14/3/2017).
Padahal, sambung dia, uang merupakan simbol martabat bangsa. Di samping alasan lain, pemusnahan uang memakan biaya, karena berarti uang yang ditarik dari peredaran dan dimusnahkan harus segera diganti dengan yang baru.
Selain itu juga Perum Peruri, perusahaan pencetak uang negara memiliki keterbatasan dalam mencetak uang. Kemampuan Perum Peruri mencetak uang senilai Rp9 triliun – Rp10 triliun per tahun.
BI mencatat, kebutuhan uang yang diedarkan sebanyak 560 triliun – 600 triliun lembar per tahun. Namun, jumlah itu bisa mencapai 860 triliun lembar pada pekan pertama dan keempat setiap bulan atau saat masyarakat menerima upah, termasuk momentum Lebaran dan libur akhir tahun.
Suhaedi mengatakan, dalam beberapa tahun belakangan, kebutuhan uang yang diedarkan berkisar 12 persen per tahun. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju, seperti Inggris yang hanya berkisar 5 persen.
“Gerakan Non Tunai (GNT) memengaruhi kebutuhan uang fisik beredar, namun masih ada segmen-segmen yang pembayarannya belum bisa digantikan dengan keberadaan uang fisik,” terang dia.
Program BI Jangkau
Untuk mengurangi uang tak layar edar, BI akan lebih getol meningkatkan distribusi uang ke 34 kantor-kantor perwakilan bank sentral di setiap provinsi. BI juga akan membuka lebih banyak kantor kas titipan untuk melayani hingga ke tingkat kabupaten/kota dan desa.
Saat ini, Suhaedi menuturkan, BI tercatat baru membuka 64 kantor kas titipan, akan mencapai 65 kantor pada akhir pekan ini dan 107 kantor sampai akhir tahun nanti.
“Kami juga menginisiasi program BI Jangkau. Kami akan kerja sama dengan bank-bank pelat merah, PT Pos Indonesia (Persero), dan PT Pegadaian (Persero) sebagai langkah awal untuk mendistribusikan uang hingga ke tingkat desa dan menaikkan kualitas uang beredar,” katanya.
Editor : Roni Rumahorbo
Sumber : CNN Indonesia
Artikel "Designing Spaces for Effective Group Brainstorming" oleh Melvin Halpito, Managing Director MLV Teknologi, membahas…
Indonesia tengah menghadapi tekanan ekonomi yang kompleks dan multidimensi. Ketidakstabilan global yang dipicu oleh ketegangan…
PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi para pelanggan,…
Jakarta, Kompas – Di tengah meningkatnya minat generasi muda untuk berkarier di dunia digital, masih…
Yogyakarta — KA Bandara area Yogyakarta mencatat ketepatan waktu keberangkatan (on-time performance/OTP) yang sangat tinggi…
Harga Bitcoin tercatat stabil pada level $84.447 pada Senin pagi (14/4), di tengah sentimen pasar…
This website uses cookies.