Categories: Voice Of America

China Sumbang Dua Pertiga dari 366 GW PLTU Batu Bara Dunia yang akan Dibangun

VOA – China menyumbang lebih dari dua pertiga proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara baru berkapasitas 366 gigawatt (GW) yang digagas oleh sejumlah negara. PLTU tersebut masih dalam tahap pembangunan dan perencanaan, yang muncul pada akhir 2022. Demikian hasil sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Kamis (6/4).

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak dunia untuk berhenti membangun PLTU baru dan menghentikan konsumsi batu bara sepenuhnya pada 2040. Langkah itu diperlukan untuk memangkas emisi karbon pemanasan iklim dan menjaga kenaikan suhu global dalam 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri.

Namun kapasitas PLTU yang direncanakan atau sedang dibangun di seluruh dunia mencapai 537 GW pada tahun lalu, meningkat dari rekor terendah 479 GW pada tahun sebelumnya. China menyumbang 68 persen dari total kapasitas tersebut, menurut sebuah laporan lembaga kajian yang dipimpin Global Energy Monitor (GEM) yang berbasis di AS.

Seorang pria berjalan melewati pembangkit listrik tenaga batu bara di Shanghai, China, 14 Oktober 2021. (Foto: REUTERS/Aly Song)

“Semakin banyak proyek batu bara baru beroperasi, semakin tajam komitmen yang diperlukan di masa depan,” kata Flora Champenois dari GEM, penulis utama laporan tersebut.

“Pada tingkat ini, transisi dari batu bara yang ada dan yang baru tidak terjadi cukup cepat untuk menghindari kekacauan iklim,” katanya.

Di luar China, kapasitas PLTU baru yang direncanakan turun 20 persen dibandingkan tahun lalu, tanpa ada proyek yang diusulkan baik di Uni Eropa maupun Amerika Utara. India menyumbang 60,5 GW dari kapasitas yang diusulkan, sementara negara itu juga berencana membangun 26 GW lagi.

Secara keseluruhan, kapasitas PLTU batu bara di seluruh dunia tumbuh sebesar 19,5 GW pada tahun lalu. Kapasitas baru yang dibangun mencapai 45,5 GW, sebagian besar dari China, diimbangi dengan dihentikannya sejumlah PLTU dengan kapasitas sebesar 26 GW.

Proses mempensiunkan PLTU melambat dari tahun sebelumnya karena negara-negara kembali menggunakan batu bara untuk mengatasi gangguan pasokan gas yang timbul dari invasi Rusia ke Ukraina.

China berkomitmen untuk mulai mengurangi konsumsi batu bara sebelum 2025. Beijing juga berjanji untuk mencapai netral karbon pada 2060.

Persetujuan pembangunan PLTU China pada tahun lalu adalah yang tertinggi sejak 2015, karena pemerintah daerah khawatir ketidakstabilan pasokan listrik dapat merusak pertumbuhan ekonomi./VOA

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Sidang Gugatan PTPN IV, Ahli Sebut Klaim Rp140 Miliar Terhadap Masyarakat Tidak Berdasar

RIAU - Sidang gugatan dan klaim PTPN IV regional III sebesar Rp140 Miliar terhadap Koperasi…

2 hari ago

Di Balik Yayasan Jumat Pagi, Ada Sosok Ir. Novrizal dan Relawan yang Tak Pernah Lelah

LINGGA – Dari langkah kecil yang dilakukan dengan tulus, sebuah gerakan sosial bernama Jumat Pagi…

2 hari ago

Umumkan Idul Fitri 31 Maret 2025, Ketua MUI Siak Hulu Juga Sampaikan Hal Penting ini

RIAU - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Siak Hulu H. Azmi Tamin Aminullah resmi…

3 hari ago

Kerugian Negara Kasus Korupsi Revitalisasi Pelabuhan Batu Ampar Masih Dihitung

BATAM - Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Kepri, Kombes Silvestre Simamora mengatakan kerugian negara…

5 hari ago

PT. RBM Bangun Gedung Fakultas Kedokteran PTN Pertama di Kepri

KEPRI - PT. Rancang Bangun Mandiri (PT. RBM) resmi menjadi kontraktor pelaksana pembangunan Gedung Fakultas…

5 hari ago

WSBP Catatkan Pertumbuhan Pendapatan 31,58% Sepanjang 2024

Jakarta, Maret 2025. PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) berhasil mencatatkan pertumbuhan pendapatan…

5 hari ago

This website uses cookies.