Categories: BP BATAM

Curah Hujan Menurun, Ketersediaan Air Baku Waduk Duriangkang Jadi Perhatian

BATAM – Kondisi air waduk di Batam saat ini mengalami penurunan meskipun sudah memasuki musim hujan.

“Sejak bulan Juni rata-rata (air waduk) turun semua, yang paling concern dari kita itu waduk Duriangkang karena mensuplai kebutuhan air 80 persen, tapi saat ini air waduk sudah turun 2,73 meter di bawah spillover,” jelas Direktur Teknik ATB, Paul Bennett, pada Kamis (05/12/2019).

Lebih lanjut Paul menerangkan, saat terjadi El Nino pada tahun 2015 lalu, air waduk hanya berkurang paling rendah 2,5 meter di bawah spillover yang mencapai 7,5 meter.

Ia mengungkap permasalahan tersebut disebabkan kebutuhan air di Batam yang terus meningkat sehingga air waduk pada tahun ini bisa turun lebih rendah meskipun curah hujannya lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 lalu.

“Tahun 2019 hujannya lebih besar daripada tahun 2015, tetapi air waduknya turun lebih rendah karena kebutuhan air di Batam naik terus,” katanya.

Dalam satu tahun, Paul mengatakan kebutuhan air di pulau Batam bisa meningkat lebih dari 160 liter per detik.

Dengan kondisi tersebut, ATB akan melakukan rationing terhadap suplai air apabila kondisi air baku waduk Duriangkang terus mengalami penurunan.

Kepala Kantor Pengelolaan Air dan Limbah BP Batam, Binsar Tambunan juga menjelaskan BP Batam melakukan berbagai upaya untuk menjaga ketersediaan air baku di Batam.

“BP Batam sedang mengembangkan Batam Integrated Water Treatment untuk memenuhi kebutuhan air di Batam,” terangnya.

Ia mengatakan kebutuhan air di Batam saat ini mencapai 3.500 liter per detik dan diprediksi akan terus meningkat hingga tahun 2045 mencapai 7.000-7.500 liter per detik.

Tak hanya itu saja, BP Batam juga sedang menjalankan proyek recycle water yang akan selesai pada akhir tahun 2020. Melalui proyek tersebut, air limbah nantinya tidak akan dibuang ke laut, melainkan akan didaur ulang. Tak hanya itu saja, BP Batam juga akan membuat paket desalinasi.

“Kita akan membuat paket desalinasi untuk memenuhi kebutuhan air 5 liter per detik,” kata Binsar.

Air desalinasi tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri, sedangkan kebutuhan air masyarakat Batam akan dipenuhi dari waduk yang ada.

Selain itu, BP Batam juga memasang goro dan harvester untuk membersihkan eceng gondok seluas 180 Ha di waduk Duriangkang.

 

(red)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

4 jam ago

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

6 jam ago

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

6 jam ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

13 jam ago

Uji Kompetensi Bahasa Inggris, 32 Tim Peserta Ikuti Yos Sudarso Debating Championship 2024

BATAM - Yos Sudarso Debating Championship 2024 mulai digelar hari ini, Sabtu (21/09/2024). Kepala Sekolah…

13 jam ago

Gugatan HNSI Batam terhadap Kapal MT Arman 114 Diputus N.O

BATAM – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Batam menjatuhkan putusan Niet Ontvankelijke Verklraad(N.O) atas gugatan Perbuatan…

13 jam ago

This website uses cookies.