Dituduh Bohong Tentang Perang
Terkait dengan perang, Benni mengaku para warga Indonesia yang tinggal di Ukraina, termasuk dirinya, kerap mendapatkan komentar negatif atau dianggap menyebarkan berita bohong.
Ia pun meminta “warga Indonesia, khususnya yang tidak mengetahui persis situasi di (Ukraina)” agar tidak terprovokasi dengan hanya satu berita yang mendukung Rusia.
“Sedangkan kita di (Ukraina), WNI yang memberikan informasi langsung, yang tinggal di Ukraina, langsung di judge sama orang Indonesia itu sendiri katanya, ‘ah, bohong. Kalian itu menyebarkan berita hoax.’ Jadi mohon untuk (mengecek silang) setiap berita yang kalian lihat,” tambah Benni.
Memilih Menetap di Indonesia
Lain halnya dengan Benni, diaspora Indonesia, Erni Dona Polsavtseva yang sempat tinggal di ibu kota Kyiv, bersama suami dan putranya, kini memutuskan untuk menetap sementara di Indonesia.
Ketika terjadi invasi Rusia di Ukraina, Dona memutuskan pulang terlebih dahulu bersama putranya ke Indonesia. Suami Dona, yang adalah warga negara Ukraina, menyusul sekitar 6 bulan kemudian, karena harus mengamankan orang tuanya ke negara lain terlebih dahulu.
“Ada alasan tersendiri suami saya bisa keluar dari Ukraina, karena anak kami itu autis,” ujar Dona.
Dona yang adalah seorang pencipta konten di media sosial menambahkan, pria Ukraina yang punya anak berkebutuhan khusus, diperbolehkan keluar dari Ukraina. Jika terhindar dari wajib militer, pria tersebut dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Dona dan keluarga pun harus beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia.
“Ya mungkin masih ada kayak trauma-trauma gitu, terus masih deg-degan gitu dengar suara segala macam. Tapi lama-kelamaan kami juga jadi terbiasa, kayak ‘oke udah berlalu, oke aku udah di tempat yang aman,” jelasnya saat dihubungi oleh VOA.
Awalnya, Dona sempat memutuskan untuk kembali ke Ukraina, mengingat anaknya harus sekolah. Namun, dua minggu setelah tiba di Indonesia, Dona mengetahui bahwa dirinya tengah hamil anak ke-2.
“Kita pikir, enggak bagus untuk perjalanan gitu kan atau pun balik lagi,” kata Dona.
Keputusannya untuk menetap di Indonesia untuk saat ini pun semakin mantap. Hingga kini, Dona yang tinggal di Tangerang masih berusaha mencari sekolah yang tepat untuk putranya.
“Paling dia kayaknya kangen banget sekolah karena biasanya dia tuh kalau di Ukraina sekolah dari pagi sampai sore gitu ya, sedangkan di sini dia enggak ada kegiatan yang begitu banyak,” tambah Dona.
Suami Dona, yang perusahaannya bangkrut karena terjadi perang, kini sudah mulai bekerja di Indonesia. Untungnya bidang pemasaran internet yang ditekuni oleh suami Dona, membuatnya bisa bekerja secara online.
Dona dan Benni pun masih terus berkomunikasi dengan sesama diaspora Indonesia yang tinggal di Ukraina.
“Semoga mereka dalam lindungan Tuhan selalu dan semoga mereka dikasih kesabaran, kekuatan, dan juga keamanan ya yang pasti,” ujar Dona.
Dona pun kini hanya bisa bersabar dan menunggu. Ia berharap suatu hari nanti, ia dan keluarganya bisa kembali lagi ke Ukraina./VOA
Page: 1 2
Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…
Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…
BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…
Jakarta, 19 November 2024 - Berdasarkan data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), pertumbuhan transaksi…
Indonesia Blockchain Week (IBW) 2024 sukses diselenggarakan pada 19 November 2024 di The Ritz-Carlton Pacific…
This website uses cookies.