Categories: BATAM

Disperindag Ajak Ikut BPJS-TK, Pedagang: Lebih Baik Stabilkan Harga dan Stok Barang

BATAM-Beberapa hari lalu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam bersama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketengakerjaan membuat MoU terkait Pasar Sadar Jaminan Sosial Ketenagakerjaan di Pasar Botania 2 Batam Centre. Kerjasama tersebut bertujuan dalam rangka perluasan kepesertaan dalam melindungi pekerja yang bekerja di lingkungan pasar.

Namun di lapangan, pendapat para pedagang justru pro dan kontra. Salah satu pedagang pasar Fanindo, Batuaji, Rosida mengatakan dirinya menyambut baik hal tersebut.

“Kalau tujuannya seperti itu menurut saya sendiri ya bagus, meskipun tingkat risiko pekerjaannya kecil tidak ada salahnya untuk ikut bergabung, ya sedia payung sebelum hujan lah bang,” ujar wanita 29 tahun itu kepada swarakepri.com di lokasi, Kamis (05/9/2019).

Rosida menambahkan, sebaiknya pihak terkait terus giat melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai manfaat BPJS Ketenagakerjaan ini agar para pedagang yang belum mengetahui dan memahami benar bisa mengerti dan memiliki inisiatif untuk mendaftarkan diri.

Sementara itu di lokasi yang berbeda, Isma, salah satu pedagang Pasar Induk Jodoh, justru enggan untuk mengikuti program tersebut. Isma justru meminta agar pemerintah sebaiknya fokus menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan dan sayuran.

“Sebaiknya pemerintah fokus menjaga kestabilan harga bahan pokok, terutama memastikan kelancaran jalur distribusi dari daerah produksi hingga ke pasar tradisional. Kalau ketersediaan bahan pangannya sudah ada dan cukup, kami juga kan bisa kasih harga normal kepada pembeli,” ucapnya.

Selain itu, lanjut Isma, pemerintah harus bersikap tegas terhadap pihak-pihak yang melakukan aksi penimbunan. Sebab, aksi semacam inilah yang akhirnya menyudutkan pedagang pasar, seakan-akan pedagang pasar yang melakukan aksi ambil untung dari situasi yang ada.

“Padahal, pedagang adalah korban dari aksi nakal para penimbun ini. Bila komoditas tertentu langka, pasti harga beli pedagang ke pemasok juga naik. Harga yang tinggi ini menyebabkan menurunnya pembeli sehingga turut pula berdampak pada penurunan omzet pedagang,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

 

 

Penulis: Ivan
Editor: Rumbo

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

INKOP TKBM Kembali Bekerja Sama dengan Port Academy untuk Penyelenggaraan Diklat KRK TKBM di Jakarta

Jakarta, November 2024 – INKOP TKBM kembali bekerja sama dengan Port Academy untuk menyelenggarakan Diklat…

5 jam ago

Collector Club: Event Pertama yang Hadirkan TCG One Piece Bahasa Inggris dan Budaya Pop di Indonesia!

Mengapa Anda Tidak Boleh Lewatkan Acara Ini? Ini adalah kesempatan pertama di Indonesia untuk memiliki TCG One…

7 jam ago

Layanan SIP Trunk Terbaik untuk Bisnis: Solusi Hemat Biaya Untuk Tingkatkan Komunikasi!

Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…

8 jam ago

Harga Minyak WTI Naik Tipis, Didukung Ketegangan Geopolitik dan Permintaan Tiongkok

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…

9 jam ago

Ini Dia Pilihan 10 Aplikasi Musik Online Terbaik di 2024

Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…

9 jam ago

Usai Cuti, Kepala BP Batam Dengarkan Laporan Kinerja dari Wakil Kepala BP Batam

BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…

9 jam ago

This website uses cookies.