Categories: TEKNOLOGI

Facebook Punya 4 Cara Basmi Berita Hoax

JAKARTA – Facebook kerap menerima kritik untuk urusan pemberitaan. Mulanya pada awal tahun ini, ketika tim editorial Facebook dilaporkan sering memilih berita sensasional sebagai yang terpopuler.

Padahal berita terpopuler semestinya merujuk pada banyaknya berita diklik. Alhasil, Facebook memecat oknum di tim editorialnya dan memperbaiki sistem pemilihan berita terpopuler berdasarkan algoritma khusus.

Baru-baru ini, tepatnya pasca Pemilihan Presiden AS, Facebook kembali dicerca. Jejaring sosial tersebut dituduh berkontribusi memenangkan Donald Trump.

Sebab, ada berita palsu yang jadi viral di Facebook dan menguntungkan Trump. Lagi-lagi Facebook berjanji akan memperbaiki aliran berita di linimasa.

Realisasi janji itu akhirnya dibeberkan pada Jumat (16/12/2016), lewat sebuah keterangan resmi yang diterima KompasTekno. Berikut selengkapnya.

Pertama, proses pelaporan dipermudah. Setiap artikel yang ada di linimasa Facebook kini dilengkapi dengan fitur pelaporan. Letaknya di sudut kanan atas layar.

Jika suatu artikel mengandung unsur penyebaran kebencian, hoax, atau spam, pengguna bisa langsung melaporkannya ke Facebook. Ada beberapa alasan template yang bisa dipilih untuk memperkuat laporan.

“Kami sangat bergantung pada Anda sebagai komunitas kami dalam membantu mengatasi permasalahan ini (berita hoax),” kata VP News Feed Facebook Adam Mosseri.

Kedua, memperingati pengguna ketika hendak membagi berita-berita yang diperdebatkan. Untuk yang satu ini, Facebook bekerja sama dengan organisasi pihak ketiga.

Organisasi bernama International Fact Checking Code tersebut akan mengidentifikasi laporan yang dianggap sensasional dan mengabaikan fakta. Selanjutnya, berita tersebut tetap bisa ada di linimasa, namun disisipkan tautan artikel yang benar.

Pengguna juga masih bisa membagikannya ke khalayak yang lebih luas, tapi akan ada peringatan dari Facebook bahwa berita itu diragukan kebenarannya. Selain itu, artikel yang ditandai tak bisa meraup duit dari iklan.

Ketiga, berbagi informasi benar. Facebook berasumsi bahwa semakin banyak berita disebar dan tak menimbulkan kontroversi, maka semakin tinggi tingkat kebenaran berita itu.

Makanya, berita-berita yang banyak disebar dan tak memicu kebencian akan lebih banyak terpatri di linimasa Facebook ke depannya.

Keempat, memutus insentif untuk penyebar berita palsu. Facebook sadar bahwa situs hoax bukan semata-mata untuk menggiring opini publik, namun juga untuk mendapat keuntungan finansial.

Dalam hal ini, Facebook telah mengeliminasi kemampuan pembelian domain yang sifatnya menipu, sehingga mengurangi prevalensi dari situs-situs yang berpura-pura sebagai media sesungguhanya.

Media sosial itu juga sesumbar tengah menganalisis situs penerbit untuk mendeteksi tindakan penegakan jika dibutuhkan.

“Penting bagi kamu untuk memastikan bahwa segala hal yang Anda lihat di Facebook adalah otentik dan bermakna,” Mosseri menuturkan.

 

 

Sumber : KOMPAS

Roni Rumahorbo

Recent Posts

Ephorus HKBP Akan Hadiri Pesta MBO dan Mangompoi di HKBP Aek Nauli Batam

BATAM - Jemaat dan Pelayan Gereja HKBP Aek Nauli, Ressort Aek Nauli Bida Ayu, Distrik…

3 jam ago

Phantom Followers: Saat Angka Besar Tidak Menghasilkan Apa-Apa

Di sosial media seperti Instagram & TikTok, sering kita jumpai akun dengan followers sangat banyak,…

5 jam ago

Bukan Hanya Tren, Customer Experience Kini Jadi Pilar Pertumbuhan Bisnis

Jakarta, 17 September 2025 – Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan tidak lagi cukup…

8 jam ago

Touring Motor Aman dan Menyenangkan Bersama BRI Finance

Jakarta, 16 September 2025 – Touring dengan sepeda motor semakin digemari, terutama di kalangan generasi…

10 jam ago

Perjanjian Kerjasama Dinas Pendidikan Sumatera Selatan dengan Gamelab

Palembang, 1 September 2025 – Dunia pendidikan terus menghadapi tantangan baru di era digital. Transformasi…

10 jam ago

ASRI Hadirkan Program CUANTASTIC: Refer, Reward, Repeat

Siapa bilang cuan besar dari properti hanya bisa didapatkan agen profesional? Kini, semua orang punya…

15 jam ago

This website uses cookies.