BATAM – Gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman(BISA) program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) hadir di Kecamatan Belakang Padang. Gerakan ini merupakan gerakan padat karya yang bertujuan untuk meningkatkan peran pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif dalam menangani dan meningkatkan kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan di destinasi untuk memasuki masa adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi COVID-19.Kegiatan ini berlangsung tanggal 29 sampai 30 Juli.
Dalam kegiatan ini masyarakat bergotong royong untuk membersihkan di lokasi objek wisata. Untuk Belakang Padang membersihkan sampah laut dari Elang- Elang Laut sampai Kampung Gajah.
Kegiatan Gerakan BISA ini disambut Camat Belakang Padang, Yudi Admaji. Yudi panggilan akrabnya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) atas dipilihnya Pulau Penawar Rindu sebagai lokasi melaksanakan gerakan ini.
Kecamatan Belakang Padang sebagai kecamatan pertama di Kota Batam tentunya memiliki banyak sejarah di kecamatan yang dijuluki dengan Pulau Penawar Rindu. Belakang Padang memiliki potensi pariwisata, diantaranya wisata sejarah, seperti adanya Kantor Camat pertama, Pulau Sambu, dan Pulau Tolob yang memiliki cagar budaya berupa Makam Syeh Syarif Ainun Naim bin Maulana Ishaq yang dikenal dengan Sunan Thulub.
Kemudian Belakang Padang juga terkenal dengan wisata kulinernya seperti Cendol Belakang Padang. Selain itu juga dikenal dengan wisata budayanya seperti tari, zikir barat, dan rumah gasing, kata Yudi dalam sambutannya diacara Pembukaan Gerakan BISA di Gedung Nasional, Belakang Padang, Rabu (29/7).
Sejumlah elemen masyarakat terlibt dalam kegiatn ini, diantaranya pengemudi becak, ojek, tokoh wanita, pemuda, dan instansi.
“Kami mengucapkan selamat datang di Belakang Padang, Pulau Penawar Rindu,” ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf yang terus mendukung pariwisata Kota Batam. Kota Batam mendapat dua tempat untuk melaksanakan Gerakan BISA. Sebelumnya gerakan ini telah dilaksanakan di Pantai Nongsa pada 17 hingga 18 Juli lalu. Kemudian hari ini di Belakang Padang 29 sampai 30 Juli.
Belakang Padang memiliki banyak potensi pariwisata. Berbagai kegiatan seperti Sea Eagle Boat Race pernah digelar di Belakang Padang, dan Belakang adalah salah satu kawasan yang masuk dalam rencana pengembangan pariwisata nasional bersama Nongsa dan Pulau Abang, sebut Ardi.
“Kita akan berupaya untuk menggelar kembali agenda pariwisata di Belakang Padang sehingga pariwisata Belakang Padang makin bergairah,” terangnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar menyebutkan Provinsi Kepri mendapat lima tempat pelaksanaan Gerakan BISA, yakni Batam yang dilaksanakan di Nongsa dan Belakang Padang,Karimun, Bintan, dan Pulau Penyengat. Ia mengajak untuk mengangkat kembali pulau bersejarah di Kepri seperti Pulau Penyengat di Tanjungpinang dan Belakang Padang di Kota Batam.
“Mari membangun Belakang Padang, provinsi akan membackup. Mari bersama kita berdoa Covid-19 reda sehingga Januari mendatang bisa melaksanakan aktivitas kembali,” serunya.
Kasubid Kelembagaan Regional Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kamal Rimosan mengatakan kegiatan ini merupakan program dari Presiden yang diturunkan kepada Kemenparekraf. Di masa new normal beradaptasi kebiasaan baru diterjemakan dalam bentuk program besar, ada kebersihan, kesehatan, keselematan, dan kelestarian lingkungan yang diterapkan dalam Gerakan BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman).
“Gerakan ini untuk memberikan semangat kepada kita dalam memasuki adaptasi kebiasaan baru, Kita harus menyiapkan destinasi BISA (Bersih, Indah, Sehat, Aman) untuk wisatawan sehingga mereka merasa nyaman datang ke objek wisata,” katanya.
Mewakili Deputi Kebijakan Strategis Kemenparekraf atau Baparekraf, Guntur Sakti menyampaikan Gerakan BISA bertujuan untuk mengajak para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif serta masyarakat yang terdampak ekonomi ikut berkontribusi dalam rangka mewujudkan nilai-nilai Sapta Pesona yakni aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah, dan kenangan. Karena hal ini sangat penting untuk menarik wisatawan serta mendorong perbaikan indikator Health and Hygiene dan Safety and Security di lingkungan destinasi pariwisata guna meningkatkan peringkat Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia (Travel and Tourism Competitiveness Index.
Melalui Pelaksanaan Gerakan BISA diharapkan para pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat cepat berdaptasi dengan tatanan atau kebiasaan baru sesuai dengan prinsip higiene dan sanitasi yang baik.
Guntur mengajak masyarakat untuk terus menjaga destinasi pariwisata dengan menjaga kebersihan, keindahan, kesehatan, dan keamanan.
“Kalau kampung kita tak bersih, indah, sehat, aman, jangan harap wisatawan mau kesini,” tegasnya.
Pelaksanaan Gerakan BISA juga merupakan bagian dari upaya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio yang mengajak seluruh pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif optimis agar dapat segera bangkit dari tekanan pandemi Covid-19.
Dengan menjalankan Keputusan Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/382/2020 tentang Protokol Kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum yang operasionalisasinya di terapkan di sektor industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
(Redaksi)
Jakarta, November 2024 – INKOP TKBM kembali bekerja sama dengan Port Academy untuk menyelenggarakan Diklat…
Mengapa Anda Tidak Boleh Lewatkan Acara Ini? Ini adalah kesempatan pertama di Indonesia untuk memiliki TCG One…
Layanan SIP Trunk adalah layanan telepon yang dilakukan melalui jaringan internet, layanan SIP Trunk menjadi…
Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mencatatkan kenaikan tipis sebesar 14 sen, atau 0,2%,…
Musik telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari, dan dengan kemajuan teknologi, mendengarkan musik semakin…
BATAM - Kepala Badan Pengusahaan Batam (BP Batam), Muhammad Rudi menerima sekaligus mendengarkan paparan Laporan…
This website uses cookies.