BATAM – Keberadaan kawasan mangrove terakhir di Kecamatan Bengkong tepatnya di daerah Sei Nayon, Batam yang merupakan gugusan mangrove terakhir di sana hampir rata dengan tanah akibat pembangunan infrastruktur dan pemukiman di daerah tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh penggiat lingkungan hidup Akar Bhumi Indonesia (ABI) berdasarkan hasil investigasi dalam beberapa bulan yang lalu.
Kepala Divisi Advokasi ABI, Soni Riyanto mengatakan, aktivitas penimbunan yang saat ini tengah dikerjakan oleh PT Harmoni Mas di kordinat 1’153395094644094 N 104’04593001933793 E telah menimbulkan kerusakan habitat pesisir dan ekosistem mangrove.
“Bukan hanya di daerah sekitar lokasi pengerjaannya saja yang terdampak, tapi sampai juga ke pantai Terih, pantai Kelembak, pantai Pandang Tak Jemu
bahkan radius berkilo-kilo meter,” ujarnya kepada SwaraKepri, Rabu (1/12/2021).
Adapun dampak yang disebabkan oleh pengerjaan proyek tersebut yakni karena proses sendimentasi telah menganggu aktivitas nelayan yang mengalami penurunan pendapatan secara drastis.
“Masalah ini sudah kita laporkan DLH Kota Batam, mereka (DLH) mengaku lokasi tersebut memang sudah PL nya PT Harmoni Mas. Untuk PNBP dana reboisasinya sudah dibayar, akan tetapi dokumen AMDAL nya masih dalam tahap proses. Tetapi perusahaan sudah kejar target menyelesaikan proyek,” jelasnya.
PT Bambang Djaja, pabrik trafo terkemuka di Indonesia, dengan bangga memperkenalkan trafo kering sebagai solusi…
LINGGA – Menyambut Tahun Baru Imlek 2025 yang jatuh pada 29 Januari mendatang, suasana malam…
Pendiri CLAV Digital, Andrea Wiwandhana, menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban kebakaran yang baru-baru ini…
Swarga Suites Bali Besrawa resmi memulai tahap awal proyek perluasannya melalui upacara groundbreaking yang menjadi…
Jakarta, 16 Januari 2025 - Bitcoin kembali menarik perhatian dunia setelah berhasil menembus angka psikologis…
Casa Domaine akan menghadirkan 2 Show Unit Premium Luxury pada awal Tahun 2025 ini. Kedua…
This website uses cookies.