Categories: NASIONAL

Hari Batik Nasional: Kolaborasi Dua Generasi Menata Kampung Batik

Kampung Batik: Kolaborasi Dua Generasi

Muncul hingga merebaknya motif batik kekinian, cafe bernuansa batik tradisional hingga inovasi baru membuat kampung wisata ini semakin dikenal generasi milenial.

Juru bicara Komunitas Pengusaha Kampung Batik Kauman Solo, Gunawan Setiawan mengatakan kolaborasi dua generasi ini perlu adanya komitmen kuat mengembangkan batik dari segala aspek, termasuk tradisi dan ekonomi.

“Pandemi memang ada hikmahnya, kta sekarang menggunakan sistem hybrid, off line dan online. Kalau dulu kan pengusaha di sini PD hanya mengenal offline. Wisatawan atau konsumen datang langsung ke kampung kita. Kolaborasi dua generasi di lampunf batik itu boleh saja, asal tidak meninggalkan yang lama, masih bersinergi dengan core bussines di batik. Contoh di cafe ini tersedia kopi, teh, dan sajian kuliner namun nuansanya batik. Ada deretan stempel batik cap di dinding, lembaran batik lama atau luno masih dipajang, alat-alat membatik juga ikut menghiasi cafe ini, ruangan cafe bersebelahan dengan showroom atau ruang pajang produk batik. Unik kan. Cafe tapi bernuansa batik,” ungkap Gunawan.

Walikota Solo Gibran (kiri) bersama putra putri Solo membatik di kampung Batik Laweyan, Sabtu (1/10). (Foto: VOA/ Yudha Satriawan)

Bahkan, lanjut Gunawan, Hari Batik Nasional 2 Oktober ini, menggelar event 1000 motif batik kuno dan kekinian. Ribuaan lembaran kain batik dipajang dk kampung wisata ini untuk menarik wisatawan. Masyarakat di kampung ini juga menyajikan roti lapis bermotif batik.

Jawa Tengah memiliki daerah yang menjadi sentra batik antara lain batik Sogan Solo, batik Pesisir, dan batik Lasem Pekalongan.

Gubermur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mendatangi kampung batik Kauman Solo ini. Ganjar mengapresiasi langkah pengelola mengembangkan batik sebagai aset utama. Inovasi tiada henti, tegas Ganjar, menjadi kunci menjaga tradisi agar selalu dikenal dan disukai generasi X, Y, Z, hingga milenial.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo ( kiri- batik biru)memakai baju batik motif Harley Davidson saat mengunjungi kampung batik Kauman , Sabtu (1/10). (Foto: VOA/ Yudha Satriawan)

“Di kampung batik ini kan ada 1.000-an motif batik dari yang kuno maupun yang modern. Ditampilkan semua. Kita mengingat kejayaan batik di masa silam, hari ini masih kita lihat. Ini menarik juga, depan saya ada adik-adik mahasiswa, bahkan asal luar Jawa ikut membatik. Ini pengalaman berharga bagi mereka. Ini bagian tempat wisata yang sangat bagus. Tidak hanya sekedar beli batik, tapi juga belajar membatik. Ada banyak pilihan, semua desain batik memiliki filosofi sangat dalam. Semoga muncul motif batik kekinian karya generasi masa kini,” jelas Ganjar.

Page: 1 2 3

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BINUS University Jadi Universitas Terbaik Nomor 2 di ASEAN

Jakarta, 20 November 2024 - BINUS UNIVERSITY, sebagai Perguruan Tinggi Indonesia berkelas dunia mengucapkan terima…

4 jam ago

Muhammad Rudi Ajak Masyarakat Batam Sukseskan Pilkada 2024

BATAM - Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam, H. Muhammad Rudi mengajak seluruh elemen…

4 jam ago

Seberapa Tinggi Dogecoin akan Melesat di 2025? Ini Analisisnya!

Dogecoin (DOGE), koin meme paling populer, saat ini diperdagangkan di bawah $1. Namun, sejumlah analis…

5 jam ago

SIP Trunk adalah Solusi Modern untuk Sistem Telepon: Bagaimana Cara Kerjanya?

SIP trunk adalah sebuah inovasi dan solusi bagi bisnis yang membutuhkan peneleponan dengan frekuensi yang…

5 jam ago

Pembalut Malam, Tidur Nyenyak saat Menstruasi

Saat menstruasi, tidur malam yang nyenyak sering kali terganggu karena kekhawatiran akan bocor atau rasa…

6 jam ago

Mau Memecoin Murah? Ini Daftar Token di Bawah $1 yang Sedang Naik Daun!

Memecoin telah menjadi daya tarik tersendiri di dunia kripto, terutama bagi investor muda yang mencari…

8 jam ago

This website uses cookies.