VOA – Prospek ekonomi dunia tahun ini suram ketika dihadapkan pada inflasi tinggi yang kronis, kenaikan suku bunga, serta ketidakpastian akibat bangkrutnya dua bank Amerika.
Itulah pendapat Dana Moneter Internasional atau IMF yang pada Selasa (11/4) menurunkan ramalan pertumbuhan ekonomi global.
Kini IMF meramalkan pertumbuhan 2,8 persen tahun ini, turun dari 3,4 persen pada 2022 dan taksiran 2,9 persen untuk 2023 yang dibuatnya pada ramalan sebelumnya di bulan Januari.
IMF mengatakan kemungkinan “pendaratan keras”, di mana suku bunga tinggi memperlemah pertumbuhan sedemikian rupa sehingga mengakibatkan resesi, telah “naik tajam,” khususnya di negara-negara maju. Kondisi ini juga meningkatkan risiko terhadap stabilitas finansial global.
“Situasinya tetap rentan,” kata Pierre Olivier Gourcinchas, ekonom utama di IMF kepada para reporter hari Selasa. “Risiko-risiko berbahaya tetap saja membayangi.”
IMF, sebuah organisasi peminjam dana ke 190 negara, meramalkan inflasi global sebesar tujuh persen tahun ini, turun dari 8,7 persen pada 2022, tetapi merupakan peningkatan dari ramalan 6,6 persen pada 2023./VOA
Agenda ini dirancang untuk membantu para perempuan pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memanfaatkan…
Jakarta, 23 November 2024 – Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Sedunia, Primecare Clinic bekerja sama…
FOREXimf, Pialang berjangka resmi di bawah pengawasan BAPPEBTI, dengan bangga mengumumkan pelaksanaan acara FOREXimf: Connect…
Semarang, 23 November 2024 – PT BRI Multifinance Indonesia (“BRI Finance”) menunjukkan komitmennya untuk memberikan layanan…
Kedutaan Besar India, Jakarta telah mengamati beredarnya berita palsu dan menyesatkan mengenai usulan gedung baru…
Dogecoin (DOGE), yang awalnya dianggap sebagai aset digital berbasis meme, kini menjadi salah satu aset…
This website uses cookies.