Categories: BISNIS

Ini Dia “Mafia” Bisnis Ayam Potong di Batam

BATAM – swarakepri.com : Sebanyak 17 orang broker atau perantara bisnis ayam potong ternyata terdaftar di Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Kehutanan Kota Batam.

Hal ini diakui oleh Kabid Peternakan KP2K Batam, Sri Yunelli, Jumat(31/7/2015) ketika ditemui diruang kerjanya. “Saat ini ada 17 broker yang tercatat di KP2K,” ujarnya.

Ia mengaku kesulitan untuk menertibkan para broker ini dilapangan, karena sudah menyangkut urusan bisnis. “Kalau masalah harga dipasar itu bukan domain kami lagi,”jelasnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dilapangan puluhan broker ayam potong yang ada di Batam diantaranya adalah AU, AD, ED, RO, RA, AB, AS, FE.

Diberitakan sebelumnya keberadaan jaringan mafia dalam bisnis ayam potong illegal di kota Batam yang meresahkan masyarakat dan juga peternak kecil makin terkuak. Praktek jahat para mafia ini diduga kuat sengaja dibiarkan oleh aparat terkait seperti Bea Cukai, Dinas KP2K dan Balai Karantina Kota Batam.

Dari hasil investigasi Tim AMOK Group di wilayah Barelang, Kecamatan Bulang, Batam,Sabtu(1/8/2015) ditemukan sebanyak 30-an lokasi peternakan ayam potong illegal mulai dari yang peternak ayam potong skala kecil, menengah sampai peternakan besar.

Madun, salah satu pekerja di peternakan ayam milik pengusaha berinisial AS yang ada di sekitar Jembatan 4 Barelang mengaku usaha peternakan tempatnya bekerja mengalami kerugian besar selama dua kali panen terakhir. Ia mengungkapkan kerugian tersebut diakibatkan oleh pertumbuhan ayam yang kurang maksimal dan banyaknya ayam yang mati di kandang.

Selain itu kata Madun, keberadaan para mafia atau broker yang menguasai penjualan ayam potong di kota Batam juga sangat meresahkan para peternak dengan modal terbatas karena mereka bisa seenaknya memainkan harga ayam potong di pasar.

“Untuk pemasaran, kita menjualnya kepada broker yang datang ke kandang. Biasanya selisih harga dikandang dan dipasar bisa mencapai Rp 5-10 ribu per kilo,” ujar nya.

Selain menguasai pemasaran ayam potong, para broker ini juga menguasai distribusi bibit dan pakan ayam potong di Batam. Para broker ini diduga sudah kongkalikong dengan beberapa pengusaha peternakan ayam potong yang memiliki modal besar.

“Kalau pengusaha besar biasanya sudah punya bibit dan pakan sendiri. Mereka bisa banting harga dengan seenaknya. Beda dengan kami yang masih membeli bibit dan pakan dari broker,” terangnya.

Ketika disinggung soal adanya dugaan ayam potong yang dijual sebelum waktunya(18 hari), ia mengaku hal tersebut rata-rata dilakukan oleh oknum pengusaha peternakan ayam yang memiliki modal besar.

“Itu peternak yang besar saja pak. Kita juga bingung, ayam masih berumur 18 hari kok sudah dijual,” ujarnya. (red/AMOK)

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Halo Robotics Sukses Gelar Drone Talks @ The Mulia, Dorong Inovasi Keamanan dengan Otomasi & AI

Halo Robotics dengan bangga mengumumkan kesuksesan acara Drone Talks @ The Mulia yang diselenggarakan pada…

4 jam ago

Jelang Keputusan The Fed: Bitcoin Melonjak Hampir USD $60.000 Lagi

Harga Bitcoin kembali mengalami koreksi dan turun di bawah USD $60 ribu, menjelang keputusan suku bunga…

5 jam ago

BARDI Smart Home: Dari Garasi ke 4 Juta Pengguna – Apa Rahasianya?

Ketika banyak perusahaan lokal berjuang untuk bertahan hidup di tengah krisis pandemi, BARDI Smart Home…

6 jam ago

Elnusa Petrofin Kembali Gelar Program CSR ASIAP untuk Kurangi Sampah Laut di Desa Serangan, Bali

BALI - Permasalahan lingkungan akibat sampah plastik masih menjadi tantangan serius bagi kelestarian ekosistem laut…

12 jam ago

Uji Kompetensi Bahasa Inggris, 32 Tim Peserta Ikuti Yos Sudarso Debating Championship 2024

BATAM - Yos Sudarso Debating Championship 2024 mulai digelar hari ini, Sabtu (21/09/2024). Kepala Sekolah…

12 jam ago

Gugatan HNSI Batam terhadap Kapal MT Arman 114 Diputus N.O

BATAM – Majelis Hakim Pengadilan Negeri Batam menjatuhkan putusan Niet Ontvankelijke Verklraad(N.O) atas gugatan Perbuatan…

13 jam ago

This website uses cookies.