Categories: INVESTIGASI

Investigasi Terbaru PETA Mengungkap Maraknya Tindak Kekejaman dalam Industri Perdagangan Hewan Peliharaan

Lembaga Meminta Situs-Situs dan Jasa Pengiriman Besar untuk Berhenti Memperjualbelikan dan Mengirim Anjing

JAKARTA – Dirilis hari ini, sebuah investigasi baru dari PETA memperlihatkan penderitaan yang tersebar luas di peternakan-peternakan anjing di Indonesia.

Video rekaman yang baru didapat menunjukkan anjing-anjing dikurung dalam kandang sempit, hampir tanpa perlindungan dari unsur alam – di salah satu peternakan, hanya menggunakan terpal – dan hanya diberi makan dan minum dalam jumlah terbatas.

Mereka hanya bisa berdiri diatas jaring kawat, kayu-kayu rusak atau tanah, dan video memperlihatkan anjing-anjing menangis, berjalan bolak balik dan berlari berputar terus-menerus.

Dua ekor anjing pug – jenis ras yang memiliki gangguan pernapasan – dipegang dan dikawinkan secara paksa oleh para peternak, yang akan menghasilkan anak-anak anjing dengan wajah dan hidung pesek yang akan mengalami kesulitan untuk berlari, berjalan dan bernafas.

Kaki belakang seekor husky terlihat cacat dan seorang breeder (atau peternak) mengancam seekor Rottweiler sampai ia mundur ketakutan. Anjing-anjing dari tempat-tempat seperti ini dijual secara daring di Tokopedia, dan di situs-situs e-commerce beserta grup lainnya, dan dikirim ke seluruh penjuru negri dengan menggunakan jasa pengiriman seperti KI8 Express untuk menyuplai toko-toko hewan, termasuk yang berada di Jakarta.

“Tidak bisa lari dari kebisingan, bau tak sedap dan kesakitan, anjing-anjing ini menghabiskan hari mereka dengan berjalan mondar-mandir di dalam kandang suram, bahkan tanpa selimut untuk membuat mereka nyaman,” kata Wakil Presiden PETA Jason Baker.

“PETA mendorong orang-orang untuk mengingat tangisan anjing-anjing ini dan tidak membeli hewan dari toko-toko hewan atau peternak.”

PETA mengingatkan bahwa setiap kali seseorang membeli anjing atau kucing “ras murni”, seekor anjing atau kucing di shelter (atau tempat penampungan) kehilangan kesempatan untuk mendapatkan rumah.

Para peternak dan toko-toko hewan juga sering menjual hewan kepada siapapun yang mau membeli, tanpa perduli apakah pembeli akan memperhatikan hewan tersebut dengan baik, dan apakah pembeli akan memperlakukan hewan sebagai keluarga atau pendamping, dan bukan sebagai komoditas.
Ini adalah beberapa alasan, diantara lainnya, mengapa PETA mendorong calon wali anjing untuk mengadopsi dari shelter-shelter, dimana jutaan hewan menantikan rumah permanen bagi mereka, dan untuk mensterilkan hewan pendamping tersebut.

PETA – dengan semboyan yang sebagiannya berbunyi “hewan bukan milik kita untuk disiksa dengan cara apapun” – menentang speiesisme, sebuah sudut pandang supremasi manusia./PETA Asia

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

Cara Merawat Kompor Tanam Gas: Tips Agar Awet, Aman, dan Tetap Elegan

Inilah beberapa cara merawat kompor tanam gas agar awet, aman, dan tetap elegan. Dengan rutin…

5 jam ago

BRI KCP Kalisari dan Kecamatan Pasar Rebo Dorong UMKM Naik Kelas Lewat Pemanfaatan AI

Jakarta Timur – Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan…

6 jam ago

Tanam 16.000 Bibit Mangrove, PT Pelindo Solusi Logistik Perkuat Ekosistem Blue Carbon untuk Mitigasi Perubahan Iklim

PT Pelindo Solusi Logistik (“SPSL”) sebagai subholding BUMN Kepelabuhanan Pelindo mempertegas komitmennya mendukung upaya global…

7 jam ago

WSBP Perkuat Governance, Risk Management, & Compliance untuk Capai Kinerja Berkelanjutan

PT Waskita Beton Precast Tbk (kode saham: WSBP) percaya bahwa penguatan penerapan Tata Kelola, Manajemen…

7 jam ago

Mengapa Biaya Pernikahan Sering Melewati Anggaran dan Bagaimana Mengatasinya

Pernikahan sering kali dianggap sebagai momen paling berharga dalam hidup seseorang. Ia bukan hanya tentang…

7 jam ago

BTC Berpeluang 50% Tembus US$140K Bulan Ini, Model Historis Beri Clue

Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…

17 jam ago

This website uses cookies.