BATAM – Kepala Rumah Tahanan Kelasa II A Batam. Yan Patmos menanggapi soal spekulasi penyebab kematian warga binaan bernama Siprianus Apiatus bin Philippus (27), Sabtu (10/4/2021).
Yan Patmos membantah adanya dugaan penganiayaan terhadap Siprianus Apiatus.
Ia mengatakan, dari laporan yang diterimanya, korban mengeluh sakit pada bagian perut sebelum diantarkan ke RSUD Embung Fatimah.
Menanggapi keluhan korban tersebut, para petugas kemudian memberikan obat guna meredakan rasa sakit yang dikeluhkannya.
“Korban mengatakan ada keluhan sakit, dan siangnya kita obati hingga merasa sehat kembali, namun malam nya sekitar pukul 22.00 WIB, Siprianus kembali ngeluh, lalu rekan korban panggil petugas ,” ujarnya kepada awak media, Senin(12/4/2021).
Yan Patmos menjelaskan, para petugas medis masih berada di lokasi, sehingga pihaknya masih dapat memberikan penanganan medis kepada Siprianus.
“Pada, Sabtu (10/4/2021), sekitar pukul 02.00 WIB, Siprianus kembali mengeluh karena lapar, kami langsung kasih makan, lalu bersangkutan kembali masuk ke kamarnya,” tegasnya.
Yan Patmos menuturkan, pada pukul 07.50 WIB, Siprianus kembali mengeluhkan sakit di bagian perut dan oleh petugas dirawat di klinik, korban minta balik ke kamar karena merasa sudah enak badan.
“Sejam setengah dirawat di klinik, korban minta balik ke kamar karena merasa sudah enak badan,” paparnya.
Yan menuturkan, setelah 15 menit setelah kembali dari klinik, Siprianus dikatakan kembali mengeluh, dan oleh petugas, Siprianus langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah untuk mendapatkan pertolongan medis.
“Tiba di Rumah Sakit, korban langsung diberi pertolongan. Namun sekitar dua jam kemudian, Siprianus menghembuskan nafas terakhirnya,” katanya lagi.
Dia pun menyebutkan, dengan peristiwa tersebut langsung di beritahukan kepada keluarga korban dan kuasa hukumnya.
Namun pihak dari korban tidak terima jika Siprianus di sebut meninggal karena sakit.
“Pihak keluarga mengatakan korban meninggal karena dianiaya. Padahal sebelum meninggal, korban mengalami sakit perut dan sudah kita lakukan penanganan semaksimal mungkin,” tuturnya.
Guna membuktikan hal tersebut, pihak Rutan dan keluarga korban hingga saat masih menunggu hasil otopsi dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Kepri
“Masih dilakukan otopsi, namun kami menjelaskan kami dari Rutan terbuka dan tidak ada menutup- nutupi apapun,” pungkasnya./EDW
Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan utama di pasar aset digital setelah seorang ekonom, Timothy Peterson, merilis…
Platform perdagangan aset kripto No. 1 di Indonesia, Tokocrypto, resmi membuka perdagangan token Aster (ASTER)…
BRI KCP Pasar Tanah Abang kini hadir lebih dekat dengan nasabah melalui layanan Weekend Banking.…
Jakarta, 8 Oktober 2025 - PT BRI Multifinance Indonesia (“BRI Finance”), anak usaha BRI Group…
Dalam semangat mempererat sinergi dan membangun kebersamaan lintas lembaga, BRI Region 6/Jakarta 1 menggelar pertandingan…
Harga emas (XAUUSD) bertahan di atas $4.000. Pahami analisis dari HSB Investasi mengenai faktor yang…
This website uses cookies.
View Comments