Categories: HUKRIM

Kasus Hotel BCC Batam, Jaksa “Bidik” Wie Meng dan Hasan

Diduga ada Saksi yang Membuat Keterangan Palsu di Persidangan 

BATAM – swarakepri.com : Kesaksian para pemegang saham PT Bangun Megah Semesta(BMS) yang berbeda-beda di persidangan kasus dugaa penggelapan di Hotel Batam City Condotel(BCC) ditanggapi serius oleh Jaksa Penuntut Umum(JPU) Aji Satrio Prakoso.

“Keterangan Wie Meng dan Hasan bertolak belakang di persidangan,” tegas Aji kepada swarakepri.com, sore tadi, Selasa(23/6/2015) di kantor Kejaksaaan Negeri Batam.

Aji mengatakan dalam kesaksiannya di persidangan, Hasan mengaku uang Rp 27,5 miliar itu adalah uang terdakwa Conti Chandra untuk membayar saham sedangkan Wie Meng mengaku uang itu dibagi lagi untuk bayar saham kepada pemegang saham,” jelasnya.

“Diantara kedua saksi ini ada yang sengaja membuat keterangan palsu di persidangan,” tegasnya.

Untuk diketahui pada pasal 242 KUHP, memberikan keterangan palsu dibawah sumpah diancam pidana 7 tahun penjara.

Diberitakan sebelumnya keterangan para pemegang saham PT Bangun Megah Semesta(BMS) pada kasus dugaan penggelapan di Hotel Batam City Condotel(BCC) dengan terdakwa Conti Chandra berbeda-beda saat memberikan kesaksian pada persidangan di Pengadilan Negeri Batam.

Salah satu perbedaan keterangan para saksi pemegang saham yang terungkap dalam persidangan diantaranya terkait penggunaan dana Rp 20 miliar yang dikatakan saksi Wie Meng, Andres Sie dan Hasan dalam persidangan.

Wie Meng dalam kesaksiannya tanggal 15 Juni 2015 mengaku bahwa terdakwa Conti Chandra telah menyerahkan uang sebanyak Rp 27,5 miliar kepada para pemilik saham PT BMS untuk pembayaran saham berdasarkan akta 89.

Uang tersebut kemudian digunakan sebanyak Rp 20 Miliar untuk membayar utang para pemegang saham dan suplier yang ada. Sedangkan sisanya dibagikan ke masing-masing pemegang saham sesuai dengan surat pernyataan pemegang saham nomor 1601.

Wie Meng juga mengaku setelah adanya surat pernyataan tersebut, kemudian dibuat akte No 4 di Kantor Notaris Anly Cenggana terkait penjualan saham dari Wie Meng kepada Tjipta Pudjiarta tanpa dihadiri Tjipta Pudjiarta.

Sementara itu Andres Sie, pemegang saham PT BMS lainnya dalam kesaksiannya di persidangan tanggal 22 Juni 2015 mengaku nilai saham sebesar Rp 27,5 miliar yang dituangkan dalam akta 89 diperoleh berdasarkan hitungan bersama para pemegang saham saat itu.

Namun uang tersebut tidak seluruhnya diterima oleh para pemegang saham dari Conti Chandra tapi diterima sesuai dengan surat pernyataan pemegang saham nomor 1601.

“Yang Rp 20 miliar digunakan untuk membayar utang perusahaan kepada suplier waktu pembangunan hotel,” kata Andres.

Ketika ditanyakan Majelis Hakim dari mana Conti Chandra mendapatkan uang Rp 27,5 miliar, Andres mengaku tidak tahu dan terlihat kebingungan.

“Saudara jika terbukti berbohong bisa dituntut,” kata Ketua Majelis Hakim Khairul Fuad mengingatkan saksi atas keterangannya.

Andres Sie kemudian mengatakan hanya mengetahui bahwa Conti Chandra mempunyai partner bisnis.

Hal berbeda diungkapkan Hasan, pemegang saham PT BMS lainnya dalam kesaksiannya tanggal 22 Juni 2015. Ia mengaku bersedia menandatangani Akta Jual Beli(AJB) nomor 03 atas perintah terdakwa Conti Chandra.

“Terdakwa suruh tandatangani akta 03 karena sudah ada pendamping untuk beli saham,” jelasnya.

Terkait terbitnya akta 98 untuk membatalkan akta 89 tentang keputusan RUPSLB PT BMS, Hasan mengatakan hal tersebut terjadi karena terdakwa Conti Chandra yang saat itu menjabat Direktur Utama telah mendapatkan pendamping untuk membeli saham.

“Dalam akta 89, terdakwa punya hak penuh untuk mencari pendamping,”ujarnya.

Hasan juga mengatakan bahwa surat pernyataan para pemegang saham PT BMS nomor 1601 tanggal 28 Juli 2011 dibuat karena adanya perubahan pembayaran hutang para pemegang saham menjadi Rp 6 Miliar lebih.

“Yang Rp 20 miliar adalah utang pribadi para pemegang saham kepada terdakwa dan membayar suplier,” jelasnya. (red/rudi)

Redaksi - SWARAKEPRI

View Comments

  • Apa ada urusan dgn jaksa ,,,apa mereka ada yg dirugikan ,,,sama sekali tidak terkait dgn si cipta penipu itu kami sebagai pengamat tidak ada syur sama berita yg tidak berbobok ALIAS PESANAN BRO

  • Buat kasus jerat hasan. wimeng apa segampang membalikan telapak tangan ,,,kami pembaca mengdukung mu jangan takut san ,,meng marilah kita menyanyikan lagu maju tak gentar menhadap jaksa. ,,,,,,,,,,emangnya kita besarnya mkan jagung

  • Kasihan. Ya tjipta kena tipu ,seperti tjipta lagi Iludi berat serta frustasi kali
    Berobat lah tjipta nanti kalau sembuh unag tipuan conti kami suruh kembalikan ke kamu ya ..sabar deh setelah kembalikan uang kamu dan ilusi kamu tidak kambuh pulang ya ke medan j,,janga ke batam tar kena tipu lagi sama yg lain

  • Kasihan. Ya tjipta kena tipu ,seperti tjipta lagi Iludi berat serta frustasi kali
    Berobat lah tjipta nanti kalau sembuh uang tipuan conti kami suruh kembalikan ke kamu ya ..sabar deh setelah kembalikan uang kamu dan ilusi kamu tidak kambuh lagi pulang ya ke medan j,,janga ke batam lg tar kena tipu lagi sama yg lain

  • Saksi saksi pada berbalik ke conti ya membuat tjipta stress berat dan depresi ada apa dgn tjipta sehinga meminta oknum oknum untuk melancarkan langkah langkah hukum untuk para saksi

  • Peng mantap ya komen tar nya sayang kurang detail aja ,,kalau bisa tahu pendapat kamu siapa yang menjadi penipu besar nya ,,,,,,,,,saksi saksi sudah ada peringatan jaksa apa ini bisa objektif terus maju kawal hukum kita kita di kepri biar tak melenceng ke laut ,,,peng terusksn pengawasan mu oh ya omong omong gaji lu di bayar siapa ha ha ha ha kalau coment kan harus ada bayaran dong

  • Gue gak perlu dibayar untuk apa kalau terima uang yg haram ,,apalagi uang tak jale bro ,, unruk mu cipta kami berdoa semoga tjipta diberi kesadaran sebelum ajal menjemput mu wahai tjipta sadarlah yg kamu lakukan itu berupa perampokan hotel milik orang lain,,walau pun kamu menang atas kasus bcc hotel tapi hidup mu penuh dgn sumpah sumpah dari masyarakat

  • aparat,penyidik,jaksa,jpu,hakim gmane rasanya dpt karungan uang panas tjipta hatinurani digadai demi iblis pnipu kakap

Share
Published by
Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BINUS @Bekasi Bukan Sekadar Kampus, Tapi Solusi Masa Depan SDM Indonesia

Indonesia tengah menghadapi tekanan ekonomi yang kompleks dan multidimensi. Ketidakstabilan global yang dipicu oleh ketegangan…

1 hari ago

Solo Terintegrasi, Stasiun dan Terminal Terhubung, Efisienkan Perjalanan Masyarakat Pada Saat Lebaran

PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan dan kemudahan bagi para pelanggan,…

2 hari ago

MAXY Academy Buka Sesi Konsultasi Gratis untuk Bantu Anak Muda Temukan Jalur Karier Digital

Jakarta, Kompas – Di tengah meningkatnya minat generasi muda untuk berkarier di dunia digital, masih…

3 hari ago

KA Bandara di Yogyakarta Catat Ketepatan Waktu 99,8% Selama Masa Angkutan Lebaran 2025

Yogyakarta — KA Bandara area Yogyakarta mencatat ketepatan waktu keberangkatan (on-time performance/OTP) yang sangat tinggi…

3 hari ago

Bitcoin Stabil di $84.000, Sentimen Pasar Masih Dibatasi Kekhawatiran Perang Dagang

Harga Bitcoin tercatat stabil pada level $84.447 pada Senin pagi (14/4), di tengah sentimen pasar…

3 hari ago

Mahasiswa Fashion Program BINUS UNIVERSITY Lakukan Immersion Trip ke Pekalongan: Mendalami Budaya, Menghidupkan Warisan dalam Karya

Dalam era globalisasi dan perkembangan industri fashion yang semakin dinamis, kebutuhan akan desainer yang tidak…

3 hari ago

This website uses cookies.