Kekerasan Seksual Tersembunyi di Industri Film Indonesia

Namun, Sandy tidak memungkiri dalam proses produksi, sering muncul kalimat yang sebenarnya dapat dimasukkan dalam kategori kekerasan seksual non fisik. Dalam adegan tertentu, muncul celetukan seputar kurang ke bawah atau rok yang kurang ke atas.

“Itu masih ada lah, di lingkungan ini. Dalam adegan tertentu, adalah suara-suara seperti itu, yang kalau mau kita masukkan sebagai kekerasan seksual non-fisik, itu bisa saja,” tambahnya.

Perempuan Penentu Industri

Industri film Indonesia relatif terbantu dari kekerasan seksual pada era tahun 2000-an, karena munculnya peran perempuan yang cukup dominan. Sutradara, penulis naskah sekaligus produsen perempuan, Nan Triveni Achnas menyebut, industri film Indonesia pernah mengalami kevakuman selama sepuluh tahun pada periode menjelang dan sekitar reformasi 1998.

Ketika bangkit kembali, perempuan cukup dominan di industri film Indonesia. Kebangkitan itu antara lain ditandai oleh produksi film dari Christine Hakim, Garin Nugroho, Mira Lesmana, Riri Reza, hingga Nia Dinata. Nan T Achnas sendiri memproduksi Pasir Berbisik, yang memperoleh delapan penghargaan internasional.

“Yang paling penting adalah, kebanyakan dari yang menentukan, yang menjadi decision maker itu adalah perempuan,” ujarnya.

Banyaknya perempuan di industri film ketika itu, karena sistem di era Orde Baru tidak berlaku kembali. Sebelumnya, untuk menjadi sutradara, seseorang harus setidaknya tiga kali menjadi pencatat skrip, dan tiga kali menjadi asisten sutradara. Melalui reformasi, perempuan leluasa tampil sebagai sutradara.

“Setelah reformasi, kebanyakan yang memiliki kekuasaan untuk menentukan keberadaan sebuah film, adalah perempuan,” tambahnya.

Saat ini, ketika produksi film semakin banyak, kasus kekerasan seksual di industri ini dilaporkan juga meningkat. Salah satu sebabnya, dominasi perempuan sebagai sutradara dan produser di era awal 2000-an tidak terjadi lagi. Nan T Achnas mengajak seluruh pelaku industri ini untuk lebih peduli.

“Sekarang, banyak produksi film dan banyak kejadian-kejadian yang saya kira itu perlu ada kesadaran terhadap apa yang terjadi sekarang,” ujarnya./VOA

Page: 1 2 3 4

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

SEOCon Forum Bali 2024: Tiket VIP Habis Terjual – Amankan Tiket Anda Sekarang!

SEOCon Forum Bali 2024, konferensi digital marketing terbesar di Asia Tenggara, dengan bangga mengumumkan bahwa…

1 hari ago

Kembali Gelar WSBP Inspiring Kindness: Girls on Site, WSBP Ajak Siswi SMAN 1 Kalijati Berkontribusi di Dunia Manufaktur dan Konstruksi

WSBP mengajak 25 siswi SMA Negeri 1 Kalijati untuk untuk memahami pentingnya kesempatan berkarir perempuan…

1 hari ago

Pesatnya Pertumbuhan Konten Kreator, URALA Indonesia Ajak Masyarakat Waspadai Penipuan

URALA Indonesia, Digital PR Agency di Indonesia, berkomitmen untuk selalu menghadirkan lingkungan kerja yang baik,…

1 hari ago

Ur’Ball: Pentol Sayur Kekinian, Misi Tim Wirausaha Merdeka Mahasiswa UNESA untuk Hidup Sehat Tanpa Ribet

Surabaya, 19 November 2024 – Tim Wirausaha Merdeka (WMK) UNESA memperkenalkan Ur’Ball, inovasi bakso berbahan…

1 hari ago

Scati Menunjuk MLV Teknologi sebagai Distributor Resmi di Indonesia

Scati, pemimpin global dalam solusi keamanan inovatif, dengan bangga mengumumkan penunjukan MLV Teknologi sebagai distributor…

1 hari ago

This website uses cookies.