Keluarga Korban Mutilasi Oknum TNI di Papua Menuntut Keadilan

Menurut pengacara keluarga korban, Gustaf Kawer, para pelaku sudah merencanakan aksinya sejak 19 Agustus 2022. (Foto: Courtesy/Gustaf Kawer)

Keluarga Sampaikan Kronologi

Empat korban dalam tragedi ini adalah Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Lemaniol Nirigi dan Atis Tini. Keluarga korban terakhir mengetahui keberadaan mereka pada Senin (22/8). Menurut keluarga, keempat orang dari Nduga itu pergi ke Timika untuk berbelanja kebutuhan barang. Anggota keluarga lain mulai resah karena kehilangan kontak selama dua hari sejak kepergian keempatnya.

“Sejak hari senin 22 Agustus 2022 keluarga belum menemukan laporan dan atau informasi dari manapun hingga hari di mana menemukan jasad Arnold Lokbere, menggegerkan kami keluarga korban,” papar Aptor Lokbere, perwakilan keluarga dalam pernyataan tertulis.

Keluarga menyusun keterangan terkait hilangnya empat orang korban, sekaligus membantah klaim bahwa salah satu dari korban adalah simpatisan TPNPB. Keluarga pertama kali berhasil menemukan korban atas nama Arnold Lokbere, di kamar jenazah RSUD Mimika. Proses pencarian pun terus berlanjut hingga keempatnya akhirnya berhasil ditemukan.

“Keluarga tidak menerima keempat korban dibunuh secara biadab, tidak berperikemanusiaan. Keempat korban adalah murni warga sipil,”tambah Aptor.

Keterangan terkait status korban sebagai warga sipil dan bukan bagian dari TPNPB juga disampaikan Bupati Kabupaten Nduga.

Karena itulah, keluarga menuntut pemerintah menangkap dan memproses para pelaku seadil-adilnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. Selain itu juga mengungkapkan motif pembunuhan keluarga mereka.

“Pembunuhan seperti ini tidak wajar, sehingga motif apa itu kami harus tahu. Dengan alasan apapun, manusia tidak bisa dibunuh dengan cara-cara keji seperti ini,” tambah Aptor.

Setelah dimutilasi, para korban dimasukkan karung dan dibuang di sungai. (Foto: Courtesy/Gustaf Kawer)

Keluarga korban juga menilai, pembunuhan yang dilakukan oknum anggota TNI ini mengerikan. Mereka meminta Komnas HAM RI, Komisi I DPR RI dan berbagai lembaga pembela HAM membentuk tim investigasi guna mengungkapkan kasus ini.

Selain Aptor Lokbere, pernyataan juga disampaikan oleh Juli Gwijangge, Latus Nirigi dan Gilpinus Tini mewakili keluarga masing-masing.

Page: 1 2 3

Redaksi - SWARAKEPRI

Recent Posts

BP Batam – Kemenhub Gelar Sosialisasi Penyusunan SKP

BATAM - Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Biro Sumber Daya Manusia (SDM) bersama Kementerian…

1 hari ago

BP Batam Evaluasi Kinerja dan Target Capaian Penerimaan, Pendapatan dan Belanja Badan Usaha Tahun 2024

BATAM - Direktorat Peningkatan Kinerja dan Manajemen Risiko BP Batam mengadakan rapat kerja Rencana Strategis…

1 hari ago

BEI, Catat Perusahaan Baru Terbanyak di ASEAN

Jakarta - Sebagai tempat berlangsungnya transaksi perdagangan efek di pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI)…

1 hari ago

BP Batam Dukung Sinergi Pengelolaan dan Penataan Kewenangan Kepelabuhanan di KPBPB Batam

BATAM - Batam, 19 September 2024 – Dalam rangka mendukung pelaksanaan monitoring dan evaluasi kebijakan…

1 hari ago

AFJ Gelar Festival Mini Suarakan Kesejahteraan Ayam Petelur

YOGYAKARTA - Animal Friends Jogja (AFJ) kembali menghadirkan AFJ F.A.I.R #2 (Farmed Animals Initiative Response)…

1 hari ago

NextHub Global Summit 2024: Kolaborasi Kemenkominfo dan Nexticorn Foundation Dorong Ekosistem Startup Nasional

Kementerian Kominfo dan Nexticorn Foundation akan menyelenggarakan NextHub Global Summit 2024 di Bali, 23-25 September,…

1 hari ago

This website uses cookies.